Jun 30, 2025

Galaxy Ventures Lampaui Target, Siap Danai Startup Kripto Hingga $180 Juta

Default Featured Image

Di tengah lesunya pendanaan modal ventura kripto global, Galaxy Ventures, unit investasi milik miliarder Michael Novogratz, justru menorehkan pencapaian tak terduga. Menurut laporan eksklusif dari Bloomberg, Galaxy Ventures Fund I LP diproyeksikan menutup penggalangan dananya hingga $180 juta pada akhir Juni 2025 melampaui target awal sebesar $150 juta.

Di saat banyak dana investasi lain terseok-seok, langkah Galaxy ini bagai cahaya di tengah kabut ketidakpastian.

Namun pertanyaannya: Apakah ini awal dari kebangkitan sektor kripto, atau hanya ilusi optimisme sementara?

Melejit di Tengah Krisis

Investasi sebesar ini bukanlah perkara kecil. Apalagi jika melihat tren pendanaan ventura di sektor kripto sepanjang dua tahun terakhir. Tahun 2022 sempat mencetak rekor lebih dari $30 miliar, namun kemudian anjlok drastis menjadi hanya $10 miliar pada 2023.

Meski ada sedikit kenaikan ke $11,5 miliar di 2024, angka tersebut tetap mencerminkan kehati-hatian para investor.

Menariknya, kuartal pertama 2025 memperlihatkan kontraksi tajam dalam pendanaan kripto di Amerika Serikat hanya $1,3 miliar, turun 22% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, sektor kecerdasan buatan (AI) menyedot hingga 58% dari total dana ventura global.

Dengan latar belakang ini, pencapaian Galaxy Ventures seolah menjadi anomali atau mungkin, titik balik?

Portofolio Cerdas di Sektor Strategis

Sejak penggalangan awal pada Juni 2024, Galaxy Ventures telah mengantongi $113 juta dan mengalokasikan dana ke startup yang bergerak di area bernilai tinggi:

* Ethena, penerbit stablecoin berbasis dolar sintetis,
 
* M^Zero, protokol DeFi untuk likuiditas stablecoin,
 
* Monad, blockchain Layer-1 yang menjanjikan efisiensi tinggi,
 
* Plume, platform tokenisasi aset di Layer-2,
 
* Renzo, yang mendukung produk derivatif di atas EigenLayer dan Ethereum.
 

Strategi mereka jelas: fokus pada infrastruktur, pembayaran, dan stablecoin sektor yang lebih tahan banting ketimbang proyek-proyek spekulatif atau hype-driven seperti memecoin.

Kripto Adalah Barometer Dunia Finansial

Mike Novogratz, sosok flamboyan yang pernah menjadi manajer hedge fund di Fortress Investment Group, tetap menjadi salah satu evangelis paling vokal untuk kripto. Dalam sebuah unggahan di X pada 16 April lalu, ia menyatakan:

“Kripto sedang melakukan apa yang seharusnya: menjadi rapor bagi pengelolaan keuangan global.”

Baginya, Bitcoin dan aset digital lain bukan sekadar instrumen investasi, melainkan representasi dari kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan masa depan. Namun, ia pun realistis mengakui bahwa “adopsi tidak tumbuh dalam kekacauan.”

Dunia butuh stabilitas agar kripto bisa berkembang optimal.

Pendanaan Besar, Tapi Risiko Masih Mengintai

Meski berhasil meraih dana besar, Galaxy tetap bermain dalam ekosistem yang sedang mencari jati diri baru. Ketergantungan investor terhadap narasi makro seperti ETF Bitcoin, ledakan memecoin, dan AI membuat banyak pelaku industri bertanya-tanya:

Apakah sektor ini benar-benar sudah matang, atau masih bergantung pada momentum sesaat?

Laporan dari CryptoRank menunjukkan bahwa pendanaan global di Q1 2025 mencapai $4,8 miliar tertinggi sejak Q3 2022. Namun hampir setengahnya berasal dari satu transaksi besar: investasi $2 miliar dari MGX, firma asal Abu Dhabi, ke Binance. Artinya, distribusi pendanaan masih belum merata.

Optimisme yang Terukur

Keberhasilan Galaxy Ventures memang bisa dibaca sebagai sinyal positif. Tapi optimisme ini sebaiknya dikawal dengan kewaspadaan. Ekosistem kripto masih rapuh, dan keberlanjutan tren positif sangat bergantung pada respons regulasi global, kejelasan arah teknologi, serta ketahanan pasar terhadap ketidakpastian makro.

Dengan kata lain, $180 juta dari Galaxy bukan sekadar angka ini adalah taruhan besar pada masa depan keuangan digital.

Galaxy Ventures Lampaui Target, Siap Danai Startup Kripto Hingga $180 Juta
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan