Jul 24, 2025

Saham Tesla atau BYD? Ini Jawaban Berdasarkan Kinerja dan Strategi Terkini

Ketika dunia mobil listrik makin padat dan kompetitif, dua nama besar terus menjadi sorotan utama: Tesla dan BYD. Keduanya mendominasi panggung kendaraan listrik global, namun jalur dan strategi yang mereka pilih sangat berbeda dan tahun 2025 menjadi titik balik yang menentukan.

Satu tertekan di kandang sendiri, satu lagi terus ekspansi global. Siapa unggul? Dan apa makna semua ini bagi investor?

Tesla: Terjebak di Pusaran Masalah Dalam Negeri

Tesla (TSLA), yang selama ini dipandang sebagai ikon revolusi mobil listrik, kini mulai terlihat goyah. Penjualan Q2-nya memang naik 14% dibanding Q1 yang musimannya lambat, namun secara tahunan justru turun 13,5%.

Dengan hanya 384.122 unit dikirimkan dan tidak ada model baru yang benar-benar menyegarkan pasar, investor mulai meragukan arah perusahaan ini.

Robotaxi, proyek ambisius Elon Musk yang digadang sebagai masa depan Tesla, sudah diluncurkan terbatas di Austin, Texas. Tapi layanan ini masih diawasi oleh “safety monitor” dan operator jarak jauh—jauh dari klaim otonomi penuh yang selama ini digaungkan.

Bahkan, beberapa insiden menunjukkan teknologi tersebut masih jauh dari matang.

Tak hanya itu, Tesla kini kehilangan insentif pajak EV di Amerika Serikat per 30 September, akibat anggaran baru dari pemerintahan Trump. Ini bisa menjadi pukulan besar di Q4, karena konsumen akan menunda pembelian.

Pendapatan dari kredit emisi juga dihentikan, menghapus sumber keuntungan yang sangat penting. Tanpa kredit ini, Tesla sebenarnya merugi di kuartal pertama 2025.

BYD: Mengejar, Menyalip, dan Menancapkan Bendera di Seluruh Dunia

Sementara itu, BYD (BYDDF), raksasa asal Tiongkok, justru terus menanjak. Penjualan Q2 mereka mencapai lebih dari 1,1 juta unit hampir tiga kali lipat Tesla. Dan yang paling mengejutkan: penjualan kendaraan listrik murni (BEV) mereka mencapai 606.953 unit, mengalahkan Tesla untuk kuartal ketiga berturut-turut.

Mereka juga unggul dalam efisiensi dan teknologi. Blade battery milik BYD yang digunakan bahkan oleh Tesla terbukti lebih murah dan aman. Dan kini, BYD mengklaim sebagai yang pertama dengan teknologi pengisian 1.000 kW, mampu mengisi penuh mobil hanya dalam lima menit. Game-changer?

Strategi ekspansi BYD juga tidak main-main. Dari Thailand hingga Brasil, dari Hungaria hingga Turki, mereka membangun pabrik dan mendekat ke pasar. Langkah ini bukan hanya untuk logistik tapi juga untuk menghindari tarif dan meningkatkan margin.

Laporan Keuangan: BYD Tumbuh, Tesla Mengecil

Secara keuangan, jurangnya semakin jelas. Pada Q1 2025, laba bersih BYD mencapai $1,26 miliar, melampaui Tesla yang hanya membukukan $934 juta. EPS BYD melonjak 98%, sementara EPS Tesla anjlok 40%.

Analisis Saham: Mana yang Layak Dikoleksi?

Tesla masih punya market cap yang jauh lebih besar: $1,07 triliun dibanding BYD yang hanya $141 miliar. Tapi angka ini lebih mencerminkan ekspektasi besar terhadap proyek otonomi dan robotika bukan kinerja fundamental.

Saham Tesla telah turun hampir 18% sepanjang 2025. Meski kini sedang membentuk basis teknikal baru dengan level beli di $367, risiko tetap tinggi. Sementara itu, saham BYD naik 52,2% sejak awal tahun.

Meskipun sempat terkoreksi karena perang harga, BYD kini kembali menguat dan sedang membentuk pola teknikal baru dengan buy point di $20,50.

Masa Depan: Robotaksi vs Realita

Tesla bertaruh besar pada AI, robot humanoid, dan sistem otonom. Tapi proyek Optimus robot yang katanya bisa menggantikan manusia di pabrik masih dalam tahap desain ulang. Janji-janji besar Elon Musk belum menelurkan produk nyata.

BYD memilih jalur yang lebih konservatif tapi nyata: memperluas produk, memperkuat jaringan, dan menurunkan biaya lewat integrasi vertikal. Mereka bahkan memproduksi chip sendiri sesuatu yang sangat jarang di industri otomotif.

Mana yang Lebih Siap Hadapi Masa Depan?

Jika investor jangka pendek, BYD jelas menawarkan momentum, pertumbuhan, dan ekspansi nyata. Tapi jika percaya penuh pada masa depan robotaksi dan AI dalam transportasi, Tesla tetap punya potensi meskipun penuh risiko.

Namun yang pasti, pertempuran Tesla vs BYD kini bukan hanya tentang penjualan EV, tapi juga tentang filosofi bisnis: disruptif dengan banyak janji, atau ekspansif dengan eksekusi disiplin.

Dan tahun 2025 bisa menjadi tahun di mana pasar mulai memilih siapa yang benar-benar menang.

 

Saham Tesla atau BYD? Ini Jawaban Berdasarkan Kinerja dan Strategi Terkini
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya