Intel Bangkit di Era AI, Saham Rebound Setelah Kinerja Mengejutkan
Raksasa semikonduktor Intel Corp (NASDAQ: INTC) akhirnya memberikan kabar baik kepada investor. Pada kuartal ketiga 2025, perusahaan melaporkan pendapatan dan laba yang melampaui ekspektasi analis, didorong oleh lonjakan permintaan chip terkait kecerdasan buatan (AI).
Hasil yang lebih baik dari perkiraan ini langsung mendorong saham Intel naik lebih dari 3% di perdagangan Jumat (waktu AS), menandai salah satu pergerakan harian terbaiknya dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, di balik kabar menggembirakan itu, Intel masih harus menghadapi tantangan besar: membalikkan kerugian miliaran dolar di divisi manufaktur chip (foundry) yang hingga kini belum membuahkan hasil signifikan.
Kalahkan Ekspektasi Setelah Tahun Sulit
Untuk periode yang berakhir 27 September, Intel membukukan pendapatan sebesar US$13,7 miliar, mengalahkan perkiraan analis Bloomberg sebesar US$13,15 miliar, dan juga naik dibandingkan US$13,28 miliar pada tahun sebelumnya.
Laba per saham (EPS) disesuaikan mencapai US$0,23, jauh di atas proyeksi Wall Street yang hanya US$0,01, dan berbalik dari kerugian US$0,46 pada periode yang sama tahun 2024. CEO baru Lip-Bu Tan, yang baru menjabat awal tahun ini, menegaskan bahwa AI kini menjadi penggerak utama bisnis Intel.
“Permintaan komputasi meningkat pesat berkat AI, dan ini membuka peluang besar di seluruh portofolio produk kami,” ujar Tan dalam pernyataannya. “Kami yakin Intel kini berada di posisi strategis untuk memainkan peran yang lebih besar di dunia AI.”
AI Jadi Mesin Pemulihan Intel
Intel sedang berupaya memantapkan kembali posisinya di tengah persaingan ketat dengan Nvidia dan AMD, dua pesaing utama yang mendominasi pasar chip AI.
Berbeda dengan Nvidia yang fokus pada GPU, Intel mengandalkan CPU konvensional untuk mendukung pemrosesan AI, terutama pada data center servers dan AI PC generasi baru. Kombinasi antara chip tradisional dan prosesor AI terintegrasi menjadi strategi utama perusahaan untuk memperluas pangsa pasar di era komputasi cerdas.
Kepala hubungan investor Intel, John Pitzer, mengatakan kepada Yahoo Finance bahwa Intel kini “lebih siap memainkan peran besar dalam AI” sebuah klaim yang menunjukkan pergeseran arah strategis perusahaan setelah dua tahun penuh tantangan.
Hati-Hati Tapi Optimistis
Meski hasil Q3 positif, panduan (guidance) Intel untuk kuartal keempat 2025 masih sedikit di bawah ekspektasi analis. Perusahaan memperkirakan laba per saham (EPS) sebesar US$0,08, di bawah konsensus US$0,10, dengan proyeksi pendapatan sekitar US$13,3 miliar, sedikit lebih rendah dari estimasi pasar US$13,4 miliar.
Intel menjelaskan bahwa angka panduan ini belum memasukkan kontribusi pendapatan dari Altera, anak perusahaan semikonduktor yang sebagian telah dilepas pada kuartal ketiga. Namun bagi investor, kabar baiknya adalah: fondasi pemulihan Intel kini semakin kuat, berkat investasi besar dari pemerintah AS dan mitra strategis seperti Nvidia dan SoftBank.
Dukungan AS dan Nvidia
Pada kuartal ketiga, Intel mendapat suntikan dana besar yang memperkuat neracanya:
- Pemerintah AS membeli 9,9% saham Intel, sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat industri semikonduktor domestik.
- Nvidia menanam investasi sebesar US$5 miliar, setara dengan 4% kepemilikan di Intel.
Langkah ini memberi dorongan moral dan finansial, sekaligus menegaskan pentingnya peran Intel secara geopolitik di tengah ketegangan global terkait pasokan chip terutama karena sebagian besar chip dunia masih diproduksi di Taiwan.
Namun para analis tetap berhati-hati. Meski investasi ini membantu memperkuat modal, divisi manufaktur Intel (Intel Foundry Services) masih mencatat kerugian operasional US$2,3 miliar pada Q3 sedikit lebih buruk dari perkiraan US$2,2 miliar, meski membaik dari kerugian US$5,8 miliar tahun lalu.
Fokus Baru, Tantangan Lama
Divisi foundry adalah taruhan besar Intel untuk menantang dominasi TSMC dan Samsung dalam produksi chip global. Namun hingga kini, bisnis tersebut masih gagal menarik pelanggan eksternal besar.
Awalnya, Intel berharap menarik klien seperti Nvidia dan Broadcom lewat proses manufaktur 18A teknologi mutakhir yang diharapkan menjadi andalan foundry. Sayangnya, kesepakatan itu belum terealisasi.
Kini, Intel mengubah strategi:
- 18A akan digunakan secara internal, untuk chip baru seperti Core Ultra 3 dan Xeon 6+, yang dijadwalkan meluncur pada paruh pertama 2026.
- Fokus pengembangan eksternal kini bergeser ke proses manufaktur generasi berikutnya, 14A, yang diklaim memiliki potensi lebih besar dan mendapat respons positif dari pelanggan awal.
Pitzer menegaskan:
“Kami senang dengan umpan balik awal untuk 14A. Bahkan, progres kami di tahap ini lebih maju dibandingkan posisi kami pada fase pengembangan 18A.”
Optimisme Hati-hati Masih Jadi Tema Utama
Menurut Ben Bajarin, analis utama di Creative Strategies, hasil kuartal ketiga Intel menunjukkan “alasan untuk optimisme yang hati-hati.” Meskipun hasilnya positif, pasar masih menunggu bukti nyata bahwa bisnis foundry Intel benar-benar bisa bersaing dan menghasilkan laba.
Wall Street menilai bahwa masa depan Intel akan sangat bergantung pada dua hal:
- Seberapa cepat AI dapat mendorong permintaan baru untuk chip Intel, dan
- Kemampuan Intel Foundry Services untuk menarik pelanggan eksternal besar.
Intel Bangkit, Tapi Tantangan Belum Selesai
Laporan Q3 membuktikan bahwa Intel masih punya taring di industri chip global. Permintaan AI yang melonjak memberi nafas baru bagi perusahaan yang sempat tertinggal dari para pesaingnya. Namun, jalan menuju pemulihan penuh masih panjang terutama bagi unit foundry yang terus menelan kerugian besar.
Meski begitu, dengan dukungan investasi besar, fokus baru di sektor AI, dan kepemimpinan Lip-Bu Tan yang agresif, Intel tampaknya sedang menulis bab baru dalam perjalanan transformasinya.
Saat AI Jadi Masa Depan, Investasimu Bisa Dimulai Sekarang
Lonjakan permintaan chip AI bukan sekadar tren ini adalah revolusi industri. Mulailah berinvestasi di saham AS seperti Intel, Nvidia, dan AMD lewat Nanovest. Cukup mulai dari Rp 5.000, kamu bisa ikut memiliki saham perusahaan yang membentuk masa depan teknologi dunia.
Investasi cerdas, mulai sekarang.



