Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Special Purpose Acquisition Company (SPAC) semakin sering muncul dalam dunia investasi global. Baik di media keuangan, laporan analis, hingga obrolan komunitas investor, SPAC menjadi fenomena yang sempat mengguncang ekosistem pasar modal.
Namun, meski hype-nya besar, banyak investor pemula yang masih bertanya-tanya: Apa sebenarnya SPAC itu? Bagaimana cara kerjanya? Dan apakah instrumen ini cocok untuk strategi investasi jangka panjang?
Artikel ini akan menjadi panduan kamus investasi paling lengkap yang bisa kamu baca disajikan dengan gaya ringan namun tetap mendalam ala Nanovest.
Apa Itu Special Purpose Acquisition Company (SPAC)?
SPAC adalah perusahaan cangkang (shell company) yang dibentuk khusus untuk mengakuisisi perusahaan lain dan membawa perusahaan tersebut IPO melalui jalur alternatif.
Dengan kata lain, SPAC adalah “kendaraan kosong” yang dikendalikan oleh sponsor berpengalaman, dibentuk hanya dengan satu tujuan: menggabungkan diri dengan perusahaan target dan membuatnya go public tanpa proses IPO tradisional yang rumit.
Ciri khas SPAC:
- Tidak memiliki operasi bisnis nyata.
- Mengumpulkan dana dari investor publik terlebih dahulu.
- Baru mencari perusahaan target setelah memperoleh modal.
Karena itu, banyak yang menyebut SPAC sebagai “blank check company” perusahaan yang diberi cek kosong oleh investor untuk mencari peluang terbaik.
Bagaimana Cara Kerja SPAC?
Untuk memahami SPAC, bayangkan prosesnya dalam tiga fase sederhana:
1. Pembentukan SPAC
Sponsor (biasanya modal ventura, private equity, atau tokoh finansial terkenal) mendirikan perusahaan kosong dan mendaftarkannya ke bursa. Mereka kemudian melakukan IPO untuk mengumpulkan modal.
Dana investor akan disimpan dalam trust account hingga SPAC menemukan target.
2. Mencari dan Mengumumkan Target Akuisisi
Setelah IPO, SPAC memiliki waktu terbatas biasanya 18 hingga 24 bulan untuk mencari perusahaan target. Begitu kandidat ditemukan, SPAC akan mengumumkan rencana merger (business combination).
Pada tahap ini, investor mulai menilai apakah target tersebut layak atau tidak.
3. Merger dan Perusahaan Menjadi Publik
Jika disetujui investor:
- SPAC merger dengan perusahaan target
- Saham perusahaan target otomatis menjadi perusahaan publik
- SPAC bubar, dan ticker baru mulai diperdagangkan
Jika gagal menemukan target, SPAC harus mengembalikan dana kepada investor.
Mengapa SPAC Menjadi Populer?
Dalam beberapa tahun terakhir, SPAC sempat menjadi fenomena global karena menawarkan beberapa keunggulan:
1. Proses IPO Lebih Cepat dan Murah
IPO tradisional bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Dengan SPAC, prosesnya jauh lebih ringkas.
2. Sponsor Berpengalaman
Investor sering tertarik karena melihat reputasi sponsor SPAC, seperti investor terkenal, manajer hedge fund, atau tokoh industri. Reputasi ini memberi “kepercayaan awal” bahwa target yang dipilih akan berkualitas.
3. Peluang Mendukung Perusahaan Inovatif
Banyak perusahaan teknologi “future-oriented” memilih SPAC sebagai jalur IPO, misalnya perusahaan EV (electric vehicle), teknologi ruang angkasa, hingga startup biotech.
Risiko Berinvestasi di SPAC
Walaupun terlihat menjanjikan, SPAC tidak lepas dari risiko yang perlu dipahami investor:
1. Overvaluasi Perusahaan Target
Beberapa perusahaan menggunakan SPAC untuk go public meskipun belum benar-benar siap. Akibatnya, valuasi tidak sesuai kenyataan dan harga saham sering jatuh setelah merger.
2. Ketidakpastian Identitas Target
Saat investor membeli saham SPAC sebelum target diumumkan, mereka berinvestasi “buta” hanya mengandalkan reputasi sponsor.
3. Potensi Dilusi
SPAC sering mengeluarkan warrants dan insentif lain yang dapat mengurangi nilai kepemilikan investor jangka panjang.
4. Kinerja SPAC yang Tidak Konsisten
Studi menunjukkan bahwa banyak SPAC berkinerja buruk di pasar publik setelah merger, terutama jika targetnya tidak didukung oleh fundamental kuat.
Contoh Kasus SPAC Terkenal
Beberapa SPAC yang sempat menjadi sorotan global antara lain:
- Virgin Galactic – perusahaan wisata ruang angkasa yang go public melalui SPAC Social Capital Hedosophia.
- DraftKings – platform betting olahraga yang berhasil berkembang signifikan setelah merger.
- Nikola – perusahaan kendaraan listrik yang jadi kontroversi karena skandal, menjadi peringatan bagi investor.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa SPAC bisa menghasilkan kesuksesan besar, tapi juga kegagalan spektakuler.
Apakah SPAC Cocok Untuk Investor Pemula?
SPAC bisa menjadi peluang, namun tidak cocok untuk semua orang. Investasi ini lebih pas untuk investor yang:
- berani mengambil risiko,
- memahami dinamika merger dan akuisisi,
- mampu menganalisis fundamental bisnis target.
Jika kamu investor pemula, tetap bisa belajar tapi disarankan mendiversifikasi portofolio dan tidak menaruh porsi besar hanya di SPAC.
SPAC adalah inovasi dalam dunia pasar modal yang memberi jalan baru bagi perusahaan untuk go public. Namun, seperti instrumen investasi lainnya, SPAC memiliki peluang dan risiko yang harus dipahami secara matang.
Kalau kamu ingin mempelajari lebih banyak instrumen investasi global atau mencoba berinvestasi pada saham US, crypto, atau aset lainnya dengan mudah, aman, dan user-friendly Nanovest adalah tempat yang tepat untuk memulainya.
Mulai investasi lebih cerdas sekarang. Download Nanovest dan bangun portofolio masa depanmu!



