Jun 30, 2025

Steak ’n Shake Terima Bitcoin Mulai 16 Mei Adopsi Kripto Masuk Jalur Cepat

Default Featured Image

Siapa bilang Bitcoin hanya untuk trading dan investasi kelas berat? Mulai 16 Mei 2025, Anda bisa membeli steak, milkshake, atau burger favorit di gerai Steak ’n Shake dan membayarnya dengan satoshi.

Langkah ini bukan sekadar gimmick marketing. Ini adalah gebrakan nyata dari rantai restoran cepat saji asal Amerika tersebut untuk mengintegrasikan pembayaran kripto ke dalam sistem operasional globalnya.

Dan jika berhasil, ini bisa jadi tonggak besar dalam peta adopsi Bitcoin di sektor ritel makanan cepat saji.

“Steaktoshi” Memulai Gerakan

Dalam pengumuman resmi melalui akun X (sebelumnya Twitter), Steak ’n Shake menyatakan akan menerima Bitcoin di semua lokasi, termasuk cabang internasional yang akan diumumkan menyusul.

Mereka menyebut inisiatif ini sebagai “gerakan yang baru saja dimulai” dan bahkan menandatanganinya dengan nama alias baru: “Steaktoshi.”

Dan Edwards, COO Steak ’n Shake, mengatakan bahwa ambisi mereka adalah menjadikan BTC sebagai alat pembayaran di seluruh jaringan mereka dari AS hingga ke cabang global.

“Our goal is to utilize Bitcoin at all locations, including all international units,” ujar Edwards kepada Cointelegraph.

Langkah ini pertama kali diisyaratkan pada Maret lalu melalui cuitan: “Should Steak ’n Shake accept Bitcoin?” yang langsung direspons dengan antusias oleh komunitas kripto, termasuk Jack Dorsey, mantan CEO Twitter dan pendukung BTC garis keras.

Crypto & Fast Food: Hubungan yang Semakin Dekat

Steak ’n Shake bukan yang pertama, tapi mereka adalah salah satu yang paling agresif dalam skala peluncuran. Sejumlah brand fast food lain juga sudah bereksperimen dengan kripto:

* Chipotle telah menerima hampir 100 jenis kripto via Flexa sejak 2022.
 
* Subway adalah pelopor BTC untuk makanan cepat saji, dengan uji coba sejak 2013.
 
* KFC sempat menggelar promo “Bitcoin Bucket” di Kanada pada 2018.
 
* McDonald’s menerima BTC di Lugano, Swiss, sebagai bagian dari inisiatif lokal.
 
* Burger King membuka opsi pembayaran kripto di Jerman, Belanda, dan Venezuela.
 
* Donald Trump pernah membeli burger pakai Bitcoin di sebuah bar NYC pada September lalu.

Namun demikian, sebagian besar dari inisiatif ini bersifat terbatas atau berbasis promosi. Steak ’n Shake membedakan dirinya dengan rencana peluncuran penuh secara menyeluruh.

Momentum dan Makna Sejarah

Tanggal peluncuran 16 Mei juga tak jauh dari Bitcoin Pizza Day (22 Mei), momen bersejarah di mana transaksi BTC pertama digunakan untuk membeli makanan 10.000 BTC untuk dua pizza pada tahun 2010. Hari itu kini dirayakan setiap tahun sebagai simbol lahirnya utilitas nyata Bitcoin.

Dengan mengadopsi BTC untuk transaksi ritel, Steak ’n Shake seolah menyambungkan kembali narasi awal Bitcoin sebagai “uang digital untuk dunia nyata.”

Implikasi Lebih Besar Mainstream Adoption Semakin Nyata

Gerakan ini punya dampak lebih luas dari sekadar membeli makanan pakai kripto. Ia menunjukkan:

* Bahwa infrastruktur pembayaran kripto sudah cukup matang untuk digunakan secara massal dan global.
 
* Bahwa perusahaan ritel mulai melihat nilai kompetitif dan citra inovatif dari menerima kripto.
 
* Bahwa konsumen muda, digital-native, kini menjadi target utama yang siap mengadopsi cara bayar baru.

Jika Steak ’n Shake berhasil, maka bukan mustahil merek besar lain seperti Starbucks, Taco Bell, atau Domino’s akan ikut bergabung dalam “jalur kripto.”

Dari Dompet Digital ke Drive-Thru

Apa yang dulu tampak seperti eksperimen iseng kini jadi kenyataan: Bayar makanan cepat saji dengan aset digital yang nilainya bisa naik (atau turun) dalam semalam. Steak ’n Shake bukan cuma menerima Bitcoin; mereka menerima visi dunia di mana transaksi bersifat desentralisasi, cepat, dan bebas batasan mata uang.

Steak ’n Shake Terima Bitcoin Mulai 16 Mei Adopsi Kripto Masuk Jalur Cepat
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan