Jun 29, 2025

THORChain Digunakan Hacker? $1 Miliar Dana Bybit Masih Bisa Dilacak

Default Featured Image

Keamanan dunia kripto kembali diuji dengan peretasan besar-besaran yang menimpa Bybit, salah satu bursa aset digital terbesar di dunia. CEO Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan bahwa dari $1,4 miliar aset kripto yang dicuri, sekitar $1,07 miliar (77%) masih bisa dilacak.

Meski para peretas berusaha mencuci dana dengan THORChain, platform pertukaran aset lintas rantai yang terdesentralisasi, Zhou yakin aset yang masih terlacak bisa dibekukan sebelum mereka berhasil menguangkannya.

Namun, peretasan ini bukan hanya tentang uang yang hilang—ini juga memperlihatkan bagaimana ekosistem kripto yang sepenuhnya terdesentralisasi bisa menjadi pisau bermata dua: di satu sisi, memberikan kebebasan transaksi, tetapi di sisi lain membuka celah bagi kejahatan finansial berskala besar.

Sebagian Dana Sudah Dicuci, Sebagian Berhasil Diblokir

Dalam pembaruan pada 4 Maret 2025, Zhou menjelaskan bahwa peretas telah berhasil mencuci sekitar $280 juta (20%) dari total 499.000 ETH yang dicuri.

Namun, upaya investigasi juga membuahkan hasil: $42 juta telah dibekukan, berkat bantuan 11 pemburu hadiah independen yang diberi hadiah total $2,1 juta atas jasanya. Beberapa entitas yang berperan penting dalam pelacakan ini termasuk Mantle, Paraswap, dan blockchain investigator terkenal, ZachXBT.

THORChain “Jalan Tol” bagi Peretas?

Salah satu aspek paling menarik dari kasus ini adalah peran THORChain dalam pencucian dana. Para peretas diketahui mengkonversi sebagian besar ETH yang dicuri menjadi Bitcoin (BTC) melalui THORChain.

Sebanyak 417.348 ETH (83% dari dana curian) senilai sekitar $1 miliar telah diubah menjadi BTC dan disebar ke 6.954 dompet berbeda, dengan saldo rata-rata 1,71 BTC per dompet.

Konsekuensinya, volume transaksi di THORChain melonjak drastis menjadi lebih dari $5,8 miliar dalam dua minggu setelah peretasan Bybit. Platform ini bahkan meraup $5,5 juta dalam bentuk biaya transaksi dari aktivitas tersebut.

Sejumlah pakar keamanan blockchain, termasuk Taylor Monahan, mengkritik THORChain karena dianggap memfasilitasi pencucian uang dengan dalih desentralisasi.

“[THORChain] beroperasi dalam ekosistemnya sendiri yang didominasi oleh kriminal dan insider yang tahu cara mengambil keuntungan dari aliran dana ilegal, baik secara langsung maupun tidak langsung,” ujar Monahan.

Namun, Zhou tetap optimistis bahwa dana yang dicuci melalui THORChain masih dapat dilacak dan berjanji akan berusaha membekukannya sebelum peretas mencoba menguangkannya di bursa terpusat, meja perdagangan over-the-counter (OTC), atau jaringan peer-to-peer (P2P).

OKX dan ExCH Juga Terlibat?

Selain THORChain, Zhou juga mengungkap bahwa dana hasil peretasan mengalir ke beberapa platform lain, termasuk OKX Web3 Proxy dan ExCH.

### OKX Web3 Proxy

Sekitar 40.233 ETH ($100 juta) telah melewati OKX Web3 Proxy, dengan 16.680 ETH masih dapat dilacak, sementara 23.553 ETH ($65 juta) membutuhkan informasi tambahan dari OKX untuk dapat diusut lebih lanjut.

### ExCH

Sebanyak 79.655 ETH (16% dari total dana curian) telah ditransfer melalui ExCH, platform yang sebelumnya membantah keterlibatan dalam pencucian uang dari peretasan Bybit.

Dalam pernyataan pada 23 Februari, ExCH mengklaim bahwa hanya sebagian kecil dana dari peretasan Bybit yang masuk ke alamat mereka dan berjanji bahwa semua biaya transaksi yang diterima dari aktivitas ini akan disumbangkan untuk kepentingan publik.

Regulasi dan Keamanan Blockchain Kembali Dipertanyakan

Kasus ini menambah daftar panjang peretasan besar di industri kripto dan menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan serta regulasi platform blockchain terdesentralisasi.

Meski transparansi blockchain memungkinkan dana untuk dilacak, mekanisme pencucian uang melalui protokol DeFi seperti THORChain membuat proses penegakan hukum menjadi lebih sulit.

Industri kripto kini berada di persimpangan jalan: apakah ekosistem ini akan tetap memegang teguh desentralisasi, atau akankah regulasi ketat mulai masuk untuk menghentikan penyalahgunaan seperti ini?

Aset Dicuri, Tapi Masih Ada Harapan

Dengan $1,07 miliar dana masih bisa dilacak, Bybit dan tim investigasi berusaha untuk membekukan aset curian sebelum peretas berhasil menguangkannya.

Namun, dengan semakin berkembangnya teknik pencucian uang di blockchain, apakah ini saatnya bagi regulator untuk bertindak lebih tegas terhadap protokol DeFi seperti THORChain?

Yang jelas, kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh industri: keamanan siber di dunia kripto harus terus berkembang seiring dengan inovasi teknologi blockchain.

Apakah regulasi lebih ketat bisa menjadi solusi, atau justru menghambat inovasi kripto?

THORChain Digunakan Hacker? $1 Miliar Dana Bybit Masih Bisa Dilacak
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan