Jun 30, 2025

Senator Minnesota Mengusulkan Undang-Undang Bitcoin Setelah Berubah Dari Skeptis Menjadi Percaya

Default Featured Image

Senator negara bagian Minnesota, Jeremy Miller, telah mengajukan Minnesota Bitcoin Act, sebuah rancangan undang-undang yang ia buat setelah mengalami perubahan pandangan yang signifikan terhadap Bitcoin.

“Saat saya semakin banyak mempelajari cryptocurrency dan mendengar dari lebih banyak warga, saya yang awalnya sangat skeptis kini mulai memahami dan percaya pada Bitcoin serta mata uang kripto lainnya,” ujar Miller dalam pernyataan pada 18 Maret.

Miller menjelaskan bahwa rancangan undang-undang ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Minnesota dengan memberikan izin kepada Minnesota State Board of Investment untuk mengalokasikan aset negara dalam Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, seperti halnya investasi dalam aset tradisional.

Beberapa negara bagian lain di Amerika Serikat juga telah mengajukan rancangan undang-undang serupa terkait pembelian Bitcoin. Menurut Bitcoin Laws, hingga saat ini, 23 negara bagian telah mengusulkan pembentukan cadangan Bitcoin, dengan total 39 rancangan undang-undang yang berkaitan dengan investasi negara dalam Bitcoin.

Dalam rancangan undang-undang ini, pegawai negara bagian Minnesota dapat memasukkan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya ke dalam akun pensiun mereka. Selain itu, penduduk juga akan memiliki opsi untuk membayar pajak dan biaya negara menggunakan Bitcoin. Saat ini, Colorado dan Utah telah menerima pembayaran pajak dalam bentuk mata uang kripto, sementara Louisiana mengizinkan penggunaan aset digital tersebut untuk pembayaran layanan negara.

Keuntungan dari investasi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya juga akan dibebaskan dari pajak penghasilan negara bagian. Di Amerika Serikat, hingga $10.000 yang dibayarkan kepada negara dapat dikurangkan dari pajak federal melalui potongan pajak negara bagian dan lokal, tetapi jumlah yang melebihi batas tersebut tetap dikenakan pajak negara bagian maupun federal.

Bertambahnya jumlah negara bagian yang mengusulkan rancangan undang-undang cadangan Bitcoin ini mengikuti langkah Senator Cynthia Lummis, yang pada Juli lalu mengajukan Strategic Bitcoin Reserve Act. Undang-undang ini bertujuan agar pemerintah federal membeli 200.000 Bitcoin setiap tahun selama lima tahun, dengan total 1 juta Bitcoin.

Namun, pada 12 Maret, Lummis kembali mengusulkan BITCOIN Act, yang memungkinkan pemerintah untuk memiliki lebih dari 1 juta Bitcoin sebagai bagian dari cadangan yang baru dibentuk.

Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan aset tradisional. Dari Agustus 2011 hingga Januari 2025, Bitcoin mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 102,36%, jauh melampaui S&P 500 yang hanya mencapai 14,83%, berdasarkan data dari Curvo.

Senator Minnesota Mengusulkan Undang-Undang Bitcoin Setelah Berubah Dari Skeptis Menjadi Percaya
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan