Harga Emas Pulih Usai Trump Kenakan Tarif 25% untuk Jepang & Korsel

Di tengah tensi global yang belum sepenuhnya reda, harga emas dunia kembali menjadi cermin ketidakpastian. Senin lalu (7 Juli), Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 25% untuk seluruh produk impor dari Jepang dan Korea Selatan yang akan mulai berlaku 1 Agustus 2025.

Langkah mengejutkan ini langsung mengguncang pasar dan menyulut kembali minat terhadap aset safe haven seperti emas meskipun penguatan dolar AS sempat menahan lonjakan harga logam mulia tersebut.

Pada awal perdagangan, harga emas spot sempat terjun lebih dari 1%, namun pulih kembali menjadi hanya turun 0,1% di level $3.332,62 per ounce pada pukul 13:49 waktu New York.

Penguatan dolar AS sebesar 0,4% terhadap sekeranjang mata uang utama masih menjadi faktor dominan yang menekan harga emas, karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pembeli di luar Amerika Serikat.

“Emas mulai merangkak naik sebagai respons atas tarif Trump terhadap Korea dan Jepang,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen. “Namun instrumen lain di pasar justru menunjukkan reaksi berlawanan; indeks saham utama malah terkoreksi.”

Mengapa Tarif Ini Penting?

Langkah proteksionis terbaru dari Trump tidak hanya menyasar dua negara sekutu penting AS di Asia Timur, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang arah kebijakan ekonomi global.

Jepang dan Korea Selatan merupakan bagian vital dalam rantai pasok teknologi global termasuk semikonduktor, mobil listrik, dan baterai. Ketegangan ini dikhawatirkan akan merembet ke sektor-sektor lain, termasuk logam industri, serta memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Sementara pasar saham AS dan Asia mulai menunjukkan tekanan, investor kembali melirik emas sebagai pelindung nilai (hedging) terhadap risiko geopolitik dan volatilitas. Namun, penguatan dolar yang disebabkan oleh optimisme terhadap ekonomi AS serta prospek suku bunga The Fed menjadi penyeimbang yang menahan reli harga emas lebih jauh.

Bank Sentral Dunia Terus Kumpulkan Emas

Sinyal kuat datang dari China. People’s Bank of China (PBoC) kembali membeli emas pada Juni 2025, memperpanjang tren pembelian selama delapan bulan berturut-turut. Langkah ini dinilai sebagai strategi diversifikasi cadangan devisa dari ketergantungan terhadap dolar AS.

Zain Vawda, analis MarketPulse dari OANDA, menyatakan bahwa lonjakan ketidakpastian global baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi mendorong banyak bank sentral untuk mempercepat pembelian emas.

“PBoC secara aktif mengurangi eksposur mereka terhadap dolar. Ini bisa jadi indikator bahwa negara-negara berkembang mulai membangun ketahanan moneter terhadap tekanan eksternal,” ujarnya.

Bank of America dalam riset terbarunya menegaskan bahwa tren akumulasi emas oleh bank sentral akan berlanjut, sebagai langkah untuk mengurangi risiko inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.

Komoditas Lain Juga Terpukul

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami tekanan:

  • Perak turun 0,5% ke $36,72 per ounce

  • Platina jatuh 1,9% ke $1.365,56

  • Palladium tergelincir 2,5% ke $1.106,96

Ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar masih dominan defensif, dengan investor cenderung selektif dalam memilih instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal dan moneter global.

Menanti Langkah The Fed Selanjutnya

Para pelaku pasar kini mengalihkan perhatian pada notulen rapat terakhir Federal Reserve dan sejumlah pidato dari pejabat bank sentral AS yang dijadwalkan minggu ini. Fokus utama adalah pada sinyal lanjutan terkait arah suku bunga.

Jika The Fed memberi sinyal dovish, maka bisa menjadi katalis tambahan bagi penguatan emas.

Harga emas menunjukkan daya tahan yang cukup kuat di tengah guncangan kebijakan tarif Trump yang terbaru. Meskipun dolar masih jadi lawan tangguh, permintaan dari bank sentral dan eskalasi risiko geopolitik dapat menjadi bahan bakar utama bagi reli harga emas di kuartal ketiga 2025.

Jika tensi perdagangan ini berlanjut atau bahkan meningkat emas bisa saja kembali menyentuh level tertinggi baru. Dan seperti biasa, ketika dunia menjadi tak menentu, emas tetap menjadi jangkar yang dicari banyak pihak.

 

Harga Emas Pulih Usai Trump Kenakan Tarif 25% untuk Jepang & Korsel
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya