Ethereum di Bursa Sentral Turun ke Level Terendah Sejak 2016, Institusi Makin Agresif Akumulasi
Pasokan Ethereum (ETH) yang tersimpan di bursa kripto terpusat kini mencatatkan level terendah dalam sembilan tahun terakhir. Tren ini mencerminkan perubahan besar dalam perilaku investor, khususnya dari kalangan institusi dan perusahaan aset digital, yang semakin gencar melakukan akumulasi dan memindahkan aset ke luar bursa.
Sejak pertengahan 2020, jumlah ETH di bursa terus mengalami penurunan signifikan. Selama dua tahun terakhir saja, pasokannya terpangkas hingga setengah. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga akhir September, jumlah ETH di bursa hanya tersisa sekitar 14,8 juta koin. Angka ini sekaligus menjadi titik terendah sejak 2016.
Penurunan tajam mulai terlihat sejak pertengahan Juli, bertepatan dengan meningkatnya aksi beli dari treasury aset digital. CryptoQuant juga mencatat tren yang sama melalui rasio pasokan ETH di bursa terhadap total suplai, yang kini hanya berada di level 0,14. Biasanya, kondisi ini menandakan bahwa investor lebih memilih memindahkan aset mereka ke cold storage, staking, atau protokol DeFi untuk mendapatkan imbal hasil tambahan, daripada menyimpannya di bursa yang rawan tekanan jual.
Data on-chain memperkuat sinyal akumulasi ini. Rata-rata arus keluar bersih (net outflow) selama 30 hari terakhir mencapai level tertinggi sejak akhir 2022. Glassnode bahkan mencatat bahwa pada pertengahan pekan lalu, posisi bersih bursa menunjukkan penarikan lebih dari 2,18 juta ETH — salah satu angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Pendorong utama tren ini adalah akumulasi masif dari perusahaan treasury. BitMine, misalnya, dilaporkan telah menguasai lebih dari 2% total pasokan ETH. Sejak April, ada sekitar 68 entitas yang mengumpulkan lebih dari 5,26 juta ETH dengan nilai setara $21,7 miliar, atau 4,3% dari suplai beredar. Mayoritas ETH tersebut tidak disimpan di bursa, melainkan di-staking untuk memperoleh pendapatan pasif.
Selain itu, arus masuk ke ETF spot Ether di Amerika Serikat juga meningkat signifikan. Totalnya kini mencapai 6,75 juta ETH dengan nilai hampir $28 miliar, setara 5,6% dari pasokan ETH. Jika digabung, sekitar 10% suplai ETH global kini berada di tangan institusi.
Fenomena ini digambarkan analis BTC Markets, Rachael Lucas, sebagai “Wall Street glow-up” untuk Ethereum. Menurutnya, langkah besar institusi menjadi sinyal positif jangka panjang, meski harga ETH dalam jangka pendek masih berfluktuasi. Bahkan, pekan ini harga ETH sempat terkoreksi lebih dari 11% dan turun di bawah $4.100.