Jun 29, 2025

SEC dan Justin Sun Sepakat Tunda Kasus untuk Negosiasi Penyelesaian

Default Featured Image

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dan pengusaha kripto Justin Sun telah mengajukan permintaan bersama untuk menunda sementara kasus hukum mereka sambil menjajaki kemungkinan penyelesaian, menurut dokumen pengadilan yang diajukan pada 26 Februari.

Permintaan tersebut diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York, meminta Hakim Edgardo Ramos untuk menangguhkan kasus ini setidaknya selama 60 hari.

Dalam pengajuan tersebut, tim hukum SEC dan Sun menyatakan bahwa jeda ini akan memberi mereka kesempatan untuk bernegosiasi tanpa perlu melanjutkan proses litigasi lebih lanjut. Mereka berargumen bahwa ini akan menghemat sumber daya pengadilan dan menguntungkan kepentingan publik.

Saat ini, pengadilan belum memberikan keputusan terkait permintaan tersebut.

Tuduhan Terhadap Justin Sun

SEC mengajukan gugatan terhadap Sun pada Maret 2023. Regulator tersebut menuduh pendiri Tron dan perusahaan-perusahaannya, yaitu Tron Foundation, BitTorrent Foundation, dan Rainberry, Inc., melakukan penawaran dan penjualan sekuritas tanpa registrasi melalui distribusi token TRON (TRX) dan BitTorrent (BTT).

SEC juga menuduh Sun terlibat dalam praktik “wash trading,” yaitu ketika suatu entitas secara bersamaan membeli dan menjual aset yang sama untuk menciptakan aktivitas pasar yang menyesatkan serta meningkatkan volume perdagangan TRX secara artifisial.

Selain itu, Sun diduga membayar sejumlah selebritas, termasuk aktris Lindsay Lohan dan rapper Soulja Boy, untuk mempromosikan TRX dan BTT tanpa mengungkapkan bahwa mereka menerima kompensasi atas dukungan tersebut. Beberapa selebritas yang terlibat telah mencapai kesepakatan dengan SEC dan setuju untuk membayar denda tanpa mengakui kesalahan.

Permintaan Penundaan dan Implikasinya

Permintaan untuk menunda kasus ini muncul ketika pengadilan sedang mempertimbangkan mosi dari Sun untuk membatalkan gugatan tersebut. Tim hukumnya berargumen bahwa tuduhan SEC memiliki kelemahan hukum dan seharusnya dibatalkan. Jika Hakim Ramos menyetujui penundaan, keputusan terkait mosi tersebut akan ditunda sementara negosiasi berlangsung.

Baik SEC maupun pengacara Sun menekankan bahwa jeda ini tidak akan merugikan pihak mana pun, termasuk pihak ketiga, dan tidak akan memengaruhi tenggat waktu yang ditetapkan oleh pengadilan. Pengajuan tersebut juga menyebutkan bahwa kedua pihak akan memberikan laporan status bersama dalam 60 hari untuk memperbarui pengadilan mengenai apakah telah tercapai kesepakatan atau jika kasus akan tetap berlanjut.

Potensi Kesepakatan

Penundaan ini bisa menjadi indikasi bahwa kedua belah pihak melihat peluang untuk bernegosiasi. Banyak kasus serupa antara SEC dan perusahaan atau eksekutif kripto sebelumnya telah diselesaikan melalui kesepakatan.

Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai. Masih belum jelas apakah Sun akan mengakui kesalahan sebagai bagian dari potensi penyelesaian atau apakah negosiasi ini akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

SEC dan Justin Sun Sepakat Tunda Kasus untuk Negosiasi Penyelesaian
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan