Di tengah gesekan internal Partai Republik dan penolakan yang nyaris menjegal paket legislasi kripto terbesar tahun ini, mantan Presiden Donald Trump tampil sebagai deal-maker yang menyelamatkan situasi.
Dalam langkah politik yang cepat dan dramatis, Trump mengklaim telah “meyakinkan” sebagian besar legislator GOP yang sebelumnya menarik dukungan mereka terhadap tiga RUU penting kripto, termasuk GENIUS Act, untuk kembali menyetujui pemungutan suara yang dijadwalkan ulang pada Rabu pagi waktu setempat.
Kebuntuan di parlemen ini menunjukkan bahwa isu larangan terhadap Central Bank Digital Currency (CBDC) kini bukan hanya perdebatan teknis di komunitas kripto, tapi telah berubah menjadi benturan ideologis di dalam Kongres AS.
Apa yang Terjadi?
Selasa kemarin, pemungutan suara prosedural atas tiga RUU kripto ditunda karena 13 anggota Partai Republik menarik dukungan mereka. Mereka menuntut agar RUU utama GENIUS Act, yang mengatur stablecoin dan struktur pasar kripto secara eksplisit melarang bank sentral AS (Federal Reserve) untuk membuat dan mendistribusikan CBDC.
RUU lain yang turut tertahan adalah:
- CLARITY Act – RUU luas yang menetapkan kerangka regulasi aset digital.
- Anti-CBDC Surveillance Act – yang secara tegas melarang CBDC karena dianggap berpotensi menjadi alat pengawasan pemerintah terhadap warganya.
Buntunya proses legislasi ini nyaris menggagalkan agenda Partai Republik yang mereka sebut sebagai “Crypto Week”, yang ditargetkan untuk disahkan sebelum Kongres memasuki reses panjang pada bulan Agustus.
Trump Turun Tangan, Fraksi GOP Luluh
Lewat platform Truth Social, Trump menyampaikan bahwa ia telah bertemu 11 dari 12 anggota GOP yang tadinya menolak mendukung RUU. Ia mengklaim bahwa setelah diskusi singkat di Oval Office, semuanya setuju untuk memberikan suara positif dalam pemungutan suara esok hari.
“Saya ada di Oval Office dengan 11 dari 12 anggota Kongres yang diperlukan untuk meloloskan GENIUS Act. Setelah diskusi singkat, mereka semua setuju untuk mendukung pemungutan suara besok pagi,” tulis Trump.
Langkah ini mendapat apresiasi langsung dari Ketua DPR Mike Johnson, yang menyebut campur tangan Trump sebagai “penentu jalannya legislasi kripto nasional.”
CBDC: Uang Digital atau Ancaman Privasi?
Isu CBDC telah menjadi medan pertempuran ideologis antara dua kubu di Kongres:
- Konservatif garis keras melihat CBDC sebagai ancaman terhadap kebebasan finansial, khawatir pemerintah bisa memantau dan mengontrol transaksi warga.
- Kubu moderat dan Demokrat menilai larangan total terhadap CBDC bisa menghalangi inovasi dan memperlemah daya saing AS terhadap China dan Uni Eropa, yang sudah mengembangkan CBDC mereka.
Beberapa anggota, seperti Andy Biggs dan Marjorie Taylor Greene, mengatakan mereka bukan anti-kripto, tapi menolak versi GENIUS Act yang “masih membuka celah bagi CBDC terselubung.”
Menariknya, Trump sendiri sudah menandatangani perintah eksekutif pada Januari yang melarang The Fed menciptakan CBDC untuk penggunaan publik langsung tapi tampaknya, hal ini belum cukup eksplisit bagi kelompok konservatif di DPR.
Bagaimana Prospek Tiga RUU Ini?
RUU GENIUS Act sebenarnya telah lolos dari Senat pada Juni lalu, bahkan dengan dukungan bipartisan. Tapi upaya pertamanya di bulan Mei gagal dalam pemungutan suara awal (cloture vote), terutama karena resistensi dari Demokrat atas keterlibatan Trump dalam lobi industri kripto.
RUU ini juga sudah memuat pembatasan terhadap The Fed dalam menawarkan layanan langsung ke publik, termasuk dompet digital dan akun pribadi sebuah pasal yang dianggap cukup untuk mencegah CBDC versi ritel, menurut analis hukum seperti Eleanor Terrett.
Namun, kelompok konservatif tetap menuntut redaksi hukum yang lebih tegas, dan menolak proses yang tertutup dari pimpinan DPR yang melarang amandemen terbuka.
Trump Bukan Hanya Kandidat, Tapi Aktor Legislasi Kripto
Dengan intervensi langsung ini, Trump membuktikan dirinya bukan sekadar figur pemilu 2024, tapi juga aktor legislatif aktif yang memengaruhi arah kebijakan kripto AS. Ini memperkuat posisinya sebagai crypto-friendly Republican, sekaligus menempatkan CBDC sebagai isu panas dalam kampanye 2025 mendatang.
Bagi industri kripto, hasil voting Rabu nanti bisa menjadi momentum penting. Jika tiga RUU lolos, AS akan memiliki salah satu kerangka regulasi kripto paling lengkap dan ketat di dunia.
Namun jika gagal lagi? Maka jelas: kripto bukan hanya soal teknologi, tapi juga politik tingkat tinggi.
Crypto bukan lagi sekadar revolusi teknologi. Di Amerika, ia telah menjadi medan perang ideologis dan kini, bahkan medan diplomasi legislatif.
0 comments