Jun 29, 2025

SEC Hentikan Kasus Consensys! Apa Dampaknya bagi Ethereum dan DeFi?

Default Featured Image

Regulator Melunak, Consensys Menang

Dalam langkah yang mengejutkan industri kripto, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sepakat untuk membatalkan kasus penegakan hukum terhadap Consensys, perusahaan pengembang blockchain di balik MetaMask dan berbagai proyek Ethereum. Pengumuman ini disampaikan pada 27 Februari 2025, menandai salah satu kemenangan besar bagi industri kripto dalam menghadapi regulasi yang semakin ketat.

Keputusan SEC ini masih menunggu persetujuan final, tetapi jika disahkan, Consensys akan terbebas dari tuduhan bahwa mereka menjual sekuritas tanpa izin melalui layanan MetaMask Staking dan beroperasi sebagai broker tanpa registrasi.

CEO Consensys, Joseph Lubin, menyambut baik keputusan ini dan menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan hanya demi perusahaan sendiri, tetapi juga demi seluruh ekosistem blockchain.

“Tidak ada perusahaan yang ingin menjadi target tindakan hukum, tetapi ini adalah tugas dan kehormatan kami untuk membela pengembang perangkat lunak blockchain saat mereka paling membutuhkan,” ujar Lubin.

Dari Tuntutan hingga Kemenangan: Apa yang Terjadi?

Kasus ini bermula pada 28 Juni 2024, ketika SEC menuduh Consensys melakukan pelanggaran terkait layanan MetaMask Staking dan MetaMask Swaps. SEC mengklaim bahwa perusahaan tersebut telah:

Menjual sekuritas tanpa izin melalui penyedia staking likuid seperti Lido dan Rocket Pool sejak Januari 2023.
Beroperasi sebagai broker tidak terdaftar, yang melanggar aturan sekuritas AS.

Namun, dengan adanya perubahan kepemimpinan di SEC dan pendekatan regulasi yang lebih fleksibel, banyak kasus penegakan hukum terhadap perusahaan kripto mulai dicabut.

Perubahan Sikap SEC: Era Baru bagi Kripto?

Langkah SEC ini tidak berdiri sendiri. Dalam beberapa pekan terakhir, regulator ini juga telah menutup kasus terhadap Coinbase, Robinhood Crypto, Uniswap Labs, dan Gemini. Bahkan, Justin Sun, pendiri Tron, kini sedang dalam negosiasi untuk menyelesaikan litigasi dengan SEC.

Sikap yang lebih lunak ini terjadi setelah Mark Uyeda ditunjuk sebagai ketua sementara SEC dan pembentukan Crypto Task Force. Banyak pihak menilai bahwa kebijakan baru ini lebih mendukung inovasi sambil tetap melindungi investor.

Lubin sendiri mengakui perubahan sikap SEC ini sebagai langkah positif bagi ekosistem kripto. Ia menegaskan bahwa Consensys akan terus bekerja sama dengan pembuat kebijakan demi menciptakan regulasi yang seimbang antara perlindungan konsumen dan pertumbuhan industri.

Apa Dampaknya bagi Masa Depan Ethereum?

Dengan berakhirnya kasus ini, Consensys kini dapat kembali fokus pada pengembangan teknologi blockchain dan Ethereum. Lubin optimis bahwa masa depan Ethereum akan semakin cerah, terutama dengan meningkatnya adopsi keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan solusi staking berbasis blockchain.

Adapun beberapa implikasi dari kemenangan Consensys ini:

Lebih sedikit hambatan regulasi bagi pengembang blockchain di AS.
Meningkatkan kepercayaan investor terhadap Ethereum dan proyek DeFi.
Potensi percepatan regulasi yang lebih jelas bagi industri staking dan layanan kripto lainnya.

Pembatalan kasus SEC terhadap Consensys menjadi sinyal penting bahwa regulator mulai mengubah pendekatan mereka terhadap industri kripto. Meski demikian, masih banyak tantangan regulasi yang harus dihadapi.

Apakah ini berarti SEC akan semakin ramah terhadap inovasi blockchain? Ataukah hanya jeda sementara sebelum regulasi lebih ketat diterapkan?

Yang jelas, kemenangan ini memberikan angin segar bagi Ethereum, DeFi, dan pengembang blockchain di seluruh dunia.

SEC Hentikan Kasus Consensys! Apa Dampaknya bagi Ethereum dan DeFi?
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan