Mar 8, 2024

Shiba Inu (SHIB) Melonjak ke Top 10 Kripto dengan Keuntungan 121%

SHIBA (SHIB) Menghasilkan Keuntungan 121% Meskipun Pasar Turun-min

Di tengah gemuruh pasar kripto yang penuh dengan tantangan dan peluang, Shiba Inu (SHIB) muncul sebagai bintang yang terus bersinar, mengukir cerita kesuksesan yang memukau dan memikat hati para penggemar mata uang digital.

Sebagai simbol keberanian dalam menghadapi fluktuasi pasar yang tak terduga, SHIB tidak hanya berhasil bertahan tetapi juga mencatatkan keuntungan yang signifikan, menarik perhatian dunia dengan kenaikan harga yang spektakuler.

Dengan melonjaknya nilai pasar menjadi $20.96 miliar, pencapaian tertinggi sejak Desember 2021, Shiba Inu berhasil menempatkan dirinya dalam jajaran 10 besar mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, sebuah tonggak sejarah yang menandai transisi dari underdog menjadi pemain utama di arena kripto.

Dalam perjalanan ini, SHIB membuktikan ketangguhannya dengan mencatat keuntungan 121% dalam seminggu, sebuah prestasi yang layak diacungi jempol mengingat kondisi pasar yang kurang mendukung.

Namun, kisah Shiba Inu tidak hanya berhenti pada angka dan grafik. Dibalik layar, terdapat narasi tentang komunitas yang tangguh, pembakaran token yang strategis, dan pengembangan produk yang menjanjikan.

Shytoshi Kusama, pengembang utama Shiba Inu, memberikan sinyal tentang inovasi yang akan datang dengan mengungkapkan tentang pertemuan dan konsultasi dengan para mitra untuk layanan bertema Shiba Inu yang siap diluncurkan. Ini menandai awal dari babak baru dalam saga Shiba Inu, dengan potensi untuk mengubah peta persaingan dalam dunia meme coin.

Seiring dengan berita pembakaran 100 juta token dalam satu transaksi, mata kripto ini menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan pasokan, sebuah langkah yang bisa mendorong kenaikan harga lebih lanjut.

Fakta ini, bersamaan dengan kenaikan transaksi besar dan pertumbuhan akun baru, menunjukkan minat yang semakin besar dari para investor dan spekulan.

Momen krusial ini mungkin menjadi titik balik bagi Shiba Inu dalam persaingannya dengan Dogecoin (DOGE), yang saat ini memiliki valuasi $22 miliar.

Dengan adanya produk baru dan layanan yang inovatif di cakrawala, serta dukungan yang kuat dari komunitasnya, Shiba Inu berada di jalur yang menjanjikan, tidak hanya sebagai ‘pembunuh Dogecoin’ tetapi sebagai fenomena kripto yang berdiri tegak dengan keunikan dan kekuatannya sendiri.

Dalam perjalanan Shiba Inu yang penuh warna ini, satu pesan yang jelas terpancar: dalam dunia kripto yang penuh ketidakpastian, inovasi, komunitas, dan strategi yang cerdas adalah kunci untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang.

Shiba Inu, dengan semua kecerdasan dan ketangguhannya, terus mengukir cerita epiknya di dunia kripto, memikat hati para penggemarnya dan memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan komunitas dan inovasi.

Shiba Inu (SHIB) Melonjak ke Top 10 Kripto dengan Keuntungan 121%
by Rendy Andriyanto

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan