Menentukan pergerakan harga cryptocurrency dengan melihat candlestick memang dapat membantu pada saat investasi crypto. Namun, sayang, detail yang didapat sangat granular sehingga mungkin sulit bagimu untuk menentukan tren harga dari keseluruhan aset crypto tersebut.
Untuk itu, memanfaatkan moving average merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya, fitur ini akan membantumu menentukan dan memprediksi tren harga dari suatu aset di periode waktu tertentu. Apa sebenarnya moving average itu?
Pengertian Moving Average
Moving Average merupakan salah satu indikator dari analisis teknikal, yang mana fungsinya yaitu memberi petunjuk terkait tren harga di masa yang akan datang. Indikator ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru di dunia saham maupun crypto karena sudah lama digunakan, bahkan lebih dari seratus tahun lalu.
Di mana, moving average ditemukan oleh R.H. Hooker pada tahun 1901, lalu pada tahun 1909 G.U. Yule mendeskripsikan temuan tersebut menjadi lebih detail yang dituangkannya ke dalam sebuah jurnal bernama Journal of the Royal Statistical Society halaman 72.
Selain dapat menentukan tren harga, moving average juga memiliki kemampuan menghilangkan dampak dari fluktuasi harga dalam jangka pendek karena terkesan random (acak).
Tipe Moving Average
Ada beberapa tipe atau jenis moving average yang digunakan untuk menentukan tren harga, di antaranya:
- Simple Moving Average (SMA)
Seperti namanya, SMA merupakan tipe paling simpel dari yang lainnya. Di mana, perhitungannya membagi rata selama periode waktu tertentu. Misalnya saja, ambil contoh untuk time frame 30 hari, jumlahkan seluruh data selama 30 hari, kemudian bagi dengan 30. Meski perhitungannya terbilang simpel, tapi tipe ini dapat membantu mengecek resistance, buy, sell, titik support, dan lainnya.
- Exponential Moving Average (EMA)
Berbeda dengan SMA, EMA biasanya memberikan informasi pergerakan harga yang terjadi saat ini atau terkini sehingga membantu trader mengecek perubahan harga dengan waktu yang lebih cepat. Apabila chart sedang menanjak, maka sebaiknya membeli aset yang terdekat dengan EMA, pun sebaliknya jika chart menurun bisa membeli di bawah EMA.
- Double Exponential Moving Average (DEMA)
Dibanding EMA, pengoperasian DEMA dianggap lebih mudah karena itulah tipe ini cocok untuk trader yang masih berstatus pemula. Di mana, DEMA bekerja dengan cara mengukur dua garis tren yang berbeda (harga tutup dan harga buka) dengan mereduksi potensi sinyal palsu dari EMA.
Selain ketiga tipe di atas, masih ada tipe lainnya, seperti:
- Triple Exponential Moving Average (TEMA), yang berperan dalam memberikan informasi kapan harga sedang mahal maupun murah.
- Weighted Moving Average (WMA), yang memberitahu besaran harga total dari satu periode.
- Wilder Smoothing Moving Average (WSMA), yang memberi gambaran yang jelas terkait aktivitas pasar modal dengan menampilkan perhitungan secara periodikal tanpa adanya distorsi.
Kelebihan Moving Average
Apabila berbicara mengenai kelebihan, maka moving average ini menawarkan tiga kelebihan, yakni:
- Mampu mengidentifikasi tren harga suatu aset sehingga membantu trader mengenali tren dari aset tersebut.
- Membantu menentukan kapan terjadinya pembalikan tren sehingga dapat meminimalisir kesalahan prediksi.
- Memudahkan menentukan posisi resistance dan support dengan menggabungkan dua tipe moving average.
Demikian penjelasan singkat terkait moving average yang dapat membantumu mengidentifikasi tren harga dari suatu aset. Yuk, manfaatkan ketika kamu mengecek tren harga aset crypto di aplikasi Nanovest yang bisa diunduh di Play Store dan AppStore.
Referensi
https://pluang.com/id/blog/resource/jenis-jenis-moving-average
0 comments