Jun 30, 2025

Bank Sentral dan Kementerian Keuangan Rusia Akan Meluncurkan Bursa Kripto

Default Featured Image

Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Rusia dikabarkan tengah menyiapkan peluncuran bursa kripto khusus bagi investor dengan kualifikasi tinggi, yang akan beroperasi di bawah kerangka hukum eksperimen.

Menurut laporan dari RBC dan Interfax pada 23 April, Menteri Keuangan Anton Siluanov menyampaikan bahwa platform ini akan ditujukan untuk “investor super-kualifikasi”. Ia menyebut bahwa aset kripto akan dilegalkan dan transaksi kripto akan dikeluarkan dari area abu-abu atau tidak resmi.

“Bersama bank sentral, kami akan meluncurkan bursa kripto untuk investor super-kualifikasi. Namun, ini tidak akan dilakukan di dalam negeri secara umum, melainkan dalam lingkup terbatas yang diizinkan oleh skema hukum eksperimental,” jelas Siluanov.

Bursa ini akan ditujukan khusus untuk investor Rusia yang memiliki kekayaan atau penghasilan dalam jumlah besar, sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Pada 12 Maret lalu, Bank Sentral Rusia mengajukan proposal untuk memperbolehkan sejumlah kecil investor dengan aset besar untuk memperdagangkan kripto seperti Bitcoin dalam skema percobaan selama tiga tahun.

Investor super-kualifikasi didefinisikan sebagai individu dengan kekayaan bersih lebih dari 100 juta rubel (sekitar $1,2 juta) atau penghasilan tahunan minimal 50 juta rubel (sekitar $602.000). Namun, definisi ini masih bisa berubah, karena masih dalam tahap diskusi awal.

Wakil Direktur Departemen Kebijakan Keuangan Kementerian Keuangan, Osman Kabaloev, menyatakan bahwa kriteria tersebut belum final dan kemungkinan besar akan mengalami penyesuaian.

Sejak Januari 2021, Rusia telah melarang penggunaan kripto seperti Bitcoin sebagai alat pembayaran. Meskipun begitu, pemerintah terus mencari peluang untuk mengembangkan teknologi kripto dalam kerangka hukum yang baru.

Pada 16 April, Kabaloev juga menyarankan agar Rusia mulai mengembangkan stablecoin nasional, terutama setelah AS membekukan dompet digital milik Garantex, bursa kripto Rusia yang terkena sanksi.

Selain itu, pada 20 Maret, anggota Kamar Sipil Rusia, Evgeny Masharov, mengusulkan pembentukan dana kripto nasional dari aset-aset yang disita dalam kasus hukum. Sementara itu, pejabat lainnya tengah menggodok aturan baru untuk mengklasifikasikan aset kripto sebagai properti dalam proses hukum pidana.

Bank Sentral dan Kementerian Keuangan Rusia Akan Meluncurkan Bursa Kripto
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan