Jun 30, 2025

Trump Media dan Crypto.com Luncurkan ETF Kripto “Made in America”

Default Featured Image

Di tengah meningkatnya ketegangan dagang global dan pertarungan narasi politik menjelang pemilu, Presiden AS Donald Trump kembali membawa dunia kripto ke garis depan. Kali ini, bukan lewat tweet atau kontroversi token, melainkan melalui langkah nyata: Trump Media and Technology Group (TMTG) resmi menandatangani perjanjian strategis dengan Crypto.com untuk meluncurkan ETF bertema “Made in America”, dengan pendekatan unik yang menggabungkan aset digital dan saham industri strategis.

Langkah ini bukan hanya sinyal ke pasar, tapi juga pesan politik: Amerika Serikat tidak hanya ingin memimpin industri kripto ia ingin mendominasinya dengan merek nasionalisme finansial.

Kemitraan Strategis Trump, Crypto.com, dan Yorkville

Pengumuman resmi pada 22 April menyebutkan bahwa TMTG, perusahaan induk dari Truth Social, telah meneken perjanjian mengikat dengan Crypto.com dan manajer aset Yorkville America Digital.

Kolaborasi ini bertujuan meluncurkan ETF bertema nasional yang mencakup berbagai sektor, termasuk energi dan teknologi, sambil mengintegrasikan eksposur terhadap aset digital seperti Bitcoin atau Ethereum.

ETF ini akan didistribusikan melalui entitas broker-dealer Crypto.com, yaitu Foris Capital, dan diluncurkan di bawah payung Truth.Fi, brand DeFi milik Trump Media.

Peluncuran resmi ETF dijadwalkan pada akhir 2025, dengan firma hukum Davis Polk bertindak sebagai penasihat pengembangan dan regulasi. Sebagian dari cadangan kas Trump Media diperkirakan mencapai $250 juta yang dikelola oleh Charles Schwab akan dialokasikan untuk mendukung peluncuran produk ini.

Dari Token ke ETF Strategi Fintech Trump yang Kian Matang

Langkah ini merupakan lanjutan dari jejak kripto keluarga Trump, yang semakin aktif dalam industri blockchain. Pada Oktober 2024, mereka meluncurkan World Liberty Financial, platform kripto dengan token asli dan rencana stablecoin nasional.

Putra-putra Trump Eric dan Donald Jr. juga telah terlibat dalam proyek penambangan Bitcoin bernama American Bitcoin.

Namun, berbeda dari proyek-proyek sebelumnya yang lebih bersifat spekulatif, inisiatif ETF ini tampak lebih terstruktur, legalistik, dan investor-friendly. Dengan menggandeng institusi seperti Crypto.com dan Yorkville, serta penasihat hukum papan atas, Trump Media mencoba membangun legitimasi di tengah lanskap regulasi yang kian ketat.

Momentum Pasar ETF Spot Bangkit Lagi

Kesepakatan ini juga datang di saat yang tepat. Setelah sempat mengalami arus keluar (outflows) dalam beberapa pekan terakhir, ETF Bitcoin spot di AS kini mencatatkan lebih dari $1 miliar arus masuk (inflows) dalam sepekan terakhir, menandakan kembalinya minat institusional ke aset kripto.

Kembalinya modal ini tak lepas dari rebound harga Bitcoin dan pergeseran sentimen pasar menyusul ketegangan geopolitik akibat tarif perdagangan baru yang diberlakukan pemerintahan Trump.

Dengan investor kembali mencari perlindungan dan diversifikasi, ETF bertema nasional dengan eksposur kripto bisa menjadi tawaran yang sangat menarik.

Harga Token Cronos (CRO) Ikut Terdongkrak

Bagi Crypto.com sendiri, kerja sama ini juga membawa keuntungan langsung. Token asli mereka, Cronos (CRO), melonjak 12% menjadi $0,09, meski masih jauh dari puncak $1 pada tahun 2021.

Lonjakan ini mencerminkan respons positif pasar terhadap ekspansi institusional perusahaan, yang sebelumnya sempat tertahan akibat kondisi pasar bear kripto.

ETF, Politik, dan Masa Depan Aset Digital AS

Dalam dunia keuangan, sinyal dan narasi sama pentingnya dengan angka. Kemitraan antara Trump Media dan Crypto.com tidak hanya menyatukan dunia politik dan kripto, tetapi juga menciptakan kendaraan baru untuk “nasionalisasi investasi digital.”

Apakah ini akan menjadi gebrakan baru dalam evolusi ETF kripto? Atau hanya strategi branding di tahun politik?

Satu hal yang pasti: kripto kini bukan hanya urusan teknologi ia telah menjadi bagian dari strategi nasional. Dan siapa pun yang mengabaikannya, bisa jadi akan tertinggal dalam perlombaan berikutnya.

Trump Media dan Crypto.com Luncurkan ETF Kripto “Made in America”
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan