Oracle Corp., raksasa perangkat lunak dan cloud asal Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan pasar global setelah ramalannya gagal memenuhi ekspektasi analis Wall Street, sementara belanja modal (capex) melonjak tajam hingga US$15 miliar lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya — sebuah sinyal kuat bahwa strategi AI Cloud masih menghadapi ujian profitabilitas.
Pasar bereaksi cepat: harga saham Oracle terjun lebih dari 10% dalam perdagangan setelah jam pasar (after-hours), mencerminkan kekecewaan investor terhadap pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat dan kekhawatiran akan beban investasi yang membengkak
Angka Utama: Forecast & Realisasi yang Mengecewakan
Oracle mengatakan bahwa untuk kuartal fiskal ketiga, laba disesuaikan diperkirakan berada di kisaran US$1,64 – US$1,68 per saham, di bawah konsensus analis yang sebesar US$1,72 per saham. Proyeksi pertumbuhan pendapatan 16 – 18% juga gagal mencapai estimasi pasar 19,4%.
Selain itu, metrik cloud sales — yang menjadi indikator utama seberapa serius Oracle memenangkan kontrak dari perusahaan yang mengembangkan kecerdasan buatan — juga di bawah target analis.
Intinya: pertumbuhan masih positif, tetapi tidak cukup cepat untuk memuaskan pasar yang haus hasil kuat dari sektor cloud & AI.
Capex Melonjak – Siapa yang Bayar?
Bagian paling sensasional dari laporan ini adalah kenaikan capex untuk tahun fiskal 2026 sebesar US$15 miliar, jauh di atas angka US$35 miliar yang diprediksi pada panggilan laba sebelumnya. Ini menunjukkan dua hal penting:
- Oracle masih agresif membangun pusat data dan infrastruktur AI, terutama untuk memenuhi kontrak besar seperti dengan OpenAI.
- Namun, kecepatan transformasi itu belum sebanding dengan arus kas yang dihasilkan saat ini, sehingga investor mempertanyakan bagaimana perusahaan akan mendukung ekspansi tanpa merusak neraca.
Kontrak Masa Depan: Backlog Naik Tapi Tak Sesuai Harapan
Oracle melaporkan $523 miliar dalam future contracts (remaining performance obligations) — naik hampir 15% dari $455 miliar sebelumnya. Namun angka ini tetap lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar $526 miliar, yang berarti backlog belum cukup meyakinkan untuk menenangkan kekhawatiran pasar.
Backlog yang naik menandakan permintaan tetap kuat, tetapi ekspektasi pasar terlalu tinggi, menciptakan celah psikologis yang memukul saham Oracle.
Opini Analis: AI Tidak Selalu Emas
Pakar pasar memperingatkan bahwa optimisme AI yang mengangkat harga saham Oracle di September kini tertahan realitas biaya:
- Belanja besar untuk pusat data
- Ketidakjelasan pembiayaan investasi
- Profitabilitas yang belum tumbuh secepat kontrak yang ditandatangani
Jacob Bourne dari eMarketer bahkan menyatakan bahwa investor yang sudah berhati-hati kini semakin khawatir terhadap kesepakatan Oracle dengan OpenAI dan besarnya belanja AI.
Strategi Teknologi: Dari Chips hingga Model Pendanaan Baru
Dalam panggilan dengan analis, CEO Oracle Clay Magouyrk mengakui tantangan pendanaan kapex dan memaparkan ide-ide baru seperti:
- Pelanggan membawa sendiri chip mereka ke pusat data
- Vendor menyewakan kapasitas daripada menjualnya outright
Strategi ini menunjukkan bahwa Oracle sadar beberapa model tradisional sudah tak cukup dalam era transformasi cloud/AI.
Sementara itu, Chairman Larry Ellison menyatakan Oracle akan netral terhadap pemilihan chip, menandai pergeseran dari investasi internal desain chip ke fokus pada kompatibilitas pelanggan dengan Nvidia dan vendor lain.
Dampak Ke Pasar Lebih Luas
Reaksi pasar terhadap Oracle tidak berdiri sendiri. Kekecewaan pada saham ini ikut menekan sentimen terhadap sektor teknologi lebih luas, terutama perusahaan yang memperjuangkan investasi besar di AI sebagai mesin pertumbuhan masa depan. Investor kini bertanya:
- Apakah AI cloud masih menjadi profit engine?
- Berapa lama perusahaan seperti Oracle bisa membakar modal besar tanpa tekanan margin?
- Apakah ini tanda gelembung AI mulai deflasi?
Kesimpulan: AI Cloud Masih Menjanjikan, Tapi Jalan Menuju Profit Belum Mulus Cerita Oracle kali ini memberi pelajaran penting bagi pelaku pasar dan investor:
✅ Permintaan AI & cloud tetap besar
❌ Profitabilitas belum mengikuti ekspektasi
❌ Capex tinggi menimbulkan kekhawatiran finansial
❓ Model bisnis AI data center masih dalam evolusi
Oracle mungkin sedang di “ujung tombak revolusi AI cloud”, tetapi pasar kini menilai bahwa semua investasi fantastis itu harus dibuktikan dengan angka profit yang nyata.






