Jun 30, 2025

GM dan NVIDIA Resmikan Kolaborasi AI: Masa Depan Mobil dan Pabrik Cerdas Dimulai

Default Featured Image

Di era ketika mobil bukan lagi sekadar alat transportasi, melainkan pusat komputasi berjalan, General Motors (GM) dan NVIDIA mengumumkan kemitraan strategis yang menggemparkan industri otomotif global.

Dalam forum NVIDIA GTC 2025, kedua raksasa ini memperkenalkan kolaborasi jangka panjang untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), simulasi digital, dan komputasi akseleratif dalam pengembangan kendaraan masa depan mulai dari pabrik hingga pengalaman berkendara di dalam kabin.

AI: Otak Baru dalam Dunia Otomotif

Kendaraan generasi berikutnya yang akan dibangun GM kini didukung oleh NVIDIA DRIVE AGX, sebuah platform komputasi berbasis arsitektur NVIDIA Blackwell. Sistem ini mampu memproses hingga 1.000 triliun operasi per detik, mempercepat pengembangan sistem otonom dan fitur keselamatan berbasis AI di dalam kendaraan.

Namun, yang paling menarik bukan hanya mobilnya melainkan bagaimana mobil itu dibuat.

GM akan menggunakan NVIDIA Omniverse™ dan NVIDIA Cosmos™ untuk menciptakan digital twin dari jalur perakitan, yang memungkinkan pengujian dan simulasi virtual secara real-time. Dengan kata lain, sebelum baut pertama dipasang di dunia nyata, seluruh lini produksi telah “dihidupkan” di dunia digital.

Mary Barra, CEO GM, menyatakan bahwa kemitraan ini bukan hanya tentang mempercepat produksi, tapi tentang “menyatukan teknologi dan kreativitas manusia untuk menciptakan level inovasi baru.”

Pabrik yang Bisa Belajar

Transformasi digital di sektor manufaktur GM akan diperkuat dengan pelatihan model AI untuk merancang ulang efisiensi dan keselamatan. Robot-robot yang bertugas menangani material, transportasi internal, hingga pengelasan presisi akan ditenagai kecerdasan buatan yang terus belajar dari simulasi.

Kolaborasi ini memperluas investasi GM yang selama ini sudah menggunakan GPU NVIDIA untuk pelatihan AI dan validasi simulasi. Kini, NVIDIA tidak hanya hadir di ruang server GM, tetapi juga menjadi arsitek visual pabrik masa depan mereka.

Dampak Luas pada Industri dan Investor

Bagi pasar, langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa masa depan otomotif adalah masa depan AI. GM, yang sebelumnya lebih banyak dipandang sebagai pemain tradisional, kini tampak berambisi mengejar posisi sebagai pionir teknologi seperti Tesla dan BYD.

Sementara itu, NVIDIA terus memperluas kekuasaannya di luar sektor gaming dan data center, masuk lebih dalam ke ranah otomotif sebagai penyedia otak digital yang mendukung kendaraan otonom, sistem infotainment, dan kini, proses manufaktur itu sendiri.

Saham NVDA yang sudah melonjak lebih dari 240% sejak awal 2023 bisa jadi mendapat dorongan baru dengan kolaborasi ini, apalagi dengan optimisme pasar terhadap pertumbuhan kendaraan listrik dan sistem AI industri.

Sedangkan bagi GM (NYSE: GM), transformasi ini dapat menjadi katalis penting untuk mengerek valuasi dan persepsi publik terhadap inovasi mereka.

Mobil, Pabrik, dan Dunia Digital yang Menyatu

Di tengah derasnya gelombang transformasi digital, berita ini menegaskan satu hal: kendaraan masa depan tidak hanya lahir dari logam dan mesin, tapi dari kode, simulasi, dan kecerdasan buatan.

Dengan menggabungkan kekuatan manufaktur GM dan keahlian AI NVIDIA, dunia tak hanya menyaksikan kolaborasi dua perusahaan tapi juga kelahiran ekosistem otomotif generasi baru.

GM dan NVIDIA Resmikan Kolaborasi AI: Masa Depan Mobil dan Pabrik Cerdas Dimulai
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan