Jun 30, 2025

XRP dalam Tekanan: Konsolidasi, Rebound, atau Lanjut Turun?

Default Featured Image

XRP saat ini diperdagangkan di harga $2.05 dengan kapitalisasi pasar sebesar $119 miliar dan volume perdagangan 24 jam sebesar $1.22 miliar. Harga bergerak dalam rentang sempit antara $2.04 hingga $2.09 dalam perdagangan intraday, mencerminkan fase konsolidasi yang ketat di tengah sentimen pasar yang cenderung hati-hati.

Pada chart 1-jam, XRP menunjukkan tren penurunan intraday, dengan pembentukan lower highs dan lower lows yang mengindikasikan momentum bearish yang terus berlanjut. Baru-baru ini, harga menyentuh level $2.039 diikuti dengan sedikit rebound, yang menunjukkan potensi pembalikan jangka pendek atau pembentukan pola double bottom.

!source=bitcoinnews”>Grafik XRP /USDC 1H melalui Binance pada 20 April 2025.

Volume meningkat signifikan selama beberapa candle merah terakhir, yang mengisyaratkan adanya penjualan panik atau shakeout jangka pendek. Jika XRP mengonfirmasi higher low di atas $2.039, breakout di atas level $2.06 bisa menjadi peluang scalping yang layak, dengan target menuju zona resistance di $2.08–$2.09 dan stop loss yang ketat di bawah swing low terbaru.

Pada timeframe 4-jam, XRP masih mengalami koreksi bearish jangka pendek setelah gagal mempertahankan momentum di atas level $2.18. Aksi harga menunjukkan fase konsolidasi antara $2.03 dan $2.10, dengan penurunan volume yang mengindikasikan tidak adanya tekanan jual yang signifikan. 

!source=bitcoinnews”>Grafik XRP /USDC 4H melalui Binance pada 20 April 2025.

Profil volume yang redup ini bisa menunjukkan akumulasi oleh pelaku pasar yang menunggu kejelasan arah. Jika zona support $2.03–$2.04 bertahan, trader bisa mempertimbangkan untuk entry swing, terutama jika didukung oleh formasi candlestick reversal bullish. Resistance di sekitar $2.10–$2.12 tetap menjadi level yang logis untuk mengambil sebagian keuntungan atau mengevaluasi kembali eksposur trading.

Konsolidasi Harian dan Potensi Rebound Jangka Menengah

Pada chart harian, XRP sedang mengalami downtrend jangka menengah, setelah baru-baru ini rebound dari level support utama di $1.611. Saat ini, harga berkonsolidasi di dalam zona resistance antara $2.10 dan $2.20, setelah rebound signifikan yang disertai lonjakan volume trading—suatu tanda khas dari capitulation atau potensi pembalikan. 

Aktivitas tinggi di level yang lebih rendah ini bisa menarik trader long jika harga kembali menguji rentang $1.80–$1.90 dan mengonfirmasi formasi bullish seperti hammer atau bullish engulfing. Target di sekitar $2.20–$2.25 dianggap bijak, terutama dengan trailing stop untuk menghindari volatilitas.

Indikator Teknis Campuran: Netral Tapi Ada Sinyal Bullish

Oscillator XRP menggambarkan gambaran yang cenderung netral dengan beberapa tanda bias bullish yang tersembunyi. Relative strength index (RSI) berada di 45.84, menunjukkan kondisi yang tidak overbought atau oversold. 

Stochastic di 71.71 juga mendukung posisi netral, sementara commodity channel index (CCI) dan average directional index (ADX) berada pada level yang serupa, masing-masing di 11.45 dan 21.02.

 Awesome oscillator sedikit negatif di -0.09133, yang mencerminkan ketidakpastian. Namun, indikator momentum di 0.08577 dan level moving average convergence divergence (MACD) di -0.04208 keduanya menunjukkan sinyal positif, mengindikasikan potensi pergerakan naik jika kondisi pasar lebih luas mendukung.

Moving averages (MAs) menunjukkan gambaran yang campur aduk, menyoroti tekanan bearish jangka pendek dengan sentimen bullish jangka panjang yang tersembunyi. Exponential moving averages (EMAs) dan simple moving averages (SMAs) untuk periode 10, 20, 30, 50, dan 100 berada dalam wilayah bearish, dengan nilai yang berkisar antara $2.06984 hingga $2.47084—semuanya berada di atas harga spot saat ini di $2.05.

Namun, EMA 200 periode di $1.96140 dan SMA di $1.94085 menunjukkan sentimen bullish, menandakan bahwa meskipun XRP menghadapi resistance jangka pendek, trajektori jangka panjangnya tetap didukung oleh rata-rata periode lebih panjang.

Kesimpulan: Dua Skenario yang Harus Diwaspadai

Bull Verdict:
 Jika XRP berhasil bertahan di atas support $2.03 dan mengonfirmasi higher low di chart intraday, didukung oleh sinyal momentum bullish dari indikator momentum (10) dan moving average convergence divergence (MACD), maka pergerakan menuju $2.10–$2.25 masih sangat mungkin. Sinyal beli jangka panjang dari moving averages 200 periode semakin mendukung kelanjutan uptrend jangka panjang, menjadikan XRP sebagai kandidat akumulasi selama pullback.

Bear Verdict:

Kegagalan XRP untuk menembus zona resistance kunci, disertai dengan sinyal penjualan yang terus menerus di seluruh moving averages periode 10–100, menunjukkan bahwa aset ini masih rentan terhadap penurunan lebih lanjut. Jika support di sekitar $2.03 gagal bertahan, uji level lebih rendah menuju $1.90 atau bahkan rentang $1.80–$1.611 bisa terjadi, terutama jika tidak ada volume pembelian yang kuat atau konfirmasi bullish di time frame yang lebih tinggi.

XRP dalam Tekanan: Konsolidasi, Rebound, atau Lanjut Turun?
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan