Jun 27, 2025

Apple Rilis iPhone 16 dengan Fitur AI

Default Featured Image

Apple kembali memukau dunia teknologi dengan peluncuran iPhone 16 yang dilengkapi dengan fitur kecerdasan buatan (AI) canggih. Dalam acara peluncuran yang digelar Senin (9/9/2024), CEO Apple, Tim Cook, menegaskan bahwa perangkat terbaru ini dirancang dari awal untuk memaksimalkan Apple Intelligence, sebuah teknologi AI yang akan mengubah cara pengguna berinteraksi dengan ponsel pintar mereka.

“Generasi berikutnya dari iPhone telah dirancang untuk Apple Intelligence sejak awal, dan ini menandai era baru yang menarik,” kata Cook.

Ponsel ini dihadirkan di tengah perlambatan penjualan iPhone, dengan Apple berharap AI menjadi pendorong utama bagi konsumen untuk memperbarui perangkat mereka. Fitur baru ini tidak hanya memperkuat asisten pribadi Siri, tetapi juga menawarkan kemampuan untuk memahami dan mengenali objek yang tertangkap oleh kamera.

### Apple Intelligence

Dalam peluncuran tersebut, Craig Federighi, kepala teknik perangkat lunak Apple, menjelaskan bagaimana Apple Intelligence akan membawa Siri ke level baru. Siri kini menjadi lebih natural, kontekstual, dan personal bagi penggunanya. 

“Apple Intelligence menandai awal era baru bagi Siri, membuatnya lebih alami, lebih relevan secara kontekstual, dan lebih personal,” ungkap Federighi.

Versi uji coba Apple Intelligence akan tersedia dalam bahasa Inggris AS bulan depan, dengan peluncuran bahasa Inggris lokal lainnya seperti Inggris dan Australia dijadwalkan pada Desember. Bahasa lain, seperti Mandarin, Prancis, Jepang, dan Spanyol, akan menyusul pada tahun depan.

### iPhone 16 dan iPhone 16 Plus

iPhone 16 dibekali dengan chip A18 terbaru, memberikan performa yang lebih cepat dan efisien. Ponsel ini juga memiliki bagian belakang aluminium dengan tombol kustomisasi baru yang dapat digunakan untuk kontrol kamera. iPhone 16 akan tersedia mulai dari harga $799, sementara versi lebih besar, iPhone 16 Plus, dibanderol $899.

Selain itu, Apple meluncurkan model iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max, yang terbuat dari bahan titanium dan dilengkapi chip A18 Pro yang lebih canggih. Dengan kemampuan AI yang lebih kuat, ponsel ini bahkan dapat memberikan saran untuk pengaturan foto terbaik saat pengambilan gambar. iPhone 16 Pro dibanderol mulai dari $999, dan iPhone 16 Pro Max mulai dari $1.199.

Selain itu, kompetitor Apple dari China yaitu Huawei juga meluncurkan ponsel lipat berbentuk Z yang telah menarik lebih dari 3 juta pre-order. Ini menunjukkan bahwa Huawei, meskipun terkena sanksi dari AS, tetap mampu bersaing dengan Apple, khususnya di pasar China yang sangat antusias terhadap fitur-fitur AI.

Menurut Ben Bajarin, CEO Creative Strategies, pasar China sangat menginginkan fitur AI lebih daripada pasar AS. Namun, Bajarin juga menekankan bahwa Apple mungkin akan kesulitan memperkenalkan Apple Intelligence ke China dengan segera karena tantangan regulasi dan persaingan yang ketat.

Selain iPhone, Apple juga memperkenalkan beberapa produk baru lainnya, termasuk Apple Watch Series 10 yang lebih tipis dengan layar 30% lebih besar. Jam tangan ini mampu mendeteksi masalah kesehatan seperti sleep apnea serta merespons keadaan darurat seperti jatuh. Harga Apple Watch Series 10 dimulai dari $399, sedangkan versi lebih tangguh, Watch Ultra 2, dibanderol $799.

Apple juga memperkenalkan AirPods 4 dengan desain baru yang lebih nyaman dan kualitas suara yang lebih baik. AirPods terbaru ini juga dilengkapi fitur pendukung alat bantu dengar yang telah diajukan untuk persetujuan regulasi di AS.

Apple Rilis iPhone 16 dengan Fitur AI
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan