Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Opini Publik Seluruh Rusia (VCIOM) mengungkapkan bahwa 87% orang Rusia telah mendengar tentang aset kripto, namun hanya 42% yang mengetahui tentang permainan Telegram, Hamster Kombat.
Kesadaran Crypto Orang Rusia Tinggi, tetapi Sedikit yang Tahu Tentang Game Hamster Kombat
Pusat Penelitian Opini Publik Seluruh Rusia (VCIOM) melakukan survei yang melibatkan 1600 responden berusia 18 tahun ke atas ini menunjukkan bahwa generasi muda, terutama Zoomer, memiliki pengetahuan tertinggi tentang aset kripto dengan tingkat kesadaran mencapai 96%.
Namun, hanya 35% dari mereka yang benar-benar memahami topik ini dengan baik. Secara keseluruhan, hanya 21% dari semua responden yang merasa sangat memahami pengetahuan tentang aset kripto.
Di sisi lain, Hamster Kombat, sebuah permainan yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan aset kripto HAMS, masih belum dikenal luas. Hanya 42% responden yang mengetahui game ini, dan hanya 14% yang merasa sangat memahami cara kerjanya.
Permainan ini populer di kalangan pengguna Telegram muda yang paham teknologi, namun kurang dikenal oleh populasi umum.
> Lembaga survei tersebut menyatakan “Lebih dari setengah responden (57%) di seluruh negara tidak mengetahui chatbot ini sama sekali,”
Popularitas Hamster Kombat lebih tinggi di kalangan generasi muda (86% dari Zoomer dan 72% dari milenial muda), mereka yang memahami aset kripto (67%), pengguna Telegram harian (62%), penduduk kota besar (53%), dan pengguna internet aktif (62%).
Namun, survei ini juga mengungkapkan bahwa meskipun banyak yang mengetahui tentang Hamster Kombat, hanya sedikit yang benar-benar menggunakan atau mengenal seseorang yang menggunakan game ini.
Sebanyak 58% dari mereka yang mengetahui game ini tidak pernah memainkannya atau mengenal orang yang memainkannya, sementara hanya 8% yang mencoba mendapatkan aset kripto melalui game ini.
Meskipun terdapat potensi untuk mengubah pendapatan dari game menjadi uang nyata, 67% orang Rusia tetap skeptis tentang hal ini. Pria, anak muda, dan pengguna Telegram harian lebih cenderung percaya pada peluang tersebut, sementara wanita, generasi tua, dan mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung lebih skeptis.
