Jaringan Ethereum kembali bersiap meningkatkan kapasitasnya pada awal tahun depan. Para pengembang berencana menaikkan batas gas (gas limit) dari 60 juta menjadi 80 juta, sebuah langkah yang ditujukan untuk memperkuat kemampuan jaringan dalam memproses transaksi dan menjalankan smart contract secara lebih efisien.
Rencana ini mengemuka dalam pertemuan rutin Ethereum All Core Developers. Dalam diskusi tersebut, sejumlah pengembang menyampaikan bahwa jaringan secara teknis sudah mendekati kesiapan untuk melanjutkan peningkatan batas gas, terutama setelah hard fork BPO berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada awal Januari. Peningkatan ini dipandang sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Ethereum untuk memperluas kapasitas eksekusi tanpa mengorbankan prinsip desentralisasi.
Meski demikian, beberapa pengembang juga mengingatkan bahwa masih ada aspek teknis yang perlu disempurnakan sebelum kenaikan batas gas benar-benar diterapkan. Optimalisasi di tingkat klien menjadi perhatian utama, termasuk peningkatan efisiensi respons blob pada execution layer serta pengaturan kapasitas blob pada consensus layer. Langkah-langkah ini dinilai penting agar peningkatan throughput tidak menimbulkan risiko stabilitas jaringan.
Secara fundamental, kenaikan batas gas akan memungkinkan lebih banyak transaksi dan aktivitas smart contract masuk ke dalam satu blok Ethereum. Dampaknya, throughput jaringan berpotensi meningkat dan tekanan biaya transaksi dapat berkurang, terutama pada periode aktivitas jaringan yang padat. Hal ini menjadi relevan di tengah meningkatnya adopsi aplikasi terdesentralisasi, DeFi, serta berbagai solusi berbasis rollup.
Walaupun peningkatan ini belum membuat Ethereum menyaingi blockchain layer 1 lain seperti Solana atau Sui dari sisi kecepatan dan biaya transaksi, langkah tersebut tetap memperkuat posisi Ethereum sebagai lapisan settlement dan eksekusi yang aman. Bagi banyak pelaku pasar, keamanan dan desentralisasi masih menjadi nilai utama Ethereum, meskipun harus dibayar dengan kompromi pada aspek performa.
Dalam konteks pengembangan jaringan, hard fork BPO memainkan peran penting. Hard fork pertama yang dilakukan pada Desember lalu telah meningkatkan kapasitas blob secara signifikan. Hard fork lanjutan yang dijadwalkan pada Januari diharapkan kembali memperluas kapasitas ini. Blob sendiri merupakan mekanisme penyimpanan data off-chain yang dirancang untuk menekan biaya gas dan meningkatkan skalabilitas tanpa membebani blockchain utama.
Sepanjang tahun ini, peningkatan batas gas menjadi salah satu fokus utama komunitas pengembang Ethereum. Setelah beberapa kali kenaikan bertahap, komunitas bahkan menargetkan batas gas jaringan dapat mencapai 180 juta pada akhir 2026. Jika target tersebut tercapai, Ethereum berpotensi menawarkan kapasitas yang jauh lebih besar, sekaligus mempertahankan perannya sebagai infrastruktur utama dalam ekosistem blockchain global.






