Jun 30, 2025

Trump Dukung Kripto dan Kritik Kebijakan Biden, Dorong AS Jadi Pemimpin Digital

Default Featured Image

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dukungan kuatnya terhadap mata uang kripto dalam sebuah wawancara yang disiarkan secara nasional pada program Meet the Press NBC tanggal 4 Mei. 

Dalam wawancara tersebut, Trump membahas isu kripto bersama dengan topik ekonomi, imigrasi, dan kebijakan luar negeri. Ia menegaskan posisinya sebagai pendukung aset digital dan menanggapi keraguan publik mengenai kemungkinan keuntungan pribadi dari dukungannya.

> “Saya mendukung kripto,” ujar Trump. 

Menanggapi tudingan bahwa ia mungkin mendapat keuntungan dari posisinya, Trump membantah hal tersebut: “Saya tidak mendapatkan keuntungan dari apa pun. Semua ini saya mulai jauh sebelum pemilu. Saya ingin kripto. Saya pikir kripto itu penting, karena kalau kita tidak melakukannya, China yang akan melakukannya.”

Trump menyoroti ketahanan pasar aset digital dan berkata: “Ini baru, sangat populer, sangat diminati. Jika Anda lihat pasar, saat pasar turun, kripto tetap jauh lebih kuat dibanding aspek pasar lainnya.” Ia menambahkan, 

> “Tapi saya ingin kripto karena banyak orang, jutaan orang, menginginkannya.”

Kritik terhadap Kebijakan Kripto Pemerintahan Biden

Trump juga mengkritik cara penanganan kripto oleh lawan politiknya, Presiden Joe Biden. Ia berkata, “Saya tidak tahu apakah Anda tahu, tapi Biden menyerang kripto dengan keras, lalu sebelum pemilu dia mengubah sikapnya kepala SEC-nya, semua orang berubah. 

Anda tahu kenapa? Karena ada ratusan juta orang yang terlibat dalam kripto, dan mereka ingin meraih suara mereka. Tapi itu tidak berhasil.” Saat ditanya langsung apakah ia mendapat keuntungan dari kripto, Trump menjawab, “Saya bahkan belum melihatnya.”

Selama masa jabatan Presiden Biden, SEC di bawah pimpinan Gary Gensler mengambil pendekatan ketat terhadap regulasi kripto, dengan melakukan banyak tindakan hukum terhadap perusahaan-perusahaan kripto.

Agenda Pro-Kripto di Bawah Pemerintahan Trump

Berbeda dengan pendekatan ketat Biden, pemerintahan Trump menerapkan kebijakan yang lebih ramah terhadap industri kripto. Trump menunjuk Paul Atkins, seorang pendukung kripto, sebagai Ketua SEC. Ia juga mendirikan Cadangan Strategis Bitcoin dan Stok Aset Digital Nasional untuk memposisikan AS sebagai pemimpin global dalam sektor kripto.

Sebagai bagian dari strategi nasional, Trump mengangkat David Sacks sebagai Kepala AI & Kripto Gedung Putih, dan menjadi tuan rumah KTT Kripto Gedung Putih yang pertama kali diadakan, menandai komitmen pemerintahannya terhadap pengembangan teknologi digital dan keuangan berbasis blockchain.

Trump Dukung Kripto dan Kritik Kebijakan Biden, Dorong AS Jadi Pemimpin Digital
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan