Reverse Stock Split: Pengertian, Tujuan, dan Dampaknya bagi Investor Saham
Apa Itu Reverse Stock Split?
Dalam dunia pasar modal, istilah stock split sudah cukup dikenal investor ritel. Namun, bagaimana dengan reverse stock split? Meski terdengar mirip, keduanya memiliki arah yang berlawanan.
Reverse stock split adalah aksi korporasi di mana perusahaan mengurangi jumlah saham yang beredar dengan cara menggabungkan beberapa saham menjadi satu, tanpa mengubah total nilai investasinya.
Misalnya, dalam skema 1-for-10 reverse stock split, 10 lembar saham lama akan digabung menjadi 1 lembar saham baru. Jika harga saham awalnya Rp100 per lembar, maka setelah reverse stock split harga sahamnya menjadi Rp1.000 per lembar, dengan jumlah lembar saham berkurang 10 kali lipat.
Artinya, nilai total investasi investor tetap sama, hanya saja jumlah saham dan harga per lembarnya berubah secara proporsional.
Mengapa Perusahaan Melakukan Reverse Stock Split?
Tidak semua perusahaan melakukan reverse stock split, dan umumnya langkah ini diambil untuk alasan strategis tertentu. Berikut beberapa tujuan utamanya:
- Menjaga Citra dan Kredibilitas Perusahaan
Ketika harga saham terlalu rendah (misalnya di bawah Rp50 atau bahkan mendekati “saham gocap”), perusahaan bisa terlihat kurang sehat di mata investor. Dengan reverse stock split, harga saham naik secara nominal, memberikan kesan stabilitas dan memperbaiki persepsi pasar. - Memenuhi Ketentuan Bursa
Di beberapa bursa seperti NASDAQ atau NYSE, terdapat aturan harga minimum saham agar tetap tercatat. Jika harga saham jatuh di bawah ambang batas, perusahaan berisiko delisting. Reverse stock split menjadi cara cepat untuk memenuhi syarat tersebut. - Menarik Investor Institusional
Banyak investor institusional atau manajer investasi memiliki kebijakan untuk tidak membeli saham dengan harga terlalu rendah. Dengan meningkatkan harga saham melalui reverse split, perusahaan berharap bisa menjaring minat investor besar. - Restrukturisasi Saham Menjelang Aksi Korporasi Lain
Kadang reverse stock split dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi sebelum merger, akuisisi, atau penerbitan saham baru agar rasio kepemilikan lebih rapi.
Dampak Reverse Stock Split bagi Investor
Dari sisi nilai investasi, reverse stock split tidak langsung menguntungkan atau merugikan investor, karena nilai totalnya tetap. Namun, ada beberapa dampak penting yang perlu diperhatikan:
- Likuiditas Bisa Menurun
Karena jumlah saham yang beredar berkurang, volume transaksi di pasar bisa ikut menurun. Hal ini bisa membuat pergerakan harga menjadi lebih volatil. - Sinyal Negatif terhadap Fundamental
Walau secara teknis netral, banyak pelaku pasar menilai reverse stock split sebagai tanda perusahaan sedang berjuang mempertahankan citranya. Investor perlu waspada dan melihat kondisi fundamental emiten secara lebih mendalam. - Perubahan pada Rasio dan Nilai Pasar
Harga saham naik, tapi jumlah saham turun. Rasio seperti earnings per share (EPS) bisa meningkat secara teknis, walau tidak berarti laba perusahaan benar-benar naik.
Contoh Kasus Reverse Stock Split
Beberapa perusahaan global yang pernah melakukan reverse stock split antara lain:
- Citigroup (2001 & 2011) — Melakukan reverse split 1-for-10 untuk menjaga harga saham di atas ambang batas bursa setelah krisis finansial.
- AIG (2011) — Melakukan reverse split setelah restrukturisasi pasca-bailout 2008.
- Nikola Corp (2023) — Melakukan reverse split 1-for-30 agar tetap memenuhi syarat pencatatan di NASDAQ.
Dari contoh tersebut, bisa dilihat bahwa reverse stock split sering kali terjadi pada periode pemulihan atau tekanan finansial.
Perbedaan Reverse Stock Split dan Stock Split Biasa
| Aspek | Stock Split | Reverse Stock Split |
| Tujuan utama | Menurunkan harga saham agar lebih terjangkau | Menaikkan harga saham agar terlihat stabil |
| Dampak jumlah saham | Meningkat | Menurun |
| Dampak harga saham | Menurun | Meningkat |
| Dampak persepsi pasar | Umumnya positif (tanda pertumbuhan) | Seringkali negatif (tanda perbaikan citra) |
Reverse Stock Split Bukan Sinyal Akhir, Tapi Awal Evaluasi
Reverse stock split adalah strategi keuangan yang lebih bersifat kosmetik daripada fundamental. Ia tidak menambah nilai perusahaan, tetapi bisa menjadi langkah penyelamatan atau reposisi agar emiten tetap kompetitif di pasar modal.
Bagi investor, langkah terbaik adalah tidak hanya fokus pada harga saham pasca-split, tapi juga menilai kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek bisnis perusahaan.
Siap Jadi Investor Cerdas? Mulai dari Nanovest!
Dengan Nanovest, kamu bisa memantau saham AS, aset kripto, hingga emas digital dalam satu aplikasi yang mudah digunakan. Jelajahi dunia investasi secara cerdas dan transparan mulai investasi kamu di Nanovest sekarang!



