Jun 30, 2025

Strategy Kuasai 531.644 BTC, Michael Saylor Kembali Isyaratkan Pembelian

Default Featured Image

Ketika sebagian besar perusahaan publik masih meraba-raba cara masuk ke dunia aset digital, satu nama justru sudah mengendalikan jalur arus modal dari pasar saham ke Bitcoin dengan presisi militer: Strategy (sebelumnya MicroStrategy).

Dan otaknya? Tak lain dari co-founder sekaligus evangelis Bitcoin paling vokal di Wall Street, Michael Saylor.

Dalam unggahan terbarunya di X (20 April 2025), Saylor menyiratkan bahwa perusahaan tengah bersiap melakukan pembelian BTC lanjutan. Sinyal ini muncul tak lama setelah Strategy mengumumkan akuisisi 3.459 BTC senilai $285 juta pada 14 April membawa total kepemilikan mereka menjadi 531.644 BTC, dengan nilai pasar lebih dari $44,9 miliar.

Namun angka-angka ini hanyalah permukaan. Yang lebih mengejutkan? Lebih dari 13.000 institusi kini memiliki eksposur langsung ke Strategy, serta 814.000 akun ritel. Dan secara tidak langsung, 55 juta orang terpapar melalui ETF, dana pensiun, reksa dana, dan portofolio asuransi.

Dari Saham ke Bitcoin Strategi Saylor yang Mengubah Paradigma

Strategi Saylor sangat sederhana, tapi revolusioner: gunakan mekanisme pasar modal tradisional penerbitan saham dan utang korporasi untuk mengalirkan modal ke Bitcoin. Alih-alih menyimpan kas dalam dolar, Strategy memegang BTC sebagai aset treasury utama.

Hasilnya? Tak hanya memperkuat fundamental Bitcoin sebagai aset deflasi yang kelangkaannya terprogram, tapi juga menciptakan jembatan antara Wall Street dan jaringan terdesentralisasi Bitcoin.

“Strategy bukan hanya beli Bitcoin. Mereka mengubah struktur pasar modal global secara diam-diam,” ujar analis kripto Alex Krüger di X.

Nasdaq 100, ETF, dan Pasar Pasif

Masuknya Strategy ke indeks Nasdaq 100 pada Desember 2024 menjadi titik krusial. Ini berarti ribuan investor pasif yang memegang dana indeks teknologi kini secara tidak langsung berinvestasi di Bitcoin.

Dan bukan hanya itu—menurut analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, Strategy dan ETF Bitcoin seperti IBIT dan FBTC telah menopang pasar BTC dari aksi jual spekulan jangka pendek. Per April 2025, ETF BTC telah mencatatkan arus masuk $2,4 miliar secara year-to-date, mencerminkan permintaan institusional yang masih sangat kuat.

Jejak Strategy di Amerika 12 Negara Bagian Terpapar

Bukan hanya korporasi yang terlibat. Menurut analis Julian Fahrer, 12 negara bagian AS termasuk California, Texas, Florida, dan Illinois—telah mengalokasikan dana publik atau pensiun yang memiliki eksposur terhadap saham Strategy.

Artinya, keputusan Michael Saylor untuk membeli atau menahan BTC kini berdampak langsung ke jutaan pekerja, pensiunan, dan anggaran publik di seluruh Amerika Serikat.

Apa Artinya Bagi Bitcoin?

Dengan lebih dari 500 ribu BTC di tangan satu entitas, banyak pihak bertanya: apakah ini sentralisasi baru di ekosistem desentralisasi?

Saylor sendiri menanggapi kekhawatiran ini dengan menyatakan bahwa perusahaannya adalah “bank BTC jangka panjang”, dan bahwa akumulasi ini bertujuan melindungi nilai dalam jangka puluhan tahun.

Namun bagi pasar, satu hal jelas: selama Strategy terus menyerap BTC dan investor terus menaruh modal di ETF atau dana indeks yang terpapar BTC, tekanan beli akan tetap tinggi. Dan dengan pasokan yang terbatas akibat halving 2024, kita bisa menyaksikan harga BTC mencapai rekor baru lebih cepat dari yang dibayangkan.

Ketika Bitcoin Menjadi Struktur Keuangan Alternatif

Apa yang dilakukan Strategy bukan sekadar investasi. Ini adalah eksperimen sistemik: menggantikan dolar dengan Bitcoin dalam neraca perusahaan, menyerap modal pasar publik, dan secara tidak langsung memperluas adopsi aset digital ke jutaan pemegang dana pensiun.

Dan jika Saylor benar-benar sedang bersiap beli lagi, maka pasar harus bersiap: likuiditas akan dikunci lebih dalam, dan volatilitas bisa melonjak.

Strategy Kuasai 531.644 BTC, Michael Saylor Kembali Isyaratkan Pembelian
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan