Jun 30, 2025

Pengecualian Tarif Elektronik Sementara dari Trump Dorong Penguatan Saham AS

Default Featured Image

Saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada hari Senin menyusul pengumuman dari Gedung Putih bahwa barang elektronik konsumen utama akan dikecualikan sementara dari tarif resiprokal Presiden Donald Trump. 

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 312 poin, atau 0.7% pada penutupan perdagangan. Indeks S&P 500 naik 0.8%, sementara indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi meningkat 0.6%. 

Berbicara di Gedung Putih pada hari Senin, Trump mengisyaratkan kesediaan untuk melonggarkan tarif lebih lanjut, mengatakan bahwa ia berupaya “membantu beberapa perusahaan mobil” setelah penerapan bea masuk mobil sebesar 25%. 

Smartphone, komputer, flat panel TV displays (FPD), chip memori, perangkat penyimpanan berbasis semikonduktor, dan barang elektronik lainnya termasuk di antara barang-barang yang dikecualikan dari tarif balasan pemerintahan Trump, menurut buletin dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (U.S. Customs and Border Protection) yang diterbitkan Jumat malam. 

Berita ini mengisyaratkan kemungkinan keringanan bagi perusahaan teknologi yang khawatir dengan tarif 145% Trump atas semua barang dari China. 

Namun, Presiden dan para Penasihat Ekonominya menekankan selama akhir pekan bahwa penangguhan apa pun akan bersifat sementara, dengan tarif spesifik akan dikenakan pada barang-barang yang dimasukkan dalam klasifikasi keamanan nasional baru.

Trump mengunggah di Truth Social pada hari Minggu mengatakan bahwa “tidak ada ‘pengecualian’ Tarif yang diumumkan pada hari Jumat”, dan bahwa tarif semikonduktor akan “hanya dipindahkan ke ‘kelompok’ Tarif yang berbeda.” 

“TIDAK ADA yang ‘lolos’ dari Neraca Perdagangan yang tidak adil, dan Hambatan Tarif Non-Moneter, yang telah digunakan Negara-negara lain terhadap kita, terutama China yang sejauh ini memperlakukan kita paling buruk!” tulis Trump. 

“Kami sedang mengkaji Semikonduktor dan SELURUH RANTAI PASOKAN ELEKTRONIK dalam Investigasi Tarif Keamanan Nasional yang akan datang,” tambah Trump.

‘Langkah Mundur dari Tepi Jurang bagi Perusahaan Teknologi’

Saham-saham teknologi utama sebagian besar melonjak pada hari Senin. Saham Apple, yang bergantung pada rantai pasokan yang sebagian besar berbasis di China naik 2.2%.

“Ini adalah langkah mundur dari tepi jurang bagi perusahaan teknologi,” kata Dan Ives, seorang Direktur Pelaksana Riset Ekuitas di Firma Investasi Wedbush, kepada ABC News. 

Pergerakan saham menunjukkan hasil beragam untuk kelompok lain yang disebut “Magnificent Seven”, sekelompok raksasa teknologi yang membantu mendorong kenaikan stock market dalam beberapa tahun terakhir. 

Induk perusahaan Google, Alphabet, meningkat 1.2%. Tesla, produsen mobil listrik yang dipimpin oleh Elon Musk naik tipis 0.05%. Induk perusahaan Facebook, Meta, turun 2.2%, sementara Microsoft turun 0.1%. Produsen chip Nvidia juga turun 0,1%. 

Pengumuman tarif Trump telah mendorong volatilitas tajam dalam beberapa minggu terakhir, yang berarti kenaikan saham teknologi bisa berbalik arah, kata Ives.

“Semua kemungkinan masih terbuka dan situasinya bisa berubah dalam 15 menit,” kata Ives. 

> “Setidaknya pada hari Senin, situasinya berada dalam posisi yang lebih baik daripada pada hari Jumat, dari sudut pandang teknologi.” 

Trump tidak membantah pada Sabtu malam ketika seorang Reporter meminta rincian tentang “pengecualian.” “’Saya akan berikan jawaban itu pada hari Senin. Kami akan sangat spesifik pada hari Senin,”kata Trump. 

> “Kita mendapatkan banyak uang. Sebagai negara, kita mendapatkan banyak uang.”

Kenaikan di

 Market Asia dan Eropa

Lonjakan saham AS mengikuti kenaikan di market Asia dan Eropa. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan regional ditutup naik 2.4% dengan Indeks Teknologi Hang Seng naik lebih dari 2%.

Di daratan, Indeks Komposit Shanghai naik 0.76% dan Indeks Komponen Shenzhen naik 0.51%. Di Jepang, Nikkei 225 di Tokyo naik 1.18%, sementara indeks Topix yang lebih luas naik hampir 0.9%. 

Di tempat lain, indeks Kospi Korea Selatan naik 0.95% dan S&P/ASX 200 Australia ditutup 1.34% lebih tinggi. Indeks Taiex Taiwan turun tipis 0.08%. 

Saham-saham teknologi berkinerja sangat baik. 

Tokyo Electron naik 2%, Advantest produsen alat pengujian naik 5.4%, dan Samsung Electronics Korea Selatan menguat 1.4%. 

Di Eropa, STOXX 600 pan-kontinental naik 1.8% pada pembukaan. Indeks DAX Jerman naik lebih dari 2%, CAC 40 Prancis naik 1.9%, dan FTSE 100 Inggris naik 1.95%.

Pengecualian Tarif Elektronik Sementara dari Trump Dorong Penguatan Saham AS
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan