Perusahaan pertahanan dan teknologi asal Amerika Serikat, General Dynamics (NYSE: GD), kembali memperkuat posisinya di sektor pertahanan digital setelah memenangkan kontrak senilai $1,25 miliar dari Angkatan Darat Amerika Serikat (U.S. Army) untuk dukungan teknologi informasi di kawasan Eropa dan Afrika.
Kontrak ini diberikan melalui divisi General Dynamics Information Technology (GDIT) dan akan mencakup layanan TI, komunikasi, serta dukungan komando misi bagi markas besar Angkatan Darat AS di kedua kawasan strategis tersebut.
Kontrak Strategis: 5 Bulan Transisi, 7 Tahun Opsi Perpanjangan
Menurut keterangan resmi GDIT pada Kamis (10/10), kontrak tersebut yang masuk dalam program Enterprise Mission Information Technology Services 2 (EMITS 2) dimulai dengan masa dasar 5 bulan untuk transisi awal, kemudian disertai dengan 7 tahun opsi perpanjangan operasional.
Dalam kontrak ini, GDIT akan menyediakan layanan modernisasi sistem komunikasi dan infrastruktur digital, mencakup koordinasi misi gabungan antara pasukan AS, NATO, dan mitra sekutu di kawasan Eropa dan Afrika.
“Melalui EMITS 2, kami memastikan jaringan misi global Angkatan Darat AS tetap aman, cepat, dan adaptif dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang,” ujar juru bicara GDIT dalam pernyataan tertulisnya.
Dua Kontrak Besar dalam Dua Minggu
Penunjukan ini menandai kontrak besar kedua GDIT dalam kurun satu minggu, setelah sebelumnya perusahaan tersebut juga mengumumkan kontrak senilai $1,5 miliar untuk mendukung U.S. Strategic Command (STRATCOM).
Kontrak STRATCOM difokuskan pada modernisasi sistem komando strategis AS, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam sistem analitik pertahanan.
Dengan dua kontrak ini, GDIT memperkuat dominasinya di sektor defense IT modernization yang kini menjadi prioritas utama Pentagon dalam memperkuat kesiapan militer digital menghadapi ancaman global, termasuk perang siber, konflik regional, dan keamanan komunikasi lintas teater operasi.
Peran Penting di Era Pertahanan Digital
Sebagai anak perusahaan General Dynamics Corp., GDIT dikenal sebagai salah satu penyedia layanan TI dan sistem pertahanan paling berpengaruh di dunia. Perusahaan ini menangani proyek besar untuk Departemen Pertahanan AS (DoD), NASA, dan lembaga intelijen seperti NSA dan DIA, dengan spesialisasi pada cloud computing, cybersecurity, dan artificial intelligence for defense operations.
Analis menilai, kontrak EMITS 2 menjadi langkah strategis untuk memperkuat kehadiran digital AS di kawasan Eropa dan Afrika wilayah yang kini semakin vital secara geopolitik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia dan Tiongkok.
“Kontrak seperti ini bukan hanya soal infrastruktur digital, tapi juga soal dominasi informasi. Dalam peperangan modern, kontrol terhadap data dan jaringan komunikasi sama pentingnya dengan senjata di medan tempur,” ujar analis keamanan global dari Defense News, Michael Hanley, kepada Nano News.
Geopolitik dan Implikasi Ekonomi
Langkah AS memperkuat sistem komando dan komunikasi militernya di Eropa dan Afrika juga bertepatan dengan ketegangan di Timur Tengah, ekspansi militer Rusia di Ukraina, serta pengaruh Tiongkok yang meningkat di Afrika Timur.
Dari sisi ekonomi, kontrak GDIT bernilai strategis karena memperkuat posisi General Dynamics sebagai salah satu “Big Five” defense contractors AS, bersama Lockheed Martin, Raytheon Technologies, Northrop Grumman, dan Boeing Defense.
Saham General Dynamics (GD) sendiri naik tipis 0,8% setelah pengumuman kontrak ini, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis pertahanan digital yang kini menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam industri militer global.
Kesepakatan ini bukan sekadar proyek teknologi, melainkan investasi jangka panjang dalam kekuatan digital militer AS. Di era peperangan berbasis data dan AI, kontrak seperti ini menunjukkan bahwa dominasi global kini ditentukan bukan hanya oleh senjata, tapi juga oleh sistem dan sinyal.