Jun 29, 2025

Nvidia Akuisisi Run:ai Senilai $700 Juta

Default Featured Image

Nvidia, raksasa chip AI global, secara resmi mengakuisisi startup Israel Run:ai dalam kesepakatan senilai $700 juta. Akuisisi ini, yang selesai pada 30 Desember 2024, dirancang untuk memperkuat posisi Nvidia di pasar AI dengan mengintegrasikan teknologi optimisasi perangkat keras untuk aplikasi AI.

### Run:ai: Optimalisasi GPU Kini Open-Source

Sebagai bagian dari akuisisi ini, Run:ai mengumumkan bahwa perangkat lunaknya akan menjadi open-source, memungkinkan pesaing seperti AMD dan Intel memanfaatkan teknologi tersebut untuk perangkat keras mereka. Langkah ini dianggap sebagai strategi Nvidia untuk meredakan kekhawatiran antimonopoli, sambil memacu inovasi di seluruh ekosistem AI.

Teknologi Run:ai fokus pada orchestrasi beban kerja AI yang cerdas, memastikan sumber daya GPU digunakan secara optimal. Hal ini menciptakan peluang besar bagi organisasi di sektor keuangan, cloud computing, dan robotik untuk meningkatkan efisiensi infrastruktur AI mereka.

### Regulasi dan Persetujuan Internasional

Akuisisi ini sempat tertunda akibat investigasi oleh Komisi Eropa dan Departemen Kehakiman AS yang memeriksa potensi dampaknya terhadap kompetisi pasar. Namun, pada 20 Desember 2024, Nvidia memperoleh persetujuan tanpa syarat dari Uni Eropa, yang menyatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak mengancam persaingan di blok tersebut.

Analis percaya bahwa langkah open-source yang diambil Nvidia adalah kunci untuk memenangkan persetujuan ini sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas industri.

### Integrasi dan Ekspansi Nvidia

Run:ai akan bergabung dengan operasi Nvidia di Israel, yang melibatkan 4.000 karyawan di tujuh pusat R&D. Integrasi ini diharapkan memperkuat kemampuan Nvidia dalam mendukung beban kerja AI, memperluas inovasi, dan menciptakan solusi canggih untuk sektor AI global.

Aksi korporasi ini terjadi setelah Nvidia memperkenalkan komputer generasi terbaru untuk robot humanoid bernama Jetson Thor, menandai langkah besar perusahaan dalam sektor robotik. Sebagai teknologi kunci dalam evolusi robotika, Jetson Thor memperkuat ambisi Nvidia untuk memimpin dalam transformasi teknologi global.

### Persaingan di Pasar AI Semakin Ketat

Akuisisi ini menegaskan dominasi Nvidia di pasar AI yang semakin kompetitif. Rival seperti AMD dan raksasa cloud seperti Amazon, Microsoft, dan Google telah mulai mengembangkan solusi semikonduktor alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada Nvidia.

Namun, dengan langkah strategis seperti akuisisi Run:ai dan ekspansi ke sektor robotik, Nvidia memperlihatkan komitmen untuk tidak hanya mempertahankan posisi terdepan, tetapi juga meningkatkan aksesibilitas dan inovasi dalam ekosistem AI global.

Nvidia Akuisisi Run:ai Senilai $700 Juta
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan