Setelah delapan bulan berturut-turut mengalami penurunan penjualan di pasar kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia, Tesla akhirnya bangkit di China. Data terbaru dari China Passenger Car Association (CPCA) menunjukkan bahwa penjualan mobil listrik buatan Tesla di China mengalami kenaikan tahunan sebesar 0,8% pada Juni 2025, menandai titik balik penting bagi raksasa otomotif asal Texas ini.
Namun, di balik kabar baik tersebut, persaingan di pasar domestik Tiongkok justru semakin memanas dengan pemain lokal seperti BYD terus memperluas dominasinya melalui strategi harga agresif dan model-model yang lebih terjangkau.
Shanghai Jadi Ujung Tombak, Ekspor Turut Mendongkrak Angka
Lonjakan penjualan ini sebagian besar ditopang oleh fasilitas Tesla di Shanghai, yang tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga menjadi pusat ekspor utama ke Eropa dan pasar Asia lainnya.
Total pengiriman Tesla dari pabrik tersebut mencakup penjualan dalam negeri dan ekspor naik 16,1% secara bulanan, mencapai 71.599 unit pada Juni. Model andalan seperti Model 3 dan Model Y mencatat peningkatan kontribusi signifikan dalam pencapaian ini.
Kabar ini cukup menggembirakan bagi investor yang sebelumnya khawatir terhadap kelangsungan pertumbuhan Tesla di wilayah Asia, terutama setelah mengalami penurunan kuartalan akibat gempuran produk EV lokal yang jauh lebih murah.
BYD Tetap Unggul Secara Volume, Tapi Pertumbuhannya Melambat
Sementara Tesla berhasil keluar dari tren negatif, BYD saingan terberat Tesla mencatatkan 377.628 unit penjualan secara global pada Juni, dengan pertumbuhan tahunan hanya 11%.
Angka tersebut masih menunjukkan keunggulan kuantitatif BYD, tetapi juga memperlihatkan tanda-tanda pelambatan setelah ekspansi agresif selama dua tahun terakhir.
Menurut beberapa analis pasar, Tesla justru memiliki ruang untuk bergerak lebih fleksibel, terutama jika memutuskan untuk menurunkan harga dalam beberapa bulan mendatang. Langkah ini diyakini akan memperbaiki daya saing Tesla di China, mengingat segmentasi harga masih menjadi pertimbangan utama konsumen lokal.
Proyeksi Berbeda: Tesla Diprediksi Turun, BYD Justru Naik
Yang menarik, proyeksi penjualan untuk dua raksasa EV ini bertolak belakang. Tesla diperkirakan akan mengalami penurunan penjualan global sebesar 10%, yang berarti menyumbang hanya 13% dari total pasar EV dunia.
Sebaliknya, BYD justru diproyeksikan akan mencatat lonjakan penjualan sebesar 45%, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap ekspansi mereka di segmen EV murah.
Meski begitu, sentimen investor terhadap Tesla tetap positif, terutama karena kepercayaan yang kuat pada arah strategi jangka panjang Elon Musk termasuk pengembangan kendaraan otonom, infrastruktur energi, dan kemungkinan adopsi AI di lini produksinya.
Tesla Masih Jadi Magnet Portofolio, Meski Tak Lagi Tak Tertandingi
Di tengah persaingan yang semakin ketat, Tesla tetap dipandang sebagai aset yang layak dipertahankan dalam portofolio jangka panjang, berkat kapabilitas teknologinya yang teruji dan skala global yang sulit ditandingi.
Namun, para analis mulai mencermati bahwa rebound Tesla di China kali ini harus dibaca dengan hati-hati. Satu bulan pertumbuhan belum cukup untuk menyimpulkan pembalikan tren.
Apalagi, perusahaan seperti NIO, XPeng, dan Leapmotor juga mulai menantang dengan pendekatan inovatif berbasis AI dan integrasi smart ecosystem dalam kendaraan mereka.
Pertempuran Baru di China Baru Dimulai
Tesla boleh jadi berhasil menutup luka delapan bulan terakhir, tapi pertempuran EV di China baru memasuki babak baru. Ketika pemain lokal mengandalkan kecepatan, harga, dan adaptasi budaya konsumen, Tesla harus terus menyeimbangkan antara nilai premium dan efisiensi operasional sambil tetap menjaga narasi teknologi yang menjadi kekuatan utamanya.
Dalam dunia otomotif listrik, satu bulan pertumbuhan bisa berarti momentum atau hanya jeda sebelum badai berikutnya. Bagi Tesla, bulan Juni 2025 adalah peluang untuk mengklaim ulang posisi di peta kompetisi atau justru menjadi pengingat bahwa dominasi tidak pernah abadi.
“Tesla mungkin menang di Shanghai bulan ini, tapi China bukan hanya tentang angka penjualan ini juga tentang bertahan di rumah orang lain.”
0 comments