Jun 30, 2025

Citi: Stablecoin jadi Fondasi Keuangan Digital, Potensi Sentuh $3.7 Triliun

Default Featured Image

Divisi Global Perspectives and Solutions milik Citigroup Inc. (NYSE: C) merilis laporan terbaru bertajuk “Digital Dollars—Banks and Public Sector Drive Blockchain Adoption”, memperkirakan pertumbuhan eksplosif dalam adopsi blockchain dan stablecoin secara global hingga akhir dekade ini.

Dalam laporan tersebut, Citi menegaskan bahwa tahun 2025 berpotensi menjadi “momen ChatGPT” bagi industri blockchain, didorong oleh perubahan regulasi di Amerika Serikat. 

“Kami melihat momentum adopsi blockchain di sektor keuangan dan publik memasuki fase penting,” tulis Analis Citi, menyoroti bagaimana regulasi pro-blockchain dapat mempercepat integrasi teknologi ini ke dalam infrastruktur keuangan utama.

Proyeksi Optimistis:

 Stablecoin Markets Melonjak

Citi mengemukakan dua skenario pertumbuhan stablecoin:

* Skenario Basis: Total suplai stablecoin diperkirakan mencapai $1.6 triliun pada tahun 2030.
* Skenario Bull Case: Suplai stablecoin bisa melonjak hingga $3.7 triliun pada periode yang sama.

Namun, Citi juga mengingatkan bahwa apabila tantangan adopsi, risiko depegging, dan fragmentasi regulasi terus berlanjut, stablecoin global market bisa stagnan di angka $500 miliar.

Dominasi Dolar AS Tetap Kuat

Laporan ini juga memperkirakan bahwa stablecoin berbasis dolar AS akan tetap mendominasi global market, dengan porsi sekitar 90% dari total suplai hingga 2030. 

Meskipun negara-negara seperti China dan anggota Uni Eropa tengah mendorong pengembangan Central Bank Digital Currencies (CBDCs) berbasis mata uang lokal, Citi menilai pengaruh dolar di dunia stablecoin tetap sulit digoyahkan dalam waktu dekat.

Tantangan dan Peluang di Depan Mata

Meski prediksi Citi mencerminkan optimisme, risiko tetap ada. Peristiwa depegging, seperti yang terjadi pada beberapa stablecoin algoritmik di masa lalu, serta ketidaksinkronan regulasi lintas negara, bisa menghambat laju pertumbuhan ini. 

Namun, jika dukungan institusional terus menguat dan teknologi blockchain makin matang, stablecoin diprediksi akan menjadi tulang punggung sistem keuangan digital global di dekade berikutnya.

## Outlook Global: Reorientasi Keuangan Digital

Prediksi Citi ini semakin memperkuat pandangan bahwa stablecoin dan blockchain bukan lagi sekadar inovasi pinggiran, melainkan bagian integral dari transformasi arsitektur keuangan dunia, di tengah era ketidakpastian geopolitik dan perubahan teknologi yang masif.

Citi: Stablecoin jadi Fondasi Keuangan Digital, Potensi Sentuh $3.7 Triliun
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan