Jul 10, 2024

Solana Akan Mencapai $1200 pada Tahun 2025, Mungkinkah Terjadi? Berikut Penjelasannya!

Solana (SOL) menunjukkan ketahanan meskipun dalam keadaan koreksi pasar, dengan perkiraan bullish yang menunjukkan kenaikan harga secara signifikan. Tindakan mempertahankan tingkat dukungan secara horizontal yang telah menyebabkan terbentuknya titik terendah yang lebih tinggi dan berpotensi bullish.

Solana Tampilkan Bullish Trend

Analis terkemuka, Ali Martinez membagikan prospek optimis untuk Solana melalui X, dia mencatat bahwa pergerakan Altcoin saat ini mengingatkan pada perilaku di tahun 2021. The Relative Strength Index (RSI) selama periode kedua menunjukkan tingkat rendah yang sama sebelum terjadi perubahan yang signifikan, dan menyebabkan kenaikan harga Solana di pertengahan tahun 2021. Saat ini, RSI berada pada tingkat rendah yang menunjukkan kemungkinan bullish trend akan terjadi. 

Analisis Martinez yang mengekstrapolasi dari pola historis memproyeksikan harga target di $950 untuk Solana. Dia menekankan bahwa indikator teknis terutama dalam kondisi overselling mendukung terjadinya bullish trend.

Perkiraan Raoul Pal untuk Tahun 2025

Raoul Pal yang merupakan tokoh crypto space telah menjelaskan kepercayaannya pada perkiraan harga masa depan Solana. Ia memprediksi kenaikan harga signifikan pada tahun 2025, terutama selama crypto summer yang diantisipasi. Ia pun menganggap kenaikan harga 100% itu konservatif, dan lebih mengharapkan kenaikan sekitar 300% yang akan menetapkan harga sekitar $600.

Lebih lanjut, Pal berspekulasi bahwa Solana dapat mencapai $1,200 selama market cycle dengan potensi melebihi $2,000. Sedangkan untuk siklus jangka pendek ia memprediksi harga sekitar $750. 

Kinerja dan Aktivitas Pasar Saat Ini

Saat ini, harga SOL mencapai $142,69 yang mencerminkan kenaikan sebesar 2,53% dalam 24 jam terakhir, dan mengalami penurunan sebesar 3,45% dalam seminggu terakhir. Sedangkan volume penjualan Solana selama 24 jam terakhir adalah $3,767,161,926.

Seperti yang sudah dilaporkan oleh AMBCrypto, aktivitas jaringan Solana meningkat secara signifikan pada kuartal kedua di 2024. Biaya transaksi dan pendapatan meningkat melebihi $26 juta dan mengalami peningkatan 42 kali lipat dari tahun sebelumnya. Total volume penjualan SOL mencapai $292 miliar hampir tujuh kali lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2023.

Pertumbuhan ini dikaitkan dengan ekosistem Solana yang berkembang dengan pengenalan ETF SOL

Solana Akan Mencapai $1200 pada Tahun 2025, Mungkinkah Terjadi? Berikut Penjelasannya!
by Ajeng Sri

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan