Jun 29, 2025

SEC menarik gugatan Coinbase di tengah pivot peraturan kripto

Default Featured Image

SEC Hentikan Gugatan terhadap Coinbase, Isyaratkan Perubahan Regulasi Kripto

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) resmi mencabut gugatan perdata terhadap Coinbase Inc. dan Coinbase Global Inc., mengutip perubahan pendekatan dalam regulasi kripto, menurut siaran pers 27 Februari.

SEC mengajukan stipulasi bersama dengan Coinbase untuk menghentikan kasus ini, yang sebelumnya merupakan bagian dari tindakan tegas regulator terhadap perusahaan aset digital.

Keputusan ini diambil setelah SEC membentuk Crypto Task Force pada 21 Januari, sebuah inisiatif baru yang bertujuan mengembangkan kerangka regulasi yang lebih terstruktur untuk sektor kripto.

Pendekatan Baru dalam Regulasi Kripto

Mark T. Uyeda, Ketua Sementara SEC, menyatakan:

> “Selama beberapa tahun terakhir, pandangan SEC tentang kripto sebagian besar disampaikan melalui tindakan penegakan hukum tanpa melibatkan publik. Saatnya Komisi memperbaiki pendekatan ini dan mengembangkan kebijakan kripto dengan cara yang lebih transparan. Crypto Task Force dibentuk untuk tujuan ini.”

SEC menegaskan bahwa pencabutan gugatan ini bukan berarti Coinbase bebas dari tuduhan yang diajukan. Regulator juga menegaskan bahwa Unit Teknologi Siber dan Emerging Technologies akan tetap menyelidiki dan menindak kasus penipuan yang melibatkan teknologi blockchain dan aset digital.

Langkah ini menunjukkan potensi perubahan dalam cara SEC menangani kasus terkait kripto, setelah lama dikritik karena kurangnya kejelasan regulasi oleh pelaku industri dan pembuat kebijakan.

Coinbase, sebagai salah satu bursa kripto terbesar di AS, telah berjuang melawan gugatan ini dalam perdebatan hukum yang lebih luas mengenai kewenangan SEC dalam sektor kripto.

Gugatan Lain yang Dihentikan

Selain Coinbase, SEC juga menghentikan tindakan penegakan hukum terhadap beberapa perusahaan kripto lainnya, termasuk Kraken dan Ripple Labs, yang menunjukkan adanya kemungkinan reorientasi strategi regulasi.

Langkah ini diambil di tengah tekanan yang semakin besar dari pembuat kebijakan dan pelaku industri yang menyerukan kerangka regulasi yang lebih jelas untuk aset digital.

Meski SEC tetap menegaskan bahwa tindakan penegakannya bertujuan menindak pelaku kejahatan di sektor ini, banyak pihak melihat perubahan ini sebagai pengakuan atas perlunya pendekatan yang lebih kolaboratif dalam regulasi.

Pencabutan gugatan terhadap Coinbase dapat menjadi indikasi upaya lebih luas untuk berdialog dengan industri dalam merancang kebijakan baru, alih-alih hanya mengandalkan tindakan hukum.

Namun, SEC juga menekankan bahwa keputusan ini tidak berarti perubahan sikap terhadap gugatan lain yang masih berlangsung di sektor kripto.

SEC menarik gugatan Coinbase di tengah pivot peraturan kripto
by Nona dari Nanovest


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan