Pendapatan Iklan Telegram Kini Melalui Blockchain, Toncoin Melonjak!

Pendapatan Iklan Telegram Kini Melalui Blockchain, Toncoin Melonjak

Dalam perkembangan terkini yang mengejutkan industri teknologi dan keuangan digital, aplikasi pesan online Telegram mengumumkan rencana ambisinya untuk berbagi pendapatan iklan dengan pemilik saluran melalui blockchain The Open Network (TON).

Pengumuman yang dibuat oleh Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, menandai langkah besar bagi platform dalam mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam model bisnisnya, sekaligus memberikan insentif bagi para kreator konten.

Mulai Maret, pemilik saluran Telegram di lebih dari 100 negara akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan finansial dari karya mereka. Dengan dibukanya platform iklan bagi semua pengiklan, pemilik saluran akan menerima 50% dari total pendapatan iklan yang dihasilkan Telegram dari tayangan iklan di saluran mereka.

Uniknya, semua pembayaran akan dilakukan eksklusif menggunakan blockchain TON, dengan Toncoin sebagai mata uang utamanya.

Pengumuman ini telah menyebabkan nilai Toncoin, mata uang asli jaringan TON, melonjak tajam. Dalam 24 jam menjelang pengumuman, Toncoin mengalami kenaikan sebesar 13.86% menjadi $2.49, dan bahkan mencapai lonjakan hampir 40% setelahnya, menempatkan nilai token tersebut lebih dari $2.92.

Kenaikan ini menandai peningkatan lebih dari 14% dalam tujuh hari terakhir, dengan kapitalisasi pasar TON mencapai $8.6 miliar, menjadikannya cryptocurrency terbesar ke-15 menurut CoinMarketCap.

Menariknya, Durov menyatakan bahwa pendekatan ini akan menciptakan siklus virtuous di mana kreator konten dapat mencairkan Toncoin mereka atau reinvestasi untuk promosi dan peningkatan saluran mereka.

Ini merupakan strategi yang menarik, mengingat saluran siaran di Telegram menghasilkan lebih dari satu triliun tampilan bulanan, namun hanya sekitar 10% dari tampilan ini yang dimonetisasi melalui Telegram Ads, alat promosi yang berfokus pada privasi.

Telegram, yang merupakan aplikasi pesan online keempat paling populer di dunia, memiliki sekitar 196 juta pengguna aktif harian dan 800 juta pengguna aktif bulanan, menurut data dari Bankmycell.

Dengan basis pengguna sebesar ini, integrasi blockchain TON ke dalam ekosistem Telegram berpotensi mengubah cara pandang industri terhadap monetisasi konten dan pembayaran digital.

Selain itu, minat pada blockchain TON terus berkembang. Pada November 2023, Animoca Brands mengumumkan bahwa mereka akan menjadi validator terbesar pada blockchain TON dan berencana untuk membangun permainan berbasis blockchain di Telegram. Kesepakatan validator melibatkan pembelian jumlah Toncoin yang tidak diungkapkan, yang di-stake oleh perusahaan.

Durov juga menanggapi kekhawatiran yang berkembang mengenai kepemilikan TON oleh Telegram, dengan menyatakan bahwa mereka akan menjual surplus token TON mereka kepada investor besar dengan net worth lebih dari 1 juta, dengan rencana lockup dan vesting 1-4 tahun, namun dengan harga diskon dari harga pasar. Ini bertujuan untuk mengunci TON yang beredar, stabilkan ekosistem, dan kurangi volatilitas.

Pengumuman ini tidak hanya menandai langkah maju bagi Telegram dalam memperluas penggunaan teknologi blockchain dalam operasinya, tetapi juga menunjukkan potensi evolusi ekosistem digital yang lebih luas di mana kreator konten diberdayakan melalui teknologi finansial inovatif.

Ini membuka babak baru dalam interaksi antara media sosial, teknologi blockchain, dan ekonomi kreator, dengan Telegram memimpin jalan menuju masa depan yang lebih terdesentralisasi dan inklusif.

Pendapatan Iklan Telegram Kini Melalui Blockchain, Toncoin Melonjak!
by Rendy Andriyanto

0 comments