Raksasa kendaraan listrik Tesla Inc. (NASDAQ: TSLA) kembali mencetak sejarah setelah melaporkan pengiriman global mencapai 497.099 unit pada kuartal ketiga 2025 rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Kinerja luar biasa ini didorong oleh lonjakan pembelian menjelang berakhirnya insentif pajak kendaraan listrik senilai $7.500 di Amerika Serikat, yang resmi dihentikan pada akhir September oleh pemerintahan baru yang dipimpin Partai Republik.
Lonjakan Penjualan Sebelum Tenggat Pajak
Tesla mencatat pertumbuhan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana perusahaan hanya mengirimkan 462.890 unit. Angka ini juga jauh melampaui konsensus analis Bloomberg yang memperkirakan pengiriman di level 439.800 unit.
“Kuartal ini menjadi momentum besar bagi Tesla karena efek pre-expiry rush sebelum insentif EV berakhir,” tulis analis dari CFRA Research, Garrett Nelson, dalam catatannya kepada investor.
Kinerja impresif ini membuat saham Tesla naik lebih dari 1% dalam perdagangan pra-pasar Jumat, meskipun sehari sebelumnya sempat terkoreksi lebih dari 5% di tengah sentimen negatif sektor otomotif listrik.
Produksi & Energi: Tesla Juga Catat Rekor di Lini Penyimpanan Daya
Selain pengiriman kendaraan, Tesla juga melaporkan produksi global sebesar 447.450 unit dan rekor baru dalam penyebaran produk penyimpanan energi sebesar 12,5 gigawatt-hour (GWh) naik signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Lini bisnis Energy Storage dan Solar Roof kini menjadi salah satu pilar baru bagi Tesla dalam menghadapi fluktuasi permintaan kendaraan listrik, terutama setelah penghapusan insentif pajak EV.
“Lonjakan penjualan ini bukan hanya efek pajak. Tesla juga sukses membangun fondasi baru melalui diversifikasi bisnis energi,” kata analis otomotif Gene Munster dari Deepwater Asset Management di platform X (Twitter).
“Apa yang sebenarnya penting bukan hanya penjualan EV, tapi autonomi dan AI semakin banyak Tesla di jalan, semakin dekat visi mobil otonom penuh menjadi kenyataan,” tambahnya.
Persaingan Ketat & Tantangan di Eropa
Meskipun Tesla menikmati lonjakan di Amerika, pasar Eropa justru menunjukkan pelemahan. Menurut data European Automobile Manufacturers’ Association (ACEA), pendaftaran mobil listrik Tesla di kawasan Eropa yang mencakup Inggris dan negara EFTA turun 22,5% secara tahunan pada Agustus menjadi hanya 14.831 unit.
Sementara itu, total penjualan EV di kawasan tersebut justru naik 26,8% year-on-year, menunjukkan bahwa kompetitor seperti Volkswagen, BYD, dan Hyundai mulai merebut pangsa pasar Tesla di wilayah itu.
Beberapa analis menilai penurunan ini juga disebabkan oleh polaritas politik Elon Musk, yang kerap mengundang kontroversi di kalangan pembeli liberal di Eropa Barat.
Pasar Pasca-Subsidi: Siapa yang Bertahan?
Keberhasilan Q3 Tesla terjadi di tengah berakhirnya kredit pajak EV federal AS yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan industri. Pemerintah Trump melalui kebijakan “Big Beautiful Bill” resmi menghapus kredit pajak $7.500 untuk mobil baru dan $4.000 untuk mobil listrik bekas, efektif per 30 September 2025.
Langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya “penurunan tajam” dalam penjualan EV pada kuartal-kuartal berikutnya. CEO Tesla Elon Musk sebelumnya telah memperingatkan bahwa “beberapa kuartal sulit akan datang” akibat keterlambatan peluncuran model EV murah yang semula direncanakan bersamaan dengan berakhirnya subsidi.
Namun Musk tetap optimistis:
“Kami mungkin menghadapi sedikit penurunan sementara, tapi dalam jangka panjang, penghapusan insentif ini akan memperkuat posisi Tesla di pasar yang benar-benar kompetitif,” ujarnya dalam panggilan pendapatan kuartal II lalu.
Investor Tetap Optimis: Saham Tesla Naik 30% di September
Meski ketidakpastian masih membayangi sektor EV global, saham Tesla telah melonjak lebih dari 30% sepanjang September 2025, didorong oleh antusiasme investor terhadap lini produk masa depan seperti Cybercab (layanan robotaxi) dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) internal.
Tesla dijadwalkan akan merilis laporan keuangan lengkap Q3 pada 22 Oktober setelah penutupan bursa, di mana pasar akan menantikan detail terkait margin keuntungan, proyeksi pasca-insentif, dan roadmap produk baru.
Kinerja spektakuler Tesla di kuartal III bisa jadi merupakan “lonjakan terakhir sebelum badai”. Dengan insentif EV resmi berakhir dan kompetisi global semakin agresif, Tesla kini diuji bukan hanya dalam produksi, tapi juga dalam visi mampu atau tidak mengubah keunggulan teknologinya menjadi daya tahan bisnis jangka panjang.