Micron Technology Inc. (NASDAQ: MU) kembali mencuri perhatian pasar keuangan global setelah Rosenblatt Securities secara agresif menaikkan target harga saham perusahaan tersebut menjadi US$500 dari sebelumnya US$300, sembari mempertahankan rekomendasi beli. Revisi tajam ini mencerminkan optimisme kuat terhadap prospek industri memori yang semakin diuntungkan oleh ledakan penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang mendorong lonjakan permintaan DRAM dan NAND Flash secara struktural dan berkelanjutan.
Rosenblatt menilai Micron berada pada posisi strategis di tengah transformasi besar industri teknologi, di mana AI generatif, pusat data hyperscale, dan komputasi awan membutuhkan kapasitas memori yang jauh lebih besar dibandingkan siklus teknologi sebelumnya. Dalam konteks ini, memori tidak lagi dipandang sebagai komoditas siklikal semata, melainkan sebagai komponen krusial dalam rantai nilai AI global, sehingga memperkuat daya tawar produsen besar seperti Micron.
Kinerja keuangan Micron pada kuartal November serta panduan untuk kuartal Februari dilaporkan jauh melampaui ekspektasi konsensus analis. Kenaikan harga DRAM dan NAND Flash yang baru dinegosiasikan, dikombinasikan dengan penurunan biaya produksi yang konsisten, menjadi faktor utama yang mendorong perbaikan profitabilitas perusahaan. Manajemen Micron bahkan memproyeksikan margin kotor Non-GAAP kuartal Februari mencapai level tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, yakni sekitar 68%.
Lebih lanjut, Rosenblatt memperkirakan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan memori akan terus berlanjut hingga setidaknya tahun kalender 2027. Kondisi pasokan yang ketat ini dipandang akan menopang margin tinggi dan menciptakan peluang pertumbuhan jangka panjang, meskipun perusahaan kemungkinan akan menghadapi pembatasan kenaikan harga jual akibat kontrak jangka panjang dengan pelanggan besar.
Dengan pendekatan yang relatif konservatif, Rosenblatt memperkirakan laba Micron pada tahun fiskal 2027 mencapai sekitar US$36 per saham. Menggunakan valuasi 14 kali laba per saham tersebut, firma riset ini menilai target harga 12 bulan ke depan di level US$500 sebagai angka yang rasional dan berbasis fundamental, bukan sekadar spekulasi pasar jangka pendek.
Micron sendiri merupakan salah satu pemain utama global dalam pengembangan dan penjualan produk memori dan penyimpanan data untuk pusat data, perangkat mobile, serta berbagai aplikasi industri. Posisi perusahaan juga dinilai semakin kuat di tengah tren onshoring manufaktur semikonduktor di Amerika Serikat dan potensi kebijakan proteksionis yang dapat menguntungkan produsen domestik dalam beberapa tahun ke depan.
Meski demikian, sebagian analis tetap mengingatkan bahwa sektor saham AI sangat kompetitif dan volatil, dengan sejumlah emiten lain yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi dalam jangka pendek dengan risiko yang berbeda. Namun, bagi investor yang memandang AI sebagai megatrend jangka panjang, Micron diposisikan sebagai salah satu emiten yang paling siap memonetisasi lonjakan permintaan memori global di era kecerdasan buatan.





