Tiga Agenda Dunia, Satu Minggu yang Menentukan
Pasar keuangan global bersiap menghadapi pekan paling intens sepanjang tahun.
Dalam tujuh hari ke depan, investor akan dihadapkan pada tiga peristiwa ekonomi besar yang bisa mengguncang arah pasar saham, obligasi, hingga mata uang dunia:
- Keputusan suku bunga terbaru dari Federal Reserve (The Fed),
- Laporan keuangan dari raksasa teknologi AS seperti Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet, dan Meta, serta
- Pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan.
Dengan pasar saham AS mencetak rekor tertinggi baru minggu lalu, seluruh mata kini tertuju pada apakah momentum ini akan berlanjut atau justru berbalik arah jika hasil-hasil kunci pekan ini mengecewakan.
Inflasi Mulai Dingin, The Fed Siap Turunkan Suku Bunga
Laporan inflasi terbaru (CPI) untuk September menunjukkan tanda-tanda tekanan harga mulai mereda. Inflasi umum turun menjadi 3%, sedikit di bawah ekspektasi analis, sementara inflasi inti yang tidak memasukkan harga pangan dan energi juga turun ke 3% dari 3,1% pada bulan sebelumnya.
Penurunan ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan hari Rabu nanti. Menurut data CME FedWatch, pasar kini memperkirakan 97,6% kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menurunkan kisaran target ke 3,75%–4,00% dari 4,00%–4,25% saat ini.
“Meskipun data ketenagakerjaan September belum dirilis akibat penutupan pemerintahan (shutdown), laporan inflasi yang lebih ringan memberi keyakinan tambahan bahwa pemangkasan suku bunga sudah hampir pasti,”
ujar analis Bankrate, Stephen Kates.
Bank of America bahkan menyebut langkah itu “done deal”, seraya menambahkan bahwa pemangkasan tambahan di Desember mungkin dilakukan jika data tenaga kerja tetap belum tersedia hingga akhir tahun.
Namun, di balik keputusan itu, The Fed tetap menghadapi dilema: inflasi yang melunak versus pasar tenaga kerja yang melemah perlahan.
Ujian Nyata untuk Narasi “AI Boom”
Jika The Fed jadi satu poros perhatian minggu ini, Big Tech menjadi poros lainnya.
Hampir seluruh lima raksasa teknologi dunia Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), Amazon (AMZN), Alphabet (GOOG), dan Meta (META) akan merilis laporan keuangan kuartalannya.
Pasar menunggu jawaban dari pertanyaan penting: Apakah pertumbuhan luar biasa yang didorong oleh AI generatif dan cloud computing masih berlanjut, atau mulai melambat?
Laporan kinerja dari sektor teknologi ini akan sangat berpengaruh terhadap S&P 500 dan Nasdaq, mengingat kapitalisasi gabungan kelima perusahaan ini mewakili lebih dari 25% dari total indeks.
Di luar sektor teknologi, beberapa perusahaan besar juga dijadwalkan melaporkan kinerja:
- Exxon Mobil (XOM), Chevron (CVX), Shell (SHEL), dan TotalEnergies (TTE) dari sektor energi,
- serta UnitedHealth (UNH), Verizon (VZ), dan Southern Company (SO) dari sektor layanan publik dan kesehatan.
Dengan kombinasi data makro dan laporan keuangan ini, pekan ini bisa menjadi penentu arah pasar global menuju akhir 2025.
Antara Harapan Damai dan Ancaman Tarif Baru
Selain ekonomi domestik, politik global juga menjadi sorotan utama. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu langsung dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis (waktu setempat) di sela KTT APEC di Korea Selatan pertemuan pertama mereka setelah berbulan-bulan ketegangan dagang.
Trump menyatakan optimisme bahwa kedua negara akan “mencapai kesepakatan perdagangan besar”, dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menambahkan bahwa kedua pihak telah menyusun “kerangka kerja substansial” untuk menghindari kenaikan tarif lanjutan.
China juga dikabarkan bersedia menunda kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth) selama satu tahun dan melanjutkan pembelian kedelai dari AS kabar baik bagi sektor pertanian Amerika yang sempat terpukul.
Namun, analis memperingatkan agar pasar tidak terlalu cepat berharap.
“Kami masih belum yakin akan ada kesepakatan besar yang benar-benar menenangkan pasar,” ujar Thierry Wizman, ahli strategi global dari Macquarie. “Bahkan jika pembicaraan berjalan positif, ketidakpastian perdagangan masih akan membayangi bulan-bulan mendatang.”
Harga Minyak, Tarif, dan Tekanan Domestik
Selain perang dagang AS–China, keputusan pemerintah AS yang menjatuhkan sanksi terhadap dua raksasa minyak Rusia Rosneft dan Lukoil juga memicu lonjakan harga minyak dunia, mencatat kenaikan terbesar dalam empat bulan terakhir.
Jika harga minyak mentah tetap tinggi, sejarah menunjukkan bahwa biaya bahan bakar akan kembali naik, memberi tekanan tambahan pada inflasi konsumen AS yang baru saja mereda.
Di sisi lain, ekonom Goldman Sachs memperingatkan bahwa 70% dari biaya tarif tambahan kemungkinan akan dialihkan ke konsumen, membuat harga barang kebutuhan pokok berpotensi meningkat lagi.
Sementara itu, penutupan pemerintahan AS (government shutdown) kini memasuki rekor kedua terlama dalam sejarah, menyebabkan ribuan pegawai federal tidak menerima gaji dan menambah tekanan politik bagi Trump menjelang tahun pemilu.
Minggu Penentu untuk Pasar Dunia
Dengan The Fed, Big Tech, dan geopolitik saling berkelindan, pekan ini bisa menentukan arah pasar hingga akhir tahun. Keputusan suku bunga The Fed akan mempengaruhi likuiditas global, laporan keuangan Big Tech akan menentukan arah sektor teknologi, sementara hasil pertemuan Trump–Xi bisa mengubah arah perdagangan internasional.
Tiga faktor yang tampaknya berbeda, tapi saling terhubung dalam satu hal: kepercayaan pasar global terhadap stabilitas ekonomi dunia.
Pantau Pergerakan Pasar Dunia dan Investasi Cerdas di Era Ketidakpastian
Volatilitas seperti ini bukan alasan untuk takut, tapi kesempatan untuk bertindak bijak. Dengan Nanovest, kamu bisa berinvestasi di saham gAS mulai dari Rp 5.000 termasuk perusahaan seperti Apple, Amazon, atau Exxon Mobil yang jadi pusat perhatian minggu ini.
Pantau, analisis, dan ambil keputusan cerdas untuk masa depan finansialmu. Mulai investasimu sekarang, karena setiap gejolak adalah peluang baru.



