Jun 29, 2025

SEC Hentikan Investigasi Uniswap, UNI Langsung Meroket 5%

Default Featured Image

Kabar baik datang bagi dunia DeFi! Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) secara resmi menghentikan investigasi terhadap Uniswap Labs tanpa mengambil tindakan hukum lebih lanjut. Keputusan ini sontak mendorong harga token UNI naik 5%, mencerminkan optimisme pasar terhadap regulasi yang lebih bersahabat bagi ekosistem keuangan terdesentralisasi.

Investigasi SEC yang berlangsung lebih dari tiga tahun terakhir menargetkan Uniswap Labs atas dugaan beroperasi sebagai broker, bursa, dan lembaga kliring tidak terdaftar, serta penerbitan sekuritas tanpa izin. Namun, dengan keputusan terbaru ini, Uniswap berhasil lolos dari potensi tuntutan, memberikan kemenangan besar bagi industri Decentralized Finance (DeFi).

Uniswap Lolos dari Jerat Hukum

Founder Uniswap, Hayden Adams, menyambut baik keputusan ini dengan menyebutnya sebagai “kemenangan besar untuk DeFi.” Menurutnya, langkah SEC yang mencoba menerapkan regulasi TradFi (keuangan tradisional) ke dunia DeFi adalah pendekatan yang keliru.

“Teknologi desentralisasi dan self-custody sangat berbeda dengan sistem keuangan terpusat yang ingin digantikan. Transparansi yang ditawarkan DeFi bahkan lebih tinggi dibanding TradFi,” ujar Adams.

Sepanjang investigasi, Uniswap Labs konsisten menolak tuduhan bahwa mereka beroperasi sebagai broker atau bursa yang melanggar regulasi. Mereka berargumen bahwa protokol Uniswap hanyalah perangkat lunak berbasis smart contract yang berjalan secara otonom di blockchain publik, tanpa entitas terpusat yang mengendalikan transaksi.

Perubahan Sikap SEC?

Penghentian investigasi ini menjadi sinyal bahwa regulator AS mulai melunak terhadap industri kripto, terutama setelah bertahun-tahun menargetkan berbagai platform DeFi dengan tuntutan hukum. Jake Chervinsky, Chief Legal Officer di Variant Fund, menyebut keputusan ini sebagai “clean bill of health” bagi Uniswap, sekaligus mengkritik tindakan SEC yang sering kali menghambat inovasi dengan investigasi panjang dan berbiaya tinggi.

Regulasi terhadap kripto di AS sendiri masih menjadi perdebatan besar. Beberapa pejabat menyerukan pendekatan lebih konstruktif, dengan regulasi yang lebih jelas dan mendukung inovasi. Namun, masih ada kubu regulator yang ingin menempatkan industri ini di bawah aturan ketat seperti halnya lembaga keuangan tradisional.

Adams pun menyatakan optimisme bahwa dialog yang lebih baik dengan Kongres dan regulator akan membantu menciptakan kerangka hukum yang lebih jelas bagi DeFi, memungkinkan inovasi berkembang tanpa terhambat ketidakpastian hukum.

Harga UNI Langsung Naik, Pasar DeFi Makin Bergairah

Begitu kabar ini mencuat, harga token UNI melonjak 5%, dari $7,87 menjadi $8,28, menurut data CryptoSlate. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa investor melihat keputusan SEC sebagai awal dari era baru bagi DeFi di mana proyek-proyek berbasis blockchain dapat beroperasi dengan lebih sedikit tekanan hukum.

Di tengah dominasi Bitcoin dan Ethereum, sektor DeFi terus berkembang sebagai alternatif keuangan global yang lebih terbuka, transparan, dan efisien. Jika tren positif ini berlanjut, proyek seperti Uniswap bisa menjadi pionir dalam membangun masa depan keuangan tanpa perantara.

Kemenangan Hukum, Momentum Bullish?

Kasus Uniswap menjadi bukti bahwa regulasi kripto tidak bisa dipaksakan dengan pendekatan tradisional. Dengan SEC mundur dari investigasi ini, industri DeFi mendapatkan angin segar untuk terus berkembang. Namun, pertanyaan besarnya adalah:

* Apakah SEC benar-benar mulai melunak terhadap kripto, atau ini hanya pengecualian?
* Akankah kemenangan Uniswap membuka jalan bagi DeFi lainnya untuk beroperasi dengan lebih leluasa?

Yang jelas, keputusan ini membawa kepercayaan baru bagi pasar, dan investor kini bersiap menghadapi gelombang inovasi DeFi berikutnya.

SEC Hentikan Investigasi Uniswap, UNI Langsung Meroket 5%
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan