Mendengar perusahaan favorit kamu mau melantai di bursa atau initial public offering (IPO) mungkin bikin kamu ingin turut beli saham IPO perusahaan tersebut.
Namun, apakah ini merupakan keputusan investasi saham yang tepat atau justru termasuk investasi bodong? Yuk, cari tahu dulu informasi lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Apa itu IPO?
Initial public offering atau IPO adalah proses penawaran saham perusahaan swasta (tertutup) kepada publik melalui penerbitan saham baru untuk pertama kalinya di bursa. Menurut Forbes, aksi korporasi ini memiliki banyak tujuan.
Salah satunya adalah memberikan kesempatan pada investor awal—biasanya para pendiri perusahaan, keluarga, teman atau kolega, pemodal ventura (capital ventures), atau investor malaikat (angel investors)—untuk memperoleh kembali dana investasi mereka pada perusahaan tersebut.
Selain itu, IPO juga bertujuan untuk meningkatkan modal dan profil publik perusahaan. Melalui penjualan saham kepada publik, perusahaan akan mendapatkan modal untuk memperluas bisnis, mendanai penelitian dan pengembangan, ataupun melunasi utang juga memperoleh publisitas dalam jumlah besar pada rentang waktu yang singkat.
Siapa yang bisa beli saham IPO?
Pada dasarnya, semua investor—baik retail (perorangan) maupun grosir (perusahaan atau badan usaha)—bisa membeli saham IPO. Hanya saja, penawaran atau ketersediaan saham seringnya tidak bisa mencukupi permintaan seluruh investor.
Oleh karena itu, jika kamu tertarik untuk berpartisipasi dalam sebuah IPO, kamu harus:
- Melakukan registrasi atau memiliki akun di pialang yang menawarkan akses IPO.
- Memenuhi persyaratan kelayakan sebagai investor (misalnya memiliki aset dengan jumlah tertentu atau terdaftar sebagai trader aktif).
- Meminta jumlah saham yang diinginkan pada pialang melalui aplikasi atau web.
- Melakukan pemesanan.
Untung rugi ikut IPO
Investasi memiliki resiko, baik itu saham maupun aset digital lain; tak terkecuali beli saham IPO. Mengutip situs the balance, membeli saham perusahaan yang akan IPO memang menarik. Sebab, kamu punya potensi untuk mendapatkan untung besar apabila perusahaan itu memiliki kinerja baik pada tahun-tahun yang akan datang.
Tak cuma itu, sebagai investor pada periode IPO, kamu juga memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar dari dividen atau laba perusahaan ketika perusahaan tersebut berkembang pesat pada dekade berikutnya.
Di sisi lain, kerugian terbesar IPO adalah kehilangan uang yang sudah kamu investasikan akibat fluktuasi pasar. Masih menurut the balance, investor-investor IPO sering kali kehilangan keyakinan dirinya ketika saham IPO yang ia beli anjlok hanya beberapa waktu setelah perusahaan itu melantai di bursa.
Pada akhirnya, investor era IPO cenderung mengikuti pergerakan harga di pasar, alih-alih melakukan analisis untuk menilai bisnis perusahaan tersebut.
Laman Forbes juga berpendapat kalau beli saham IPO itu lebih banyak risikonya, sebab, kamu tidak punya banyak sumber data internal perusahaan itu selain yang tercantum dalam prospektus.
Dan lagi, fakta di bursa efek Amerika menunjukkan bahwa lebih dari 60% IPO antara tahun 1975 sampai 2011 itu menghasilkan pengembalian absolut (absolute returns) yang negatif setelah IPO dilakukan. Artinya, lebih dari setengah jumlah perusahaan bernilai tinggi saat IPO justru mengalami kejatuhan harga pada 5 tahun pertamanya.
Kalau dilihat-lihat, beli saham IPO itu cenderung bukan ide bagus—terlebih buat kamu investor pemula, ya? Soalnya, kamu nggak punya “pegangan” yang kuat tentang kinerja perusahaan itu di masa yang akan datang. Biarpun data prospektus yang disajikan riil, sentimen pasar pada hari-hari esok tidak bisa kamu tebak sepenuhnya, kan?
Misalkan kamu tetap ingin ikut membeli saham IPO, kamu wajib melakukan riset mendalam mengenai perusahaan itu serta sektor industrinya (baik di masa lalu maupun potensinya di masa mendatang), memilih pialang dengan rekam jejak positif, juga membaca prospektus dengan teliti.
Tapi kalau kamu memilih mundur, kamu bisa mulai investasi cuma dengan modal mulai dai Rp5 ribu rupiah saja di Nanovest! Cukup download aplikasinya di Play Store atau App Store kemudian register akunmu. Kamu nggak hanya bisa beli saham dari bursa domestik, tapi juga global, lho! Yuk, mau mulai kapan?
Referensi:
https://www.investopedia.com/terms/i/ipo.asp
https://www.forbes.com/advisor/investing/initial-public-offering-ipo/
https://www.bankrate.com/investing/getting-in-on-an-initial-public-offering/
https://www.thebalance.com/should-you-invest-in-an-ipo-357844
https://www.investopedia.com/investing/tips-for-investing-in-ipos/
0 comments