Jun 29, 2025

The RealReal Catat Kinerja Cemerlang di Q3 2024, Tapi Masih Dibayangi Beban Utang

Default Featured Image

The RealReal (NASDAQ: REAL) platform e-commerce yang dikenal sebagai pemimpin dalam konsinyasi barang mewah mencetak hasil keuangan yang solid di kuartal ketiga 2024. Dengan pertumbuhan yang signifikan dalam berbagai metrik kunci, perusahaan ini menunjukkan performa yang menjanjikan meskipun masih harus menghadapi tantangan finansial berupa beban utang yang cukup besar.

Kinerja Q3 2024: Pendapatan Naik, Margin Menguat

CEO Rati Levesque mengumumkan bahwa Gross Merchandise Volume (GMV) total nilai transaksi di platform mengalami kenaikan 6% YoY menjadi $433 juta. Sementara itu, pendapatan perusahaan juga meningkat 11% menjadi $148 juta. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi multi-channel yang diterapkan RealReal, termasuk ekspansi toko fisik dan peningkatan layanan pelanggan.

Selain itu, EBITDA yang disesuaikan mencapai $2,3 juta, menandai kuartal kedua berturut-turut perusahaan membukukan hasil positif dalam metrik ini. Perusahaan juga berhasil mencatat arus kas bebas positif, yang menjadi indikasi awal bahwa strategi efisiensi operasional mulai membuahkan hasil.

Namun, yang paling menarik adalah lonjakan margin kotor perusahaan yang mencapai 74,9%. Ini menunjukkan bahwa The RealReal berhasil mempertahankan kekuatan harga di pasar konsinyasi barang mewah, sekaligus mengelola efisiensi operasional dengan baik.

Proyeksi Q4 2024: Target Ambisius di Tengah Ketidakpastian

Melihat tren pertumbuhan ini, The RealReal meningkatkan panduan keuangannya untuk akhir tahun. Perusahaan kini memperkirakan GMV kuartal keempat akan berkisar antara $484 juta hingga $500 juta, sementara pendapatan tahunan diproyeksikan berada di kisaran $595 juta hingga $602 juta. Jika angka ini tercapai, 2024 bisa menjadi tahun terbaik bagi perusahaan dalam hal kinerja keuangan.

Keberhasilan ini juga didorong oleh langkah strategis seperti perluasan toko ritel, optimalisasi rantai pasok, dan peningkatan pengalaman pelanggan di berbagai platform. Dengan semakin meningkatnya permintaan barang mewah bekas, RealReal berpotensi menjadi pemain dominan di pasar yang terus berkembang ini.

Ancaman Utang dan Volatilitas Harga Saham

Meski laporan keuangan Q3 tampak menjanjikan, ada satu catatan penting yang tidak bisa diabaikan: The RealReal masih beroperasi dengan beban utang yang besar. Menurut data InvestingPro, perusahaan menghadapi tantangan dalam pembayaran bunga utang, yang bisa menjadi risiko di masa depan jika tidak dikelola dengan baik.

Dari sisi pasar modal, harga saham The RealReal telah mengalami kenaikan luar biasa, dengan return total mencapai 101,99% dalam setahun terakhir. Namun, volatilitasnya masih tinggi, yang berarti investor harus berhati-hati terhadap pergerakan harga yang bisa berubah dengan cepat.

Prospek Cerah, Tapi Tantangan Belum Usai

Secara keseluruhan, The RealReal menampilkan performa solid di Q3 2024 dengan pertumbuhan yang sehat dalam GMV, pendapatan, dan margin. Perusahaan telah menunjukkan bahwa strategi multi-channel dan efisiensi operasional mampu mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Namun, investor dan analis tetap harus memperhitungkan faktor risiko seperti beban utang dan volatilitas harga saham, yang bisa menjadi hambatan dalam jangka panjang. Jika perusahaan mampu mempertahankan tren pertumbuhan ini sambil mengelola kewajiban finansialnya dengan baik, maka Q4 2024 bisa menjadi periode rekor bagi The RealReal.

The RealReal Catat Kinerja Cemerlang di Q3 2024, Tapi Masih Dibayangi Beban Utang
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan