Jun 30, 2025

Bitcoin Kembali ke $98 Ribu Karena Fed Mempertahankan Suku Bunga Stabil Meskipun Ada Permintaan Dari Trump

Default Featured Image

Bitcoin kembali menembus angka $98.000 untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan setelah bank sentral AS, Federal Reserve, mengumumkan bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan selama satu bulan ke depan.

Keputusan ini diambil di tengah tekanan politik dari Presiden AS Donald Trump, yang beberapa minggu lalu sempat mengancam akan mencopot Ketua The Fed, Jerome Powell, karena dinilai terlambat menurunkan suku bunga.

Alasan Utama The Fed: Risiko Inflasi dan Pengangguran

Pada 7 Mei, Powell menjelaskan bahwa keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25% hingga 4,50% dilandasi oleh kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi dan meningkatnya angka pengangguran. Ia menyebutkan bahwa meski inflasi telah menurun cukup signifikan, namun masih melampaui target jangka panjang sebesar 2%. Selain itu, survei terhadap konsumen dan pelaku bisnis menunjukkan penurunan kepercayaan yang cukup tajam, dipicu oleh kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan yang diambil oleh Trump.

Meskipun begitu, Powell menyatakan bahwa secara keseluruhan ekonomi AS masih berada dalam kondisi yang solid. Menjelang pengumuman ini, alat prediksi pasar dari CME Group memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga masih sangat kecil.

Powell juga menegaskan bahwa tingkat pengangguran tetap rendah dan pasar tenaga kerja berada pada titik optimal. Banyak analis memperkirakan suku bunga The Fed akan diturunkan menjadi sekitar 3,6% pada akhir 2025.

Bitcoin Pulih dengan Cepat

Setelah pidato Powell, harga Bitcoin sempat turun ke $95.866 namun kembali melonjak ke $98.000 hanya beberapa jam kemudian — level tertinggi sejak Februari. Momentum kenaikan ini turut didorong oleh kembalinya sentimen positif di pasar kripto, seperti yang terlihat dari indeks Fear & Greed yang menunjukkan zona “Greed” serta aliran dana masuk ke ETF Bitcoin spot yang mencapai $4,41 miliar sejak akhir Maret.

Sementara itu, ekonom Timothy Peterson memperingatkan bahwa jika pemangkasan suku bunga ditunda hingga 2025, hal ini bisa memicu koreksi pasar secara luas dan menurunkan harga Bitcoin kembali ke kisaran $70.000. Prediksi ini muncul setelah pernyataan Powell bahwa The Fed tidak terburu-buru dan akan menunggu kondisi yang lebih jelas sebelum mengambil langkah baru.

Bitcoin Kembali ke $98 Ribu Karena Fed Mempertahankan Suku Bunga Stabil Meskipun Ada Permintaan Dari Trump
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan