Jun 30, 2025

XRP ETF Resmi Hadir di Brasil, Hashdex Dorong Revolusi Kripto Latin Amerika

Default Featured Image

Dunia investasi kripto kembali mencatatkan tonggak penting. Hashdex, manajer aset digital global asal Brasil, resmi meluncurkan XRPH11, produk exchange-traded fund (ETF) berbasis XRP pertama di dunia.

Diluncurkan di bursa saham Brasil (B3) pada 25 April lalu, langkah ini mempertegas posisi Brasil sebagai pionir adopsi aset digital ter-regulasi di kawasan Amerika Latin.

Dalam pengumumannya di platform X (sebelumnya Twitter), Hashdex menyatakan bahwa ETF ini memberikan akses yang aman dan ter-regulasi kepada XRP kripto yang dikenal karena kecepatan dan biaya rendah dalam transaksi internasional.

Peluncuran ini merupakan ETF kripto kesembilan Hashdex di Brasil dan produk ke-33 secara global, mempertegas ambisi perusahaan untuk mendemokratisasi investasi kripto dengan cara yang patuh regulasi.

“Kami berkomitmen untuk memperluas akses terhadap ekonomi kripto, memberikan jalur aman dan terpercaya bagi investor untuk berpartisipasi dalam masa depan keuangan,” ujar perwakilan Hashdex dalam rilis resminya.

Kenapa Ini Penting?

Di tengah ketidakpastian regulasi kripto di berbagai belahan dunia, terutama Amerika Serikat, peluncuran ETF ini membawa angin segar. Hashdex memanfaatkan momen ketika permintaan institusional terhadap aset digital meningkat pesat, terutama setelah Ripple Labs perusahaan di balik XRP berhasil mencapai penyelesaian hukum dengan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) pada 2024.

Kemenangan hukum tersebut membuka jalan bagi XRP untuk kembali dipertimbangkan sebagai aset legal, sekaligus memperkuat optimisme akan disetujuinya XRP ETF di Amerika Serikat dalam waktu dekat.

CEO Ripple, Brad Garlinghouse, bahkan menyatakan keyakinannya bahwa ETF berbasis XRP di pasar AS hanyalah soal waktu.

Mendukung spekulasi tersebut, CME Group, salah satu bursa derivatif terbesar dunia, mengumumkan akan meluncurkan kontrak futures XRP pada 19 Mei 2025, meningkatkan legitimasi dan daya tarik XRP di mata investor institusional.

Brasil di Garis Depan Revolusi Kripto

Brasil, yang telah lama menjadi pasar kripto terbesar di Amerika Latin bersama Argentina dan Meksiko, kini memperlihatkan kesiapan infrastrukturnya dalam menyambut produk keuangan inovatif. Bursa saham B3, tempat XRPH11 diperdagangkan, telah mengadopsi standar regulasi tinggi untuk produk kripto, berbeda dari pendekatan lebih konservatif yang diambil negara-negara tetangganya.

Melalui produk seperti XRPH11, Brasil mengukuhkan dirinya sebagai laboratorium alami untuk inovasi keuangan berbasis blockchain. Bukan hanya Hashdex, beberapa manajer aset besar lainnya juga mulai menggulirkan rencana meluncurkan ETF kripto lainnya, termasuk berbasis Ethereum dan bahkan tokenized real-world assets (RWA) seperti obligasi dan properti.

Dampak Regional Argentina dan Paraguay

Menariknya, peluncuran ini terjadi bersamaan dengan peristiwa besar lain di kawasan. Di Argentina, masyarakat terus mengadopsi dolar digital (USDT dan USDC) untuk melawan inflasi domestik yang meroket, sementara di Paraguay, lonjakan aktivitas penambangan Bitcoin menyebabkan krisis energi lokal.

Semua ini menunjukkan bagaimana dinamika ekonomi di Amerika Latin kini semakin terkait erat dengan perkembangan dunia kripto.

Apa Selanjutnya?

Bila tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Brasil akan menjadi pusat ETF kripto global di luar AS, terutama jika regulator di negara lain tetap lamban bergerak. Hashdex sendiri sudah menegaskan komitmennya untuk terus meluncurkan produk-produk baru, seiring meningkatnya permintaan untuk investasi kripto yang regulatif, aman, dan terjangkau.

Dengan XRPH11, pintu menuju masa depan keuangan digital di Amerika Latin tampaknya sudah terbuka lebar. Kini, dunia menunggu: apakah AS akan membalas langkah berani Brasil ini, atau malah tertinggal dalam revolusi keuangan digital yang kian tak terelakkan?

XRP ETF Resmi Hadir di Brasil, Hashdex Dorong Revolusi Kripto Latin Amerika
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan