Saat kamu akan terjun ke dunia investasi saham, beberapa penasihat keuangan maupun orang yang sudah lebih dulu jadi investor biasanya bakal menyarankan kamu untuk membeli saham blue chip terlebih dahulu. Katanya, langkah ini bisa bikin kamu learning by doing atau belajar sambil mencoba memahami sistem kerja pasar saham. Tapi, apa itu saham blue chip?
Yuk, simak ulasan lengkapnya dalam artikel ini!
Apa itu saham blue chip?
Kalau mengutip laman Investopedia, saham blue chip itu adalah saham perusahaan-perusahaan besar dengan reputasi yang sangat baik. Biasanya, perusahaan semacam ini punya skala yang besar, mapan, dan sehat secara finansial.
Faktor-faktor di atas jugalah yang membentuk anggapan para investor kalau saham blue chip itu bisa bertahan menghadapi berbagai tantangan pasar saham hingga mereka merekomendasikan kamu untuk investasi ke saham blue chip. Pada banyak situasi, anggapan ini memang benar terjadi. Akan tetapi, bukan berarti kamu hanya perlu terus berinvestasi pada saham blue chip, ya. Ingat, diversifikasi portofolio itu sangat diperlukan!
Karakteristik saham blue chip
Masih menurut Investopedia, saham blue chip memiliki karakteristik berupa pemegang kapitalisasi pasar dalam nilai miliaran, pemimpin pasar atau top 3 dalam sektor industrinya, dan punya nama yang dikenal secara luas. Selain ketiga poin ini, saham blue chip juga memiliki karakteristik lain, seperti:
- Punya model bisnis yang dapat diandalkan,
- Punya rekam jejak yang bagus,
- Sudah beroperasi selama bertahun-tahun dengan pendapatan baik,
- Sering bagi-bagi dividen kepada pemegang sahamnya, dan
- Dari waktu ke waktu konstan meningkatkan nilai dividennya.
Lalu, perusahaan mana saja, sih, yang terhitung memiliki saham blue chip dalam pasar saham global? Beberapa perusahaan berikut adalah contohnya:
1. Apple
Apple adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia yang sukses menciptakan banyak inovasi dalam sektor teknologi. Yang lebih keren, produk-produk Apple juga berhasil menggaet pelanggan loyal dalam jumlah yang begitu besar. Perusahaan berkode emiten AAPL di NASDAQ ini juga baru saja membuat sejarah kapitalisasi pasar sekitar US$3 triliun pada 3 Januari lalu, lho! Fakta-fakta unik tentang Apple lainnya bisa kamu baca di sini.
2. Coca-Cola
Nama merek satu ini juga pasti tidak asing buat kamu. Soalnya, Coca-Cola sudah jadi pemimpin pasar sektor industri minuman selama lebih dari satu abad. Meski beberapa tahun lalu pamornya sempat sedikit meredup, brand ini sukses mengikuti perubahan permintaan pasar dengan menciptakan produk-produk minuman yang lebih baik. Mengutip The Motley Fool, Coca-Cola di bursa saham sangat terkenal lantaran kebiasaannya meningkatkan nilai dividen dari tahun ke tahun.
3. Johnson & Johnson
Sama seperti dua perusahaan sebelumnya, Johnson & Johnson (J&J) juga sudah lama dikenal sebagai produsen sampo, sabun, dan pernak-pernik bayi. Akan tetapi, perusahaan raksasa dengan kode emiten JNJ di NYSE ini sebetulnya bukan cuma memproduksi dan menjual kebutuhan bayi, lho. Lebih dari itu, J&J juga membuat banyak perangkat medis untuk membantu kinerja dokter dan tenaga medis lainnya. Pada November 2023 mendatang, J&J diberitakan akan memecah perusahaanya menjadi dua: satu fokus pada produk kesehatan konsumen, satu lagi fokus pada segmen obat-obatan dan alat kesehatan.
Gimana? Apakah sekarang kamu sudah paham tentang apa itu saham blue chip? Ketiga perusahaan di atas hanyalah contoh saham blue chip dari market global yang begitu luas. Kalau kamu ingin tahu yang lainnya, Mastercard, Walmart, Microsoft, Caterpillar, Starbucks, dan masih banyak lagi, juga merupakan perusahaan-perusahaan dengan status saham blue chip.
Saham-saham perusahaan di atas bisa kamu beli langsung lewat Nanovest, lho. Cukup download aplikasinya di Play Store atau App Store kemudian register akun, kamu sudah bisa berinvestasi saham-saham blue chip yang ada di market global. Yuk, buruan melangkah jadi investor saham global!
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/b/bluechipstock.asp
https://www.fool.com/investing/stock-market/types-of-stocks/blue-chip-stocks/
0 comments