Pergerakan pasar saham Amerika Serikat menunjukkan dinamika menarik menjelang akhir pekan. Kontrak berjangka Wall Street bergerak beragam setelah investor mulai melakukan rotasi portofolio dari saham-saham berbasis pertumbuhan tinggi ke saham bernilai (value) dan sektor siklikal. Pergeseran strategi ini mendorong indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor penutupan baru, sementara Nasdaq cenderung tertinggal.
Kontrak berjangka Dow Jones mencatat penguatan tipis, menandakan potensi lanjutan reli dari level tertinggi sebelumnya. Di sisi lain, S&P 500 bergerak relatif stabil, sedangkan Nasdaq 100 mengalami tekanan seiring pelemahan saham-saham teknologi besar. Kondisi ini mencerminkan perubahan preferensi investor yang kini lebih berhati-hati terhadap valuasi tinggi, khususnya di sektor kecerdasan buatan (AI).
Sentimen pasar turut dipengaruhi oleh kebijakan moneter terbaru Federal Reserve yang kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya sepanjang tahun. Langkah ini membuka ruang bagi optimisme jangka menengah, namun sekaligus memicu evaluasi ulang terhadap aset-aset berisiko tinggi. Investor kini mulai mempertimbangkan bagaimana arah kebijakan bank sentral pada 2026 akan membentuk lanskap pasar global.
Pada perdagangan sebelumnya, indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil ditutup di level tertinggi sepanjang sejarah. Sebaliknya, Nasdaq Composite tertahan akibat tekanan di saham teknologi. Saham Oracle menjadi salah satu yang paling disorot setelah laporan keuangannya memunculkan kembali kekhawatiran terkait keberlanjutan pertumbuhan AI. Tekanan tersebut turut menjalar ke saham-saham raksasa teknologi lain seperti Google dan Nvidia.
Meski demikian, penguatan Dow Jones didorong oleh performa solid dari sektor non-teknologi. Saham Visa mencatat lonjakan signifikan, sementara Nike dan UnitedHealth Group juga memberikan kontribusi positif terhadap penguatan indeks. Hal ini menegaskan bahwa reli pasar saat ini tidak hanya bergantung pada sektor teknologi, melainkan didukung oleh kinerja lintas sektor.
Pergerakan beragam juga terlihat dalam perdagangan setelah jam bursa. Saham Broadcom terkoreksi meskipun perusahaan mencatat kinerja kuartalan di atas ekspektasi dan menyampaikan prospek positif, termasuk potensi pertumbuhan pendapatan chip AI yang signifikan. Di sisi lain, saham Lululemon justru melonjak setelah pengumuman pergantian CEO, yang dinilai pasar sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Menjelang berakhirnya musim laporan keuangan, fokus investor mulai beralih ke prospek ekonomi dan kebijakan moneter ke depan. Emiten besar seperti Nike dan Micron Technology diperkirakan akan menjadi sorotan pada pekan berikutnya. Bagi investor, kondisi ini menjadi pengingat pentingnya diversifikasi portofolio dan pemahaman terhadap dinamika global, yang dapat diakses dengan lebih mudah melalui platform investasi digital seperti Nanovest untuk memantau peluang di pasar global secara real-time.






