Jun 29, 2025

Setelah dapat Lisensi, Tether akan Pindahkan Kantor Pusat ke El Salvador

Default Featured Image

Penerbit stablecoin Tether mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan perusahaan dan anak perusahaannya ke El Salvador setelah memperoleh lisensi operasi di negara Amerika Latin tersebut.

Dalam pemberitahuan pada tanggal 13 Januari, Tether mengatakan bahwa mereka telah memperoleh lisensi untuk beroperasi di El Salvador sebagai penyedia layanan aset digital dan penerbit stablecoin. 

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk memindahkan kantor pusat dan anak perusahaannya ke El Salvador karena kebijakannya yang berwawasan ke depan, lingkungan regulasi yang menguntungkan, dan komunitas yang memahami Bitcoin yang terus berkembang.

“Keputusan ini merupakan perkembangan alami bagi Tether karena memungkinkan kami untuk membangun rumah baru, mendorong kolaborasi, dan memperkuat fokus kami pada pasar yang sedang berkembang,” kata CEO Tether Paolo Ardoino.

Langkah ini disusul laporan bahwa Ardoino dan kepala operasi Tether, Claudia Lagorio, mengakuisisi real estat dan menjadi warga negara naturalisasi di negara Amerika Latin tersebut pada tahun 2024. 

Sejak Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan niatnya agar negara tersebut mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada tahun 2021, banyak pelaku industri kripto yang menjalin hubungan dengan pemerintah atau bisnis lokal. 

Pada tahun 2023, Tether mengumumkan akan berkontribusi pada salah satu proyek energi terbarukan yang diusulkan El Salvador, termasuk fasilitas panas bumi.

Ardoino tampaknya telah bertemu atau berbicara dengan Bukele beberapa kali, mengunggah pesan ke media sosial yang menggemakan seruan Presiden El Salvador untuk mendatangkan perusahaan dan penduduk baru.

Dalam wawancara pada bulan Agustus 2024, Bukele mengklaim adopsi BTC telah menjadi hal positif bagi El Salvador, namun ia belum melihat banyak manfaat seperti yang diperkirakannya. Pemerintah melaporkan telah menyimpan lebih dari 6.000 BTC hingga Desember bernilai lebih dari $550 juta pada saat publikasi.

Sejak menjabat pada tahun 2019 dan terpilih kembali pada tahun 2024, presiden Salvador, yang pernah menganggap dirinya sebagai diktator paling keren di dunia, ia telah dipuji oleh banyak orang karena membantu mengurangi tingkat pembunuhan di negara tersebut. 

Namun, laporan telah menuduh bahwa Bukele juga telah secara keliru menahan orang-orang yang mengkritik pemerintahannya dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Setelah dapat Lisensi, Tether akan Pindahkan Kantor Pusat ke El Salvador
by Atikah


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan