Agu 16, 2023

Derivatif

Kamus Investasi Nanovest - Istilah Derivatif

Apa itu Derivatif (Derivative)?

Derivatif adalah kontrak antara dua pihak atau lebih yang mendapatkan nilainya dari kinerja aset dasar, seperti saham, obligasi, komoditas, mata uang, tingkat suku bunga, atau indeks. Aset dasar ini, yang bisa jadi adalah harga emas atau indeks saham tertentu, menjadi fondasi bagi derivatif.

Sebagai analogi, bayangkan kamu berada di sebuah lelang seni. Ada lukisan yang sangat kamu inginkan, tetapi kamu tidak yakin apakah harganya akan naik atau turun di masa mendatang.

Sebagai solusi, kamu membuat kesepakatan dengan temanmu: kamu akan membayarnya sejumlah uang sekarang sebagai jaminan, dan dalam waktu dua bulan, kamu bisa membeli lukisan tersebut dengan harga yang telah disepakati, tanpa peduli berapa harganya di pasar.

Kesepakatan ini mirip dengan konsep dasar derivatif, di mana kamu, tanpa memiliki lukisan secara langsung, telah membuat kesepakatan berdasarkan nilai atau harga lukisan tersebut.

Derivatif sering digunakan sebagai alat untuk mengelola risiko. Contohnya, maskapai penerbangan mungkin akan membeli derivatif untuk melindungi diri dari kenaikan harga bahan bakar di masa mendatang. Demikian pula, bank mungkin menggunakan derivatif untuk melindungi diri dari perubahan suku bunga.

Namun, derivatif bukan hanya tentang melindungi diri dari risiko. Banyak investor memandang derivatif sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan. Seorang spekulan, misalnya, mungkin akan membeli derivatif dengan harapan bahwa harga aset dasar akan bergerak sesuai dengan prediksinya, sehingga ia dapat memperoleh keuntungan.

Sebagai kesimpulan, derivatif adalah instrumen keuangan yang kompleks, yang memungkinkan individu atau perusahaan untuk mendapatkan eksposur terhadap aset dasar tanpa harus memilikinya.

Dengan kemampuan ini, derivatif menawarkan peluang besar bagi para investor untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko. Namun, seperti semua instrumen keuangan, derivatif datang dengan sejumlah risiko dan peluang yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum melakukan investasi.

Apa Kelebihan Derivatif?

Ketika melangkah ke ranah investasi, derivatif menjadi senjata ampuh bagi banyak investor. Mengapa? Mari kita telusuri kelebihannya:

  1. Perlindungan atau Hedging: Derivatif memungkinkan investor melindungi portofolio mereka dari fluktuasi harga. Misalnya, seorang eksportir yang khawatir akan kemungkinan kenaikan nilai mata uang bisa menggunakan derivatif untuk ‘mengunci’ nilai tukar di masa mendatang, sehingga mengurangi ketidakpastian pendapatan.
  2. Leverage: Dengan derivatif, modal yang relatif kecil bisa mengendalikan aset yang bernilai jauh lebih besar. Ini bagaikan memegang tongkat sihir keuangan yang dapat memperbesar potensi keuntungan, tetapi tentunya dengan risiko yang mungkin meningkat.
  3. Diversifikasi: Derivatif memberikan akses ke berbagai aset atau pasar yang mungkin sulit atau mahal untuk diakses secara langsung. Dengan derivatif, kamu dapat memiliki eksposur ke pasar emas di Afrika Selatan atau indeks saham di Amerika dengan lebih mudah.
  4. Efisiensi Pasar: Derivatif seringkali lebih likuid dibandingkan aset dasarnya. Hal ini memudahkan investor untuk masuk dan keluar dari investasi dengan cepat.
  5. Ketepatan dalam Manajemen Risiko: Dengan derivatif, kamu dapat mengukur dan mengalokasikan risiko dengan lebih tepat sesuai dengan profil risiko kamu.

Apa Kekurangan Derivatif?

Namun, seperti mata yang indah dengan celah-celah kecilnya, derivatif juga memiliki kekurangan:

  1. Risiko Tinggi: Leverage yang menjadi salah satu kelebihan derivatif juga bisa menjadi bumerang. Sebuah pergerakan kecil di pasar aset dasar dapat menyebabkan perubahan besar pada nilai derivatif, yang bisa mengakibatkan kerugian besar.
  2. Kompleksitas: Derivatif adalah salah satu instrumen keuangan paling kompleks. Untuk benar-benar memahaminya dan menggunakannya dengan efektif memerlukan pemahaman mendalam dan keahlian khusus.
  3. Ketidakpastian Regulasi: Pasar derivatif seringkali kurang diatur dibandingkan dengan pasar saham atau obligasi. Ini bisa menimbulkan risiko tambahan, seperti risiko pihak lawan tidak memenuhi kewajibannya.
  4. Potensi Manipulasi Pasar: Dengan kompleksitasnya, derivatif bisa menjadi sarana untuk manipulasi pasar atau aktivitas spekulatif yang berlebihan yang dapat mengganggu stabilitas pasar keuangan.
  5. Ketergantungan pada Model: Valuasi derivatif seringkali bergantung pada model matematika yang mungkin tidak selalu akurat dalam menggambarkan realitas pasar.

Menggunakan derivatif memang menjanjikan, namun, layaknya mengendarai mobil sport di jalan raya, kamu perlu memastikan kamu memahami semua kontrol dan risiko sebelum mengebut kencang.

6 Jenis Derivatif

Mengenal derivatif tanpa memahami jenis-jenisnya ibarat mengenal hutan tanpa mengenali pohon-pohonnya. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai beberapa jenis derivatif yang dominan di pasar keuangan:

  1. Futures: Kontrak standar yang memerintahkan pembelian atau penjualan aset pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan harga yang sudah disepakati. Misalnya, petani kopi mungkin akan menjual kopi pada kontrak futures untuk memastikan harga jual di masa mendatang. Ini mengurangi risiko harga kopi turun drastis.
  2. Options: Merupakan kontrak yang memberikan pemegangnya hak (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu sebelum atau pada tanggal tertentu. Ada dua jenis utama: call options (hak untuk membeli) dan put options (hak untuk menjual). Pemegang option membayar sebuah harga, atau ‘premium’, untuk hak ini.
  3. Swaps: Kesepakatan antara dua pihak untuk bertukar arus kas di masa mendatang berdasarkan perjanjian tertentu. Salah satu jenis swap yang populer adalah interest rate swap, di mana dua pihak bertukar pembayaran bunga dengan satu pihak membayar bunga tetap dan yang lainnya membayar bunga mengambang.
  4. Forwards: Mirip dengan futures, tetapi forwards adalah kontrak privat antara dua pihak dan bisa disesuaikan sepenuhnya sesuai kebutuhan. Biasanya, forwards digunakan pada transaksi mata uang untuk mengurangi risiko fluktuasi kurs.
  5. Credit Derivatives: Instrumen yang memungkinkan pihak ketiga mengambil risiko kredit dari pinjaman. Contoh utamanya adalah credit default swap, di mana pembeli mendapatkan kompensasi jika peminjam gagal membayar hutangnya.
  6. Exotic Derivatives: Ini adalah derivatif yang lebih kompleks dan seringkali disesuaikan dengan kebutuhan khusus investor. Contoh meliputi asian options, barrier options, dan binary options. Meskipun menarik, jenis derivatif ini sering memerlukan analisis yang mendalam dan pemahaman yang kuat tentang perilaku pasar.

Sebagai intisari, derivatif hadir dalam berbagai bentuk dan fungsionalitas. Pemahaman mendalam tentang setiap jenis akan memungkinkan kamu untuk mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan terinformasi. Sebagai pelabur, ingatlah untuk selalu melakukan due diligence sebelum berinvestasi di instrumen apapun, termasuk derivatif.

Derivatif
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya