Jun 30, 2025

Bitcoin Mengalami Kenaikan Karena Fed Mereda, Trump Melunak Pada Tarif

Default Featured Image

Bitcoin Diprediksi Mulai Pulih, Bisa Tembus $90.000

Seorang analis kripto memprediksi bahwa Bitcoin mungkin telah mencapai titik terendah dan berpotensi naik menuju level $90.000. Hal ini didorong oleh sinyal positif dari Presiden AS Donald Trump yang menunjukkan sikap lebih lunak terhadap kebijakan tarif, serta keputusan Federal Reserve yang tidak terburu-buru merespons tekanan ekonomi jangka pendek.

Menurut Markus Thielen, pendiri 10x Research, pernyataan Trump terkait kemungkinan pelonggaran tarif balasan pada 2 April menjadi faktor yang mendukung pembentukan dasar harga Bitcoin. Selain itu, dalam pertemuan 18-19 Maret, The Fed memberi isyarat bahwa mereka siap mengabaikan tekanan inflasi jangka pendek, membuka peluang untuk pelonggaran kebijakan ke depan.

Nada dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell menandakan bahwa bank sentral masih siap memberikan dukungan terhadap pasar, termasuk pasar saham, yang bisa turut mendorong harga Bitcoin.

Thielen menyebut bahwa indikator pembalikan tren dari 10x Research menunjukkan sinyal positif, dengan rata-rata pergerakan 21 hari Bitcoin saat ini berada di angka $85.200. Indikator mingguan ini juga telah kembali ke level yang sebelumnya menandai dimulainya tren naik, seperti yang terjadi pada September 2023 dan Agustus 2024.

Dengan latar belakang teknikal yang menguat, tren kenaikan baru diperkirakan dapat terjadi. Selain itu, beberapa altcoin juga menunjukkan pemulihan dengan harga yang mulai keluar dari tren penurunan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di sekitar $85.720, naik 2,1% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Ether, Tron, dan Avalanche masing-masing mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,3%, 6,4%, dan 8,9%.

Meskipun demikian, Thielen memperingatkan bahwa Bitcoin akan menghadapi hambatan besar di level $90.000. Ia juga menekankan bahwa belum ada pemicu besar yang cukup kuat untuk mendorong lonjakan harga secara tajam dalam waktu dekat.

Namun, ia optimis bahwa Bitcoin tidak akan turun di bawah $73.000, karena sebagian besar pemilik aset dalam jumlah besar — seperti kantor investasi keluarga dan manajer aset — merupakan investor jangka panjang.

Sebagai tambahan, Thielen mencatat bahwa ETF Bitcoin spot di AS kembali mencatat arus masuk pada minggu lalu untuk pertama kalinya sejak akhir Januari. Ia memperkirakan aktivitas jual beli oleh investor arbitrase akan mulai mereda, seiring menipisnya peluang keuntungan dari strategi tersebut.

Bitcoin Mengalami Kenaikan Karena Fed Mereda, Trump Melunak Pada Tarif
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan