Micron Technology kembali menjadi sorotan pasar keuangan global setelah memproyeksikan lonjakan laba kuartalan yang jauh melampaui ekspektasi analis, didorong oleh melonjaknya permintaan chip memori untuk pusat data kecerdasan buatan (AI) di tengah pasokan global yang masih ketat. Proyeksi tersebut langsung memicu reli saham Micron yang menguat hampir 11 persen dalam perdagangan terbaru, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek industri semikonduktor berbasis AI.
Produsen chip asal Boise, Idaho, itu memperkirakan laba disesuaikan kuartal kedua fiskal sebesar US$8,42 per saham, dengan toleransi plus-minus 20 sen. Angka ini hampir dua kali lipat dari estimasi konsensus analis yang berada di kisaran US$4,78 per saham. Proyeksi agresif tersebut memperkuat posisi Micron sebagai salah satu penerima manfaat utama dari ekspansi masif infrastruktur AI global.
Micron merupakan pemasok penting chip memori yang digunakan dalam berbagai perangkat, mulai dari server pusat data, komputer pribadi, ponsel pintar, hingga kendaraan. Namun keunggulan strategis perusahaan terletak pada dominasinya di segmen high-bandwidth memory (HBM), komponen krusial dalam pelatihan dan pengoperasian model AI generatif. Saat ini, Micron hanya bersaing dengan dua pemain besar lainnya di segmen tersebut, yakni Samsung Electronics dan SK Hynix, membuat pasar HBM menjadi sangat terbatas dari sisi pasokan.
Manajemen Micron memperkirakan kondisi pasar memori yang ketat akan berlangsung setidaknya hingga 2026. Dalam jangka menengah, perusahaan mengakui hanya mampu memenuhi sekitar setengah hingga dua pertiga permintaan dari sejumlah pelanggan utama. Situasi ini menegaskan bahwa lonjakan permintaan AI tidak sepenuhnya dapat diimbangi oleh peningkatan kapasitas produksi dalam waktu singkat.
Keterbatasan pasokan tersebut mulai berdampak pada berbagai sektor industri. Micron menyatakan bahwa hampir tidak ada pelanggan yang memperoleh pasokan chip sesuai dengan kebutuhan penuh mereka, termasuk produsen smartphone dan perangkat konsumen. Kondisi ini menandai pergeseran kekuatan tawar ke tangan produsen chip, terutama untuk produk memori dengan nilai tambah tinggi yang terkait langsung dengan pengembangan AI.
Seiring dengan meningkatnya permintaan dari pusat data, Micron secara aktif mengalihkan fokus produksi ke segmen AI. Perusahaan bahkan telah menghentikan bisnis penjualan chip langsung ke konsumen melalui merek Crucial, sebagai bagian dari strategi untuk memaksimalkan margin dan memprioritaskan pelanggan skala besar di sektor komputasi awan dan AI. Langkah ini mencerminkan reposisi strategis Micron dalam menghadapi perubahan struktur permintaan global.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, Micron menaikkan rencana belanja modal tahun 2026 menjadi US$20 miliar, dari sebelumnya US$18 miliar. Investasi ini ditujukan untuk memperluas kapasitas produksi serta mengamankan kontrak jangka panjang dengan pelanggan utama, terutama penyedia layanan cloud berskala besar yang terus meningkatkan belanja infrastruktur AI.
Dari sisi kinerja, Micron memproyeksikan pendapatan kuartal berjalan sebesar US$18,70 miliar, dengan toleransi plus-minus US$400 juta. Angka ini jauh melampaui estimasi analis yang berada di kisaran US$14,20 miliar. Pada kuartal fiskal sebelumnya, perusahaan telah mencatatkan penjualan sebesar US$13,64 miliar dengan laba disesuaikan US$4,78 per saham, juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar.
Lonjakan kinerja Micron memperkuat pandangan bahwa permintaan terkait AI kini menjadi pendorong utama pertumbuhan industri semikonduktor global. Dengan pasokan yang terbatas dan permintaan yang terus meningkat, produsen chip memori seperti Micron berada pada posisi strategis untuk mempertahankan harga tinggi dan margin yang kuat dalam beberapa tahun ke depan, menjadikan sektor ini salah satu pusat perhatian investor di pasar saham global.





