Jul 15, 2024

Skild AI Mengumumkan Mendapat Pendanaan Senilai $300 Juta untuk Membuat “Robot Brains”

Skild AI akhir-akhir ini muncul secara diam-diam untuk melaporkan keberhasilan penutupan putaran pendanaan seri A senilai $300 juta yang menampilkan partisipan yakni Jeff Bezos dan SoftBank. Skild AI merupakan Carnegie Mellon spinout yang berfokus pada pengembangan sistem AI yang mampu disesuaikan dengan berbagai mesin dan perangkat robotik yang disebut dengan “general purpose brain”. 

Menurut unggahan di situs Perusahaan, pembiayaan tersebut dikumpulkan senilai $1,5 miliar dan dipimpin oleh Lightspeed Venture Partners, Coatue, SoftBank Group, dan Jeff Bezos (melalui Bezos Expeditions). Juga menampilkan partisipasi dari Felicis Ventures, Sequoia, Menlo Venture, General Catalyst, CRV, Amazon, SV Angel, dan Carnegie Mellon University. 

Kecerdasan Artificial Intelligence 

Skild AI mewakili unicorn terbaru untuk memasuki ruang AI dengan tujuan untuk mengembangkan “Artificial General Intelligence” (AGI), yang bergabung dengan OpenAI, Anthropic AI, xAI, dan organisasi lain yang berfokus pada pengembangan AI pada tingkat manusia.

Namun, penting untuk dicatat bahwa AGI merupakan istilah samar yang tidak memiliki makna ilmiah. Tidak ada konsensus di antara para ilmuwan tentang apa yang menjadi pembeda antara sistem AI yang kuat dan sistem AGI. Sampai saat ini, AGI tetaplah teoritis. Sejauh yang sudah diketahui, metode ilmiah sejauh ini belum menghasilkan bukti bahwa AGI merupakan kemungkinan fundamental.

Selain menyelesaikan hambatan AGI, Skild AI nampaknya mencoba memasuki sistem operasi robot di tingkat dasar. Adapun tujuan jangka panjangnya ialah untuk mengembangkan “otak” buatan modular yang dapat disesuaikan kembali untuk digunakan pada kontak yang memenuhi persyaratan daya dan konektivitasnya. 

Hubungan dengan Jeff Bezos

Pengumuman pendanaan seri A tidak menyebutkan secara spesifik mengenai jalur atau kemitraan Perusahaan. Namun, kita dapat berspekulasi bahwa Jeff Bezos atau Amazon mungkin sedang bekerja sama dengan Perusahaan berdasarkan partisipasi kolektif mereka dalam putaran pembiayaan. 

Hal ini pun memungkinkan Perusahaan lain seperti Boston Dynamics yang belum tentu berkecimpung dalam bisnis menciptakan sistem AI tingkat manusia untuk mendukung mereka dan bisa menjadi rekan bisnis yang strategis. 

Dalam bidang spekulasi murni, kita dapat mengasumsikan bahwa pengembangan otak AI akan melibatkan infrastruktur besar-besaran yang mirip dengan AI dan diperlukan untuk pengembangan ChatGPT OpenAI dan Grok xAI. Dari hal ini akan menempatkan chip makers seperti Nvidia dan AMD di urutan teratas Perusahaan, namun terdapat pula koneksi Jeff Bezos dan Amazon. Amazon memiliki cluster GPU yang besar dan digunakan untuk melatih Bedrock AI System, dan dapat dikatakan bahwa Amazon Web Service merupakan platform layanan cloud (penyimpanan) populer di dunia.

Skild AI Mengumumkan Mendapat Pendanaan Senilai $300 Juta untuk Membuat “Robot Brains”
by Ajeng Sri

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan