Jun 29, 2025

Robinhood Mengisyaratkan Peluncuran Bitcoin Berjangka

Default Featured Image

Robinhood, platform pialang online, telah meluncurkan perdagangan kontrak berjangka (futures) untuk Bitcoin (BTC) dan berbagai aset lainnya.

Dalam pengumuman pada 29 Januari, Robinhood menyebutkan bahwa mereka akan menyediakan kontrak berjangka untuk beberapa aset seperti “S&P 500, minyak, Bitcoin, dan lainnya,” sebagaimana tercantum di situs web mereka. Walaupun fokus utama platform ini adalah perdagangan saham, Robinhood mulai menawarkan layanan perdagangan kripto sejak 2018.

Selain kontrak berjangka untuk BTC, Robinhood juga berencana mendukung perdagangan kontrak berjangka untuk Ether (ETH), sebagaimana diungkapkan melalui situs resminya.

Sejak 2024, Robinhood terus memperluas opsi investasinya di luar saham dan kripto spot seperti Bitcoin. Pada bulan Oktober lalu, perusahaan ini memperkenalkan kontrak khusus bagi pengguna tertentu untuk bertaruh pada hasil pemilihan presiden. Selanjutnya, pada bulan November, mereka mulai menambahkan dukungan untuk berbagai altcoin, termasuk Solana (SOL), XRP, dan Pepe (PEPE), menurut laporan dari Bloomberg.

Meningkatnya Kompetisi

Beberapa pialang online tradisional lainnya sedang mempertimbangkan langkah serupa. Morgan Stanley, salah satu manajer aset terbesar di dunia, dikabarkan sedang menjajaki opsi untuk menawarkan perdagangan kripto melalui platform online E-Trade, menurut laporan The Information pada 2 Januari.

Permintaan untuk kontrak berjangka Bitcoin semakin tinggi, dengan nilai open interest mencapai hampir $65 miliar pada 29 Januari, berdasarkan data dari Glassnode.

Robinhood akan menghadapi persaingan dari sejumlah kompetitor seperti CME Group, bursa berjangka terbesar di AS, dan Coinbase Derivatives Exchange, yang sudah menawarkan kontrak berjangka untuk BTC, ETH, serta altcoin seperti Litecoin (LTC) dan Dogecoin (DOGE).

Dalam sebuah unggahan pada 29 Januari, salah satu pendiri Blockworks, Mike Ippolito, menyatakan bahwa keputusan Robinhood untuk meluncurkan kontrak berjangka BTC memperkuat keyakinannya bahwa platform ini akan mampu bersaing dengan Coinbase sebagai salah satu platform perdagangan crypto terkemuka sebelum akhir tahun 2025.

Kontrak berjangka merupakan perjanjian yang mengatur pembelian atau penjualan aset tertentu di masa mendatang dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Instrumen ini penting dalam strategi lindung nilai (hedging) bagi investor institusional dan juga diminati oleh para spekulan karena memungkinkan perdagangan dengan leverage untuk meningkatkan potensi keuntungan.

Robinhood Mengisyaratkan Peluncuran Bitcoin Berjangka
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan