Jun 30, 2025

Kripto Melesat! Bitcoin & Ethereum Menguat, Dogecoin Terpeleset, Trump Ubah Haluan Dagang

Default Featured Image

Pasar kripto tengah dilanda gairah baru. Bitcoin kembali menggeliat, sempat menembus angka $94.000 sebelum akhirnya konsolidasi di kisaran $93.000 pada hari Rabu (23/4). Ethereum pun tak mau ketinggalan, berhasil menembus angka $1.800 untuk pertama kalinya sejak awal April.

Namun di tengah euforia ini, Dogecoin malah tersandung tertekan setelah sempat rebound tajam awal pekan. Fenomena ini terjadi beriringan dengan manuver politik Donald Trump yang mengisyaratkan pelonggaran tarif perdagangan terhadap China kebijakan yang langsung mengguncang sentimen pasar global.

Dalam waktu 24 jam terakhir, lebih dari $351 juta posisi kripto terlikuidasi, sebagian besar dari posisi pendek (short), dengan hampir $190 juta posisi bearish tersapu pasar. Sorotan utama tentu tertuju pada Bitcoin: bila BTC benar-benar menembus $95.000, hampir $289 juta posisi short tambahan terancam lenyap.

Tapi di balik potensi keuntungan besar itu, analis memperingatkan satu hal penting situasi saat ini “seperti berjalan di atas es tipis.”

Dominasi Bitcoin Kekuatan atau Ancaman?

Menurut tim analis dari B2BINPAY, dominasi Bitcoin saat ini berada pada angka tinggi: 64,3% dari total kapitalisasi pasar kripto. Ini artinya, jika BTC tergelincir sedikit saja, dampaknya bisa jauh lebih menghancurkan bagi altcoin.

Korelasi negatif yang tinggi ini menempatkan investor altcoin pada risiko besar. Dominasi seperti ini biasanya menandai fase “flight to safety” di kalangan investor kripto, dengan mereka meninggalkan altcoin dan beralih ke Bitcoin sebagai penyimpan nilai utama.

Hal ini selaras dengan Indeks Fear and Greed yang menunjukkan kondisi “Greed”, mengisyaratkan tekanan beli yang tinggi, tapi juga potensi koreksi ekstrem akibat euforia berlebihan.

Ethereum dan Titik Balik Teknis

Ethereum sendiri menunjukkan “reaksi kuat” ketika menguji zona dukungan historis, menurut analis kripto populer Rekt Capital. Stabilitas harga di area ini disebut penting untuk membangun basis pembalikan tren.

Jika Ethereum mampu mempertahankan posisi di atas $1.800, bukan tidak mungkin kita akan melihat ETH menembus kembali $2.000 dalam beberapa minggu ke depan, terutama jika tekanan makroekonomi mendukung.

Politik Faktor X yang Mengayun Pasar

Di luar kripto, pasar saham AS juga merespons positif. Indeks Dow Jones naik 419 poin (1,07%), S&P 500 menguat 1,67%, dan Nasdaq melonjak 2,5%. Lonjakan ini terjadi di tengah kabar bahwa Donald Trump yang sebelumnya dikenal keras terhadap China berbalik arah dan mempertimbangkan penurunan tarif dari 145% ke kisaran 50-65%.

Lebih mengejutkan lagi, Trump kini melunak terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, menyatakan tidak ada niat untuk memecatnya. Hal ini membuka spekulasi bahwa jika Trump kembali ke Gedung Putih, arah kebijakan moneter dan fiskal AS bisa lebih akomodatif terhadap pasar.

Pasar Kripto Di Persimpangan Jalan

Kapitalisasi pasar kripto global saat ini berada di angka $2,93 triliun, naik tipis 0,11% dalam 24 jam terakhir. Namun ini bukan sekadar angka. Ini adalah bukti bahwa likuiditas mulai kembali masuk ke aset-aset digital, meskipun dengan nuansa kehati-hatian.

Pasar saat ini berada di antara dua kutub: optimisme terhadap pelonggaran ekonomi global dan kekhawatiran atas tekanan makro yang belum sepenuhnya mereda.

Bagi investor, ini bukan waktunya untuk euforia. Ini waktunya membaca pasar seperti membaca peta tambang dengan hati-hati, penuh pertimbangan, dan jangan terlalu cepat tergiur oleh kilauan angka.

Bitcoin dan Ethereum menunjukkan kekuatan teknikal yang menjanjikan, namun investor perlu waspada terhadap dominasi Bitcoin yang tinggi, potensi koreksi mendadak, serta risiko politik global. Di balik reli harga, ada lapisan dinamika yang menuntut pengamatan tajam karena dalam pasar seperti ini, peluang dan kehancuran sering datang dari pintu yang sama.

Kripto Melesat! Bitcoin & Ethereum Menguat, Dogecoin Terpeleset, Trump Ubah Haluan Dagang
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan